53: Feeling like Psycho

344 37 6
                                    

Tak! tak! Tak!

Suara jari beradu dengan keyboard , Karina kini di sibukkan dengan pekerjaannya, sudah pukul 12.00 , itu tandanya sekarang adalah jam istirahat  ia melirik  makanan yang minjeong  bibirnya terangkat, minjeongnya sangat memperhatikan detail tentang dirinya, bahkan ia tahu makanan favoritnya.

Tok! Tok! Tok!

Suara ketukan pintu terdengar, Karina menatap pintu kayu itu.

"Masuk"

Kemudian seorang wanita berambut coklat di kuncir , dengan kacamata bulat bertengger di hidungnya , wanita itu membawa sebuah berkas.

"Ms.Yoo , saya membawa berkas yang telah di revisi " Karina mengangguk , lalu menerima berkas itu ,wanita itu menangkap ada sebuah cincin di jari Karina .

"Apa AC di kantor ini mati? Ryujin?"

" Aku melihat wajahmu memerah dari tadi siang"

"Tadi mr.bob sudah memanggil tukang servis jadi kurasa AC nya sedang bermasalah"

Karina mengangguk setelah mendengar penuturan  dari Ryujin.

"Kamu boleh keluar sekarang, kalau kamu ingin ngadem turun lah sebentar di kantin kurasa itu akan memperbaiki kondisi mu"

"Baik , saya permisi "

Ryujin bergegas keluar dari ruangan Karina, ia memegang kepalanya yang berdenyut.

"Oh astaga, alergi ini membuatku tersiksa" ia mengibas ngibaskan tangannya, ia melirik ke arah  minjeong yang sedang berbicara dengan Jong-in .

"Ah minjeong? Bisakah kamu membawa secangkir americano kalau kamu ke kantin ?"

"Tentu" minjeong menyelipkan rambutnya dengan tangan kirinya, hal ini membuat ryujin mengerjakan matanya, cincin yang sama

"Tsk... Kamu buta, dasar bodoh" ryujin menggumam dengan kesal,kemudian bergegas ke arah lift untuk pergi ke kantin.

.
.
.
.
Dong! 

Suara lift terbuka, mata minjeong membesar ketika ia melihat Irene kini berada dalam lift.

"Selamat siang Mrs.Bae? " Irene mengangguk kan kepalanya, ia benar benar merasa pusing sekarang.

"Mrs.Bae? Anda baik baik saja?" Ada wajah khawatir di muka minjeong ketika melihat wajah Irene yang kini merah seperti kepiting rebus.

"Ya aku baik baik saja, " Irene berniat berjalan keluar dari lift namun ia malah terhuyung ke arah minjeong.

"Mrs.bae?!" Dengan sigap minjeong menangkap tubuh Irene.

"Lepaskan..."

"Anda demam"

"Kubilang lepaskan"

"Hati hati , biarkan saya membantumu"

Minjeong memapah Irene keluar dari lift.

"Anda harus memeriksa diri ke rumah sakit"

"Tidak , saya sudah menelpon taksi tadi aku akan pulang"

"Lalu bagaimana dengan supirmu?" Ucapnya membuat Irene melirik sekilas

"Hari ini aku mengemudi sendiri "

Minjeong memapah Irene ketika ia melihat sebuah mobil taksi berhenti di depan kantor mereka.

"Saya akan ikut dengan anda" Irene hanya merotasikan matanya tanda menyerah dengan apa yang di lakukan oleh minjeong

"Lakukan semaumu"

.
.
.
.
.
.

Tidak banyak perkataan yang keluar dari mulut kedua orang yang kini bersebelah, ia menghargai waktu istirahat boss besarnya, ia jadikan bahunya sebagai sandaran, hingga mobil itu berhenti tepat di depan sebuah rumah mewah bercat putih.

WHAT DOES THE FOX SAY 3 | jiminjeong/winrinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang