Finding the Truth (part 3)

40 7 7
                                    

"Ndree... muka lo kok makin pucet sih? lo sakit apa gimana?"  tanya Rizal cemas

"Nggak kok Zal, mungkin aku kecapekan dan kayanya juga lagi banyak pikiran"  jawab Andreas dengan lemas

"Yaudah, istirahat dulu gih sana, sorry tapi nih kamar gue rada berantakan. Yah soalnya pembantu gue lagi cuti melahirkan, jadi belom sempet gue kemasin, hehe"  jelas Rizal 

"Iya santai aja Zal, aku numpang istirahat ya?"  tanya Andreas sambil mengambil bantal di kasur

"Oke Ndre, kalo ada apa-apa panggil gue aja ya"  kata Rizal sambil beranjak keluar kamar

Sementara itu, pihak kepolisian yang masih menyiasati kasus pembunuhan di sekolah tersebut dibuat tambah bingung dengan insiden yang dialami Reza. Sudah lebih dari 3 jam Reza belum sadarkan diri, penjaga UKS mengatakan jika pukulan di kepala Reza cukup kuat sehingga keseimbangannya langsung roboh seketika dan menyebabkan ia tak sadarkan diri. Pihak kepolisian juga tak menemukan luka lain di bagian tubuh Reza yang membuat mereka berkesimpulan bahwa Reza hanya pingsan akibat pukulan benda tumpul. Akhirnya pihak kepolisian pun membawa Reza ke Rumah Sakit Anugrah Jaya agar mendapatkan perawatan yang lebih baik.

Keesokan paginya, Kepala Sekolah mengumumkan melalui pesan berantai kepada seluruh siswa bahwa sekolah masih ditutup sampai waktu yang belum bisa dipastikan. Beliau memberikan kebijakan kepada para siswa dan guru untuk melakukan pembelajaran dalam jaringan (online) melalui website sekolah ataupun grup chat. Tak lama kemudian Reza pun sadar perlahan, namun ia terkejut dengan sesosok pria yang duduk di ruangan tersebut.

"Perkenalkan, aku Julian Atmajaya, aku diamanahkan oleh Kepala Kepolisian untuk merawatmu sampai kau benar-benar pulih"  ucap Julian

"Apa yang terjadi denganku?"  tanya Reza lagi

"Oh iya semalam kau ditemukan oleh penjaga sekolah tergeletak di depan pintu toilet, dan kau sempat ditangani di UKS, tetapi untuk perawatan yang lebih baik, kau dibawa kesini"  jawab Julian

"Lalu kau sendiri kenapa membantuku?"  tanya Reza lagi

"Well, sebenarnya aku tak tau apa yang terjadi di sekolah kalian, aku hanya mendapat kabar jika ada salah satu siswa yang tewas di halaman belakang sekolah. Tapi karena ayahku masih memiliki kekerabatan dengan Kepala Kepolisian kota, makanya ayahku memintaku untuk menjagamu disini selagi kasus itu diselidiki"  jawab Julian

"Hmmm, ada apa ini? kenapa anak ini seperti mengingatkanku pada seseorang? tapi siapa? ahh mungkin itu hanya perasaanku saja, dan setelah anak ini sembuh aku harus bergegas pulang untuk mengatakan pesan ayah pada saudaraku"  gumam Julian dalam hati

"Terima kasih ya kau sudah mau menjagaku disini"  ucap Reza

"Sama-sama bro, aku urus administrasi dulu, dan kau cukup beristirahat dengan baik karena kemungkinan besok kau sudah bisa pulang. Oh iya kau jangan sesekali berpikir untuk mengganti ini semua, jadi bersiaplah untuk pulang besok."  ucap Julian sambil berjalan keluar

Sementara itu...

"Zal... Rizal.... kamu dimana sih? Zal!!!"  teriak Andreas dari ruang tengah

"Duh, kenapa sih teriak pagi-pagi, kelas dimulai kan jam 10"  jawab Rizal dengan nada kesal

"Eh, lihat nih ada pemberitahuan jika si Reza itu masuk Rumah Sakit Anugrah Jaya demi mendapatkan perawatan yang baik"  kata Andreas sambil menunjukkan HPnya pada Rizal

"Ohh, kenapa gak dibiarin mati aja sih tuh anak, pembunuh kek gitu mah mending gausah ditolong"  ucap Rizal kesal

"kenapa sih kamu kayanya benci banget sama dia? hanya karena stereotipe jika orang dingin itu rata-rata psikopat?"  ucap Andreas

"Iya iya maap... yaudah sekarang lo mau ngapain? jenguk dia? tunggu ya gue mandi dulu" jawab Rizal kesal

"Nggak Zal, dia sudah pulang katanya. Tapi aku masih heran dengan kasusnya si Erik, kenapa bisa ada kain bertuliskan DONE yang aku temuin juga pada mayat orang tuaku dulu dan mayat seorang Ibu di tepi jalan waktu itu? kalo menurutmu gimana Zal?"  tanya Andreas heran

"Kasus ini nggak sesederhana yang kita kira sih Ndre, soalnya pemikiran jangka pendek gue langsung nyimpulkan jika ada 1 pembunuh yang sama, tapi kalo dari riset-riset yang gue baca dan juga komik-komik bergenre Thriller, keknya pembunuhnya gak cuma 1 orang, bisa jadi ada beberapa orang yang diberikan misi oleh 1 komando, bisa jadi komando nya ialah setelah membunuh korbannya tulislah kata DONE menggunakan darah korban di kain atau sobekan baju korban"  jelas Riza

"Emmm bisa jadi sih Zal, tapi  apa iya orang tuaku juga mengalami hal yang sama?"  tanya Andreas

"Oh iya, maaf nih gue nanya. Waktu kejadian 3 tahun lalu, lo masih inget gak orang tua lo dibunuh itu karena apa? ditembak, ditusuk, atau bagaimana?"  tanya Rizal

"Iya, ada  sayatan yang lebar di perut mereka, dan leher mereka seperti ada bekas ikatan tali yang kuat, sementara itu ada bekas luka tembakan gitu di kepala mereka"  jelas Andreas

"Duhh serem amat, eh tapi ya, kalo gue lihat mayatnya si Erik kemaren, memang ada luka sayatan yang lebar dari bagian dada ke perut nya, dan memang lehernya juga ada bekas ikatan gitu, tapi gue gak ngeliat ada luka tembakan di kepala Erik. dan jika memang leher para korban ini diikat, lalu gunanya untuk apa? digantung?"  jelas Rizal dengan heran

"aku rasa sepertinya bukan untuk digantung deh Zal, tapi diseret gitu buat dipindahin ke tempat lain, soalnya bercak darah juga aku temuin di kamar orang tuaku dulu, sementara mayatnya ada di ruang tamu"  ucap Andreas

"Artinya, si Erik juga bisa aja ngalamin hal yang sama, bisa jadi dia sudah dibunuh di tempat lain dan mayatnya dipindahkan ke halaman belakang sekolah"  kata Rizal

"Iya bisa jadi sih Zal, berarti kita harus mencari lokasi pembunuhan itu"  ucap Andreas

"Bentar deh Ndre, kok lo kekeh banget sih mau siasatin kasus ini? kenapa kita gak siasatin kasus orang tua lo aja Ndre?"  tanya Rizal penasaran

"Emang yakin kasus 3 tahun lalu bisa keungkap Zal, aku bukannya gak mau, tapi seperti ngerasa gak yakin aja gitu"  jawab Andreas

"Lah, ini Andreas Erwanto kan? kenapa lo jadi pesimis gini, lo semangat pengen mecahin kasus orang lain, tapi kenapa kasus lo sendiri gak diusut, inget Ndre banyak kasus yang bisa dipecahkan walau kejadiannya sudah puluhan tahun lalu"  balas Rizal tegas

"Ntah kenapa aku selalu lemah kalo mengingat kejadian itu Zal, walau sebenarnya hati ini seperti ada yang mengganjal karena kasusnya belum diusut tuntas"  ucap Andreas

"Nah makanya, sekarang kita sarapan dulu sambil pikirin gimana kita bisa menyiasati kasus orangtua lo sekaligus menguak semua kasus yang pernah lo temui Ndre"  ucap Rizal




Terima kasih telah membaca Wattpad kami, jangan lupa tinggalkan komentar dan vote nya ya...


JUST TELL ME THE TRUTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang