"HUH?"
"HAH!!?"
"HAAAAHHH!?!?!!"
"FUCK! FUCK! FUCK! WHERE IS IT!?!!"
"FUCK! SUCH A FUCKING RING! WHERE DID THAT MOTHERFUCKER RING GO??!!"
Yaps. Seperti yang kalian tau. Hari yang cerah di markas sebuah organisasi diawali dengan teriakan dan umpatan penuh semangat anak muda. Tanpa perlu dijelaskan pun, kalian semua tau siapa orang yang penuh dengan semangat itu.
Brakk!
Brugh!
Bagh!
Bugh!
Krompyang!
Brakk!
Kebisingan terdengar dari dalam kamar seorang pemuda dan mengundang salah satu rekan di rumahnya untuk mengecek dan mungkin meminta pemuda itu untuk menghentikan apapun yang sedang ia lakukan saat ini.
"What the hell, Bakugo? Berhentilah mengumpat dan berteriak disaat yang bersama--"
Gedebuk!
"GET THE FUCKING OUT, YOU PERVERT ALPHA!!"
Seolah tidak cukup dengan timpukan sepatu diwajahnya, rekan pemuda itu kini mendapat julukan yang memalukan dan teriakan yang menggelegar.
"WHAT THE-!! I-I'm sorry, I didn't know you were naked-- A-anyway, aku akan segera keluar dan tenangkan dirimu, okay? Kau membuat Yuuji mendengar umpatanmu."
Sang rekan mengalihkan pandangannya sembari menutupi wajahnya yang sedikit memerah. Ia berjalan mundur dan menutup pintu kamar pemuda pirang itu lalu segera melarikan diri sebelum ia digiling hidup-hidup menjadi daging giling.
Kembali pada pemuda itu, Katsuki, menghentakkan kakinya kesal menuju lemari untuk memakai pakaian, mencegah kejadian tadi terulang.
Selesai berpakaian Katsuki kembali mengobrak-abrik isi kamarnya untuk mencari keberadaan cincin nya yang menghilang. Cincin itu pemberian dari Izuku. Ia bisa kehilangan muka jika sampai ia ketahuan menghilangkan cincin itu.
"Ka-Kat-nii.... Kat-nii lagi cali apa? Yuuji bantu ya?" Bocah manis bersurai sakura membuka sedikit pintu kamarnya dan melongokkan kepalanya ke dalam kamar.
Katsuki mendongakkan kepalanya dan melihat binar mata Yuuji yang seolah mengatakan bahwa ia benar-benar ingin membantu.
Katsuki menghembuskan napas panjang lalu melambaikan tangannya, memanggil Yuuji untuk mendekat.
"Kemarilah bocah. Bantu aku mencari cincin," Ujar Katsuki.
Yuuji membawa tubuh kecilnya ke tengah ruangan dan mulai membantu Katsuki mencari cincinnya yang hilang, "Cincin? Kat-nii punya cincin? Yuuji tidak pelnah melihatnya."
Katsuki mendengus lalu menjawab, "Tentu saja, aku memakainya di kalungku."
Yuuji ber-oh ria sembari mengangguk-anggukkan kepalanya sok mengerti.
Pencarian barang kecil berbentuk lingkaran itu berjalan alot meski telah mengerahkan semua orang di markas untuk mencarinya. Menjelang malam, semua orang kelelahan dan menyerah untuk menemukan cincin itu, meninggalkan Katsuki yang sedikit banyak merasa tertekan karena tidak segera menemukan cincinnya.
"Fuck," Desis Katsuki putus asa.
"Na, Kat-nii, apa Izuu-nii akan malah?" Yuuji yang terlihat segar setelah dimandikan oleh Mina, bertanya dengan polos.
"BUKANKAH ITU SUDAH PASTI?!"
Katsuki berbalik dan membalas pertanyaan bocah itu dengan berteriak karena kesal ia masih belum bisa menemukan cincinnya.
Yuuji yang diteriaki seperti itu, berjengit kaget, "Ka-kalau begitu, Kat-nii halus minta maaf ke Izuu-nii. I-Izuu-nii tidak akan malah jika Kat-nii meminta maaf."
Katsuki yang bisa dibilang telah mencapai batasnya itu terdiam lalu menatap manik mata Yuuji dalam-dalam.
"A-apa kau yakin?" Ia merasa ragu untuk memberitahukan pada Izuku jika ia telah menghilangkan cincin yang alpha hijau itu berikan.
Yuuji menganggukkan kepalanya penuh semangat dan berseru, "Ya! Izuu-nii pasti akan memaafkan Kat-nii!"
Omega pirang itu menggembuskan napasnya setelah berpikir sejenak. Ia beranjak berdiri lalu menepuk-nepuk celananya kemudian melangkah menuju kamarnya.
Ia berpikir bahwa apa yang Yuuji katakan ada benarnya. Karena itu ia memilih untuk merapikan kamarnya lalu membersihkan dirinya kemudian menghubungi Izuku untuk mengajaknya makan malam dan mengatakan bahwa ia kehilangan cincinnya.
Jujur saja, jantungnya berdetak cepat dan ia merasa gugup.
~~~
"HAAAHH!!? DASAR GILA! SEHARUSNYA KAU MENGHUBUNGIKU SAAT ITU JUGA! CK! SIALAN! DIAM DISITU DAN KATAKAN PADA ATASANMU UNTUK MENULIS SURAT WASIAT KARENA AKU AKAN MEMBUNUHNYA!!"
Tutt-
Wanita bersurai coklat itu meringis ngeri mendengar ancaman lawan bicaranya di telepon barusan. Ia menyimpan ponselnya lalu melangkah masuk ke dalam ruang rawat inap, tempat sang bos dirawat.
Ochaco melirik suaminya, mengisyaratkan Iida untuk menghentikan pembicaraan mereka sejenak karena ada yang harus ia sampaikan pada sang bos.
"Midoriya-sama, sepertinya Anda harus menulis surat wasiat secepatnya," ujarnya miris.
"Chaco?" Izuku menatapnya bingung.
"Apa maksudmu, Babe?" Iida tidak mengerti arah pembicaraan sang istri.
Ochaco menatap keduanya lalu sedikit menunduk dan berkata lirih, "Itu.... sepertinya Katsuki-sama berniat untuk membunuh Midoriya-sama saat ia tiba nanti."
Iida dan Izuku terdiam mendengar ucapan wanita itu.
Iida yang memikirkan nasib dirinya dan istrinya jika sang bos meninggal, sekaligus bertanya-tanya apakah calon 'nyonya' mereka akan benar-benar membunuh Izuku yang notabenenya adalah calon suaminya.
Sedangkan Izuku kini tengah larut dalam pikirannya, memikirkan surat wasiat seperti apa yang harus ia tulis jikalau Katsuki benar-benar akan membunuhnya.
Beberapa menit berlalu mereka habiskan untuk merenung dan bukannya mencari cara untuk menyelamatkan diri dari 'pencabut nyawa' yang akan datang hingga akhirnya mereka sadar bahwa seharusnya mereka melarikan diri, tetapi terlambat.
Langkah kaki yang terburu-buru dengan hentakannya yang keras menyadarkan mereka bahwa mereka --lebih tepatnya Izuku-- terlambat melarikan diri.
BRAKK!!
"WHERE'S THAT STUPID BROCCOLI?! LET ME KILL HIM!! "
.
.
.
.
.
.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
My Hot Sexy Husband [Slow Update]
FanfictionIzuku Midoriya. Seorang alpha dominan tampan bersurai hijau, sang pemimpin sekaligus pemilik tunggal Mido Group yang berpusat di Eropa, terpaksa pulang ke Jepang setelah lelah mendapatkan teror dari Ibu nya yang memintanya untuk pulang. Sesampainya...