49 : still have feeling

469 64 7
                                    

.

.

.

.

"Gue lagi di perjalan ke mansion keluarga " ucap wanita yang sedang mengendarai mobil mazda  merah itu ,setelah memencet tombol auto sound di mobilnya

"tidak akan ada lagi berita yang akan muncul jadi kupikir akan mereda dengan sendirinya. Jangan khawatir tentang itu." lanjutnya 

"Gue udah dengar berita itu, apakah ayah tahu beritanya?" ucap laki laki di sebrang telfon.

"ya ,dia tahu segalanya" ucap irene

"jika ayahmu meninggal, ketahuilah bahwa itu akan menjadi kesalahanmu karena memberinya begitu banyak stres." ucap laki laki itu sambil terkekeh.

" Please dont say it" wajah irene mulai mengeras, dari mukanya kita tahu irene mulai tidak nyaman dengan alur pembicaraan di telfon tersebut.

"Siapa lo? nyuruh gue tidak mengucapkan perkataan gue barusan?" irene terdiam ,tangan kirinya memegang pelipisnya berdenyut, jaebum orang gila memang pikirnya.

" ckk worthless bitch!!"  ucapnya sebelum memutus sambungan sepihak.

Irene mulai mengeluarkan bulir bulir air matanya, dia sekarang tidak bisa bersandar kepada siapapun , karinanya juga sudah menjadi sandaran orang lain, biasanya ketika dia terkena tekanan dari keluarganya dia akan memeluknya, sekarang berita skandal kencan  irene semakin menyeruak  , dia harus melindungi seulgi, apapun itu seulgi bukanlah seorang figur seperti dirinya yang terbiasa dengan kemunculan di headline media korea.

_---------------------------------------_-----------------------------------_-------------------------------------------------

Irene berjalan memasuki apartemen karina, air mukanya tampak marah ,ia menangkap seorang berambut hitam itu tengah menatap televisi dengan snack nya.

"jimin? " ucapnya membuat orang yang di panggil menoleh ke arah sumber suara

" Apa kamu tidur dengan seulgi?" 

"Hah?! kamu gila ? gimana kamu bisa berfikiran kalau aku tidur dengan seulgi? apa kamu punya alasan kenapa aku ga boleh tidur dengan orang lain? Dia teman ku" karina menyanggah mencari pembelaan atas dirinya.

"what about it? Do you like it? Aku tanya padamu apa kamu suka tidur dengan orang lain?"  tanya irene dengan nada santai tapi menusuk ,pandanganya menatap tajam ke arah karina.

"ghuh? gimanaoun juga, coba gue balikin perkataan lo barusan? apa lo suka tidur dengan orang lain juga? kayanya lo lupa dengan satu hal ini bukan?"

irene mendudukan tubuhnya di sofa ,ia menghela nafas panjang sambil memejamkan matanya.

"Kita ga tidur bareng" ucap irene

"SEULGI NGOMONG KE GUE  ! " ucap karina mengeras

"Kenapa kamu yang sekarang marah?"

"Lo selalu ngeraguin gue !" irene mengernyit , menghela nafas dalam dalam

" Kamu ga peranh mikirin perasaan ku , sakit yang kamu beri padaku? aku dengar dan lihat semuanya kamu tidur dengan banyak orang,ini sudah cukup aku bersabar karina"

"meskipun rasa sakit yang kamu berikan padaku lebih dari penderitaan lain yang harus aku tanggung" irene menatap karina sayu.

"aku sudah di sini selama sepuluh tahun terakhir, ayah ku akan segera meninggal. aku sekarang bukan siapa siapamu,jimin aku juga adalah seorang manusia." irene berdiri meninggalkan karina yang tengah mematung, ia menangkap air mata irene, ia tahu kali ini irene pasti banyak tekanan, dia kini merasa bersalah padanya, kenapa dia tidak merengkuhnya,seharusnya ia merengkuhnya bukan malah menyalahkan irene juga.

Karina menggeram , lalu mengambil ponselnya,mencari kontak nama si bartender yang bernama seulgi tersebut.

"Gue tanya lo benerankan tidur sama irene?"

"Yes we are really did sleep"

" Dia tidur di kasur dan gue tidur sofa"ucap orang yang ada di sebrang

" Do you want to die? kenapa lo harus bohong sama gue huh?" ucap karina sedikit meninggi

" gue gak bohong karina, hanya saja gue gak ngasih detail ini pada lo"

" apa lo lagi mainin gue sekarang?apa ini lucu buat lo!?" ucap karina meninggi

"yes ,its a lot of fun!" karina mengepalkan tangannya samapi jari jarinya memutih, ini menunjukan bahwa ia benar benar marah dengan seulgi .

"Kenapa lo cepat marah ke president bae?selama ini gue  yang mengganggunya saat bosan 

bahkan jika kita pergi ke hotel, itu jelas ide gue , jadi ngapain lo marah padanya?bukankah lo sudah punya mainan lain?"

"itu....."

"selain itu joohyun seharusnya tidak menunjukkan perilaku ceroboh seperti itu di tempat seperti itu. Ada mata media di mana-mana dan jelas dia akan mendengar ejekan  dari keluarganya" ucap karina menggumam

"alasan" ucap orang dibalik telfon dengan remeh

"apa?"

"apa lo benar-benar berpikir joohyun adalah orang baik yang akan tidur dengan seseorang ketika dia menyukaimu? kenapa lo tidak bertanya padaku dulu? omong kosong apa ini? bukankah kita berteman?apakah lo ngacem gue barusan?jika lo marah  harusnya ke gue bukan joohyun." ucap seulgi mulai serius,suaranya tampak memberat menahan marah.

"itu...." ucapan karina menggantung.

"ahh gue sibuk sekarang dan suara musik di bar mulai menganggu pendengaran gue, jadi gue  akan  langsung ngomong  bahwa  "Lo masih punya perasaan sama dia".

.

.

.

.

.

.

.

TBC

WHAT DOES THE FOX SAY 3 | jiminjeong/winrinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang