54. BAD TIME

317 43 2
                                    

Langkah kaki jenjang itu menggema di lorong ruangan perusahaan, bagaimanapun ia harus mendapatkan kembali cincin pemberian kekasihnya itu,winter merasa bersalah karena berbuat teledor ,hingga merepotkan banyak orang, terutama pada Irene yang ia rasa harus repot repot datang kesana .

Ia mengedarkan pandangannya, ia juga melihat ruangan Karina, lalu ia mengecek jam di pergelangan tangannya, menunjukan  22.54, mungkin Karina sudah pulang, Karina bukanlah orang yang akan sekalian mengerjakan sesuatu di kantor jika jam kerja usai, ia akan memilih berkutat dengan laptop keluaran terbaru yang ia beli.

Tepat berdiri di depan sebuah ruangan berplakat Bae Irene,telinganya mendengar suara aneh yang tidak asing baginya, dalam fikirannya ia berdoa semoga dugaan nya tidak benar, ia dengan segera membuka kenop pintu yang rupanya memang di sengaja tidak di kunci oleh pemilik ruangan.

Matanya memanas, hatinya mencelos, tangannya berkeringat dingin, ia melihat dengan mata kepalanya sendiri, orang yang baru beberapa jam mengucapkan kata kata cinta untuknya kini tengah bergulat ria dengan bos nya.

Benar, winter mulai menyadari bahwa dia bukanlah apa apa jika di bandingkan Bae Irene, yang bisa memberi segala kebutuhan Karina.

Tapi tubuhnya kini mendadak refleks menghampiri keduanya, Irene tersenyum sedangkan Karina terlihat ketakutan melihat wajah marah winter, tangan winter menyeret Karina, tangan kanannya meraih kemeja Karina yang tergeletak di lantai,lalu melemparkannya ke arah wajah Karina dengan wajah poker nya, ya benar winter yang dingin kembali, Karina tahu wajah ini wajah yang selalu winter perlihatkan sejak SMA, wajah yang membuat kedua orang yang tak berbusana itu membuat sebuah rivalitas siapa penakluk gadis berambut blonde itu.

"Uh? Kelihatan nya ada yang kaget" Irene terkekeh , senang melihat ini, dalam hatinya jika dia tidak bisa memiliki maka ia akan membuat orang juga tidak bisa memiliki, ia terlampau senang saat ini

Winter masih menatap Irene dengan tatapan dinginnya.

"Aku sudah kerap kali melihatnya bersama orang lain,dan mungkin kamu adalah target selanjutnya" Karina mendelikkan matanya, ia merasa tidak setuju, baginya winter adalah orang special, mulutnya ingin berargumen namun winter sudah terlebih dahulu mengomentari hal yang Irene sampaikan.

"Ini bukan sesuatu hal yang benar,berkencan dengan banyak orang,merusaknya" Karina tertampar dengan kenyataan,ia mendengar dengan jelas suara dingin winter yang menginterupsi,mata winter terlihat melirik ke arah samping menatap nya dengan tajam lalu beralih kembali ke ire ne.

"Maaf,tapi perlu ku sampaikan, mungkin dia tidak mencintaimu"

"Untuk saat ini mungkin terasa menyenangkan,saling berpandangan mengucapkan kata-kata cinta "

"Akan lebih baik jika kamu tidak jatuh lebih dalam lagi Kim Minjeong "

"Anda sering bersama?"ucap winter

"Ya" Karina masih terdiam menundukkan kepalanya,tanganya bergerak gelisah, pertengkaran yang dingin, ia datang ke kantor untuk mengundurkan diri dari posisinya dan berniat serius untuk bersama gadis nya,ini semua terjadi karena dia egois dan serakah,ia tidak berpendirian.

"Sekarang kalian teman?"

"Huh? teman? Coba kamu fikirkan mobil yang kubeli untuk nya, apartemen itu, lalu posisi yang ku beri untuknya ,dan terakhir having sex together ,aku teman yang baik bukan"

"Kenapa? Anda mengatakan ini padaku? " Suara winter terdengar tercekat dan serak

"Karena aku kasihan padamu "

Winter melirik amplop pengunduran diri dari Karina, lalu menatap Irene

"Kufikir saya tahu apa yang menyebabkan anda melakukan ini"

WHAT DOES THE FOX SAY 3 | jiminjeong/winrinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang