Karina mengikuti winter yang baru saja mendapatkan kunci kamar motel itu.
Winter berhenti di nomor 0101 , membuka pintu itu,Karina membelalak matanya kagum dengan desain unik motel tersebut."Ini sedikit .. " ucap Karina terpotong
"Sedikit tua kan? "
"Bukan ,bukan itu ini sangat menakjubkan ruangannya bagus dan ada AC juga,cukup mewah untuk ukuran motel." Karina tersenyum
"Ini adalah satu satu nya tempat penginapan yang punya private room." Winter tersenyum,ternyata winter memesan ruang privat dengan fasilitas yang lengkap.
"Aah.. private room.. pantes aja " Karina berjalan lalu mendudukkan pantatnya di kasur king size tersebut,matanya masih menelaah sekeliling desain interior ruangan yang kuno tapi estetik.
"Minjeong ,kamu ga balik ke rumah? Pasti keluarga mu khawatir padamu." Ucap Karina menengok winter yang juga duduk di sebelah nya.
"Tenang aja, mereka udah tidur kok ketika aku menyusulmu tadi " winter nyengir menenangkan Karina.
"Apa kakak laki laki mu juga ikut?" Winter menggeleng.
"Tadi cuman nganter doang,dia punya pekerjaan yang masih numpuk di studio " ucap winter
"I see... " Karina mendadak merasakan hawa canggung ,ketika merasa tidak ada topik obrolan yang melintas dari kepalanya,ia merotasikan matanya lalu menangkap sebuah tv kuno.
"Haruskah kita nonton tv? " Karina menyalakan tv tersebut.
JREEENG!.
Karina mendadak panik ketika sebuah adegan ranjang tertampil di layar televisi tersebut,ia kemudian memukul badan tv itu dengan kesal ia memencet berbagai nomor tapi hasilnya tetap adegan tersebut. Sedangkan winter menatap Karina sambil menampilkan smirknya.
"Nona Karin... " Panggilnya lembut membuat Karina terkaget.
"Hah! Kenapa? " Karina kini masih membelakangi winter , pipinya memanas. Karena melihat adegan di layar tv tersebut.
"Bisakah kita juga mencoba melakukan itu juga? " Karina membelalakan matanya seolah melihat lampu hijau,ia berbalik lalu memagut bibir winter dengan cepat,melumatnya dengan penuh hasrat,Karina melepaskan pagutan itu ketika merasa winter mencengkeram pundaknya ,ia menatap manik perempuan di depannya ,terdiam lalu menghela nafas,ia sadar ia tidak boleh melakukan nya sekarang.
"Minjeong-ah kamu harus pulang sekarang." Karina memundurkan tubuhnya ,namun winter mencengkram flanel kotak Karina
"Jimin.. i want ... Kamu ga mau sama aku kan?" Winter menatap Karina dengan wajah melasnya .
"Apa? Bu bukan itu... " Karina menatap winter yang juga menatapnya , mereka terdiam saling menatap mata satu sama lain
"Itu-itu bukan karena aku ga mau dengan mu.. " Karina melirikan mata nya ke arah lain ,winter menghela nafas , mengendur kan cengkraman nya di flanel kotak itu.
"Jangan melakukan hal itu di sini ,aku ga tau ketika kamu mengingat nya nanti ..." Ucapan Karina terputus ketika winter telah memeluknya .
"Ini bukan sesuatu yang mudah akan di lupakan Karina... " Ucap winter menyebut nama Karina membuat aura nya terkesan berbeda dari biasanya.
"Please love me ... Make it so that i do not forget" ucapan winter kini tenggelam di perut Karina.
Karina menghela nafas, lalu memposisikan dirinya agar sejajar dengan winter.
"I Will do this .. don't regret anything after this... " Ucapan Karina parau. Lalu mencium winter dengan lembut, tangan winter ia kalungkan di lehernya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHAT DOES THE FOX SAY 3 | jiminjeong/winrina
FanficSEASON KE TIGA SERI WDTFS, Jika benang merah sudah mengikat maka semuanya akan baik baik saja #season 3 40- ongoing