The Suspect(s) - Part 01

31 2 12
                                    

Rasa bingung bercampur kesal merundung perasaan Andreas setibanya di rumah. Tapi seketika Andreas terkaget mendapati seseorang yang menyapanya dari belakang.

"Hai, kau jangan kaget begitu, izinkan aku membantumu"  ucap Reza dengan senyum lebar di wajahnya

"R..rr...reza? Apa yang kau lakukan disini?"  tanya Andreas kaget

"Aku cuma ingin berterima kasih karena selama ini kau selalu membelaku, jadi anggap saja bantuanku ini sebagai ucapan terima kasih padamu Andreas"  ucap Reza

Andreas hanya merasa aneh kenapa Reza yang biasanya dingin tiba-tiba datang dengan karakter yang berbeda. Keheranan Andreas semakin menjadi saat Reza bersikeras untuk tetap ingin membantu Andreas. Andreas menolaknya dan mengatakan jika ia bisa melakukannya sendiri. Namun seketika, Reza mengeluarkan sebuah palu dari saku belakang celananya.

"Aku sudah bilang, aku hanya ingin membantu"  ucap Reza sambil terus melangkah maju

"Zaa, pliss stop! aku ada salah apa sama kamu Za! Kau ini kenapa?"  ucap Andreas dengan nada panik sambil terus melangkah mundur

"Kau berusaha membongkarnya bukan? aku akan membantumu melakukannya, dan ini sama sekali tidak menyakitkan"  ucap Reza sambil terus berjalan mendekati Andreas

Reza terus melangkah maju sambil membawa palunya mendekati Andreas, sampai akhirnya ...

Bruaaakkk...

Darah pun mengucur dari kepala Andreas, dan seketika Andreas pun tergeletak di lantai bercucuran darah, sementara Reza dengan santainya pergi dan meninggalkan palu nya di sebelah Andreas yang sudah terkapar. Andreas terus merintih kesakitan sampai akhirnya,  Andreas pun tak sadarkan diri.

Sementara itu di kediamannya, Julian menemukan sesuatu di bawah meja.

"Eh Lian, apa yang lagi lo baca itu?"  tanya Rizal

"Ahh ini, aku menemukannya di bawah meja, ternyata isinya hanya catatan pelajaran, tak kusangka kau serajin itu Zal"  jawab Julian dengan senyumannya

"Catatan pelajaran? eh kayanya itu bukan punya gue deh, coba sini gue liat"  ucap Rizal
"Ehh ini punya Andreas, pasti karena buru-buru jadi kelupaan kan, gimana kalo kita anter aja ke rumahnya?"  ajak Rizal

"Wah ide yang bagus Zal, sekalian kita belanja di Mall, kebetulan ada Discount gede-gedean tuh"  jawab Julian sambil membenarkan blazer nya

Setelah mobil dipanaskan, Julian dan Rizal pun bergegas pergi menuju ke rumah Andreas. Di sepanjang jalan, Rizal menceritakan tentang karakter Andreas yang cukup bijaksana namun terlalu polos yang terkadang membuat Rizal geram.

Tak berselang lama, mereka pun tiba di rumah Andreas. Namun betapa terkejutnya mereka mendapati rumah Andreas yang porak poranda

"Eh, katamu dia itu anaknya rapih dan perfeksionis, kenapa rumahnya seperti kapal pecah begini? haha"  ucap Julian sambil memberi tawa kecil

"Lian, ini sepertinya ada yang nggak beres deh, kayanya ada yang merusak rumahnya, tapi dimana Andreas ya?"  ucap Rizal

"Kita masuk aja kali ya, pintu nya terbuka tuh, mungkin dia lagi beres-beres di dalam"  ucap Julian sambil keluar dari mobilnya

Dan sesampainya di depan rumah, mereka makin terkejut dan panik melihat Andreas sudah tergeletak berlumuran darah. Bergegas Rizal dan Julian menghampiri Andreas yang sudah tergeletak tak sadarkan diri berlumuran darah

"Ndree!!! lo kenapa, bangun Ndre...."  ucap Rizal panik

"Eh Zal, nadinya masih berdenyut, udah kita bawa ke rumah sakit aja"  ucap Julian

Mereka pun menggotong Andreas menuju mobil dan bergegas pergi ke Rumah Sakit.

"Liann cepetan bawa mobilnya!!!"  ucap Rizal panik

"Iya iya, ini aku juga udah ngebut, kau tau jalanan disini lumayan berbahaya dan juga tajam tikungannya"  ucap Julian berusaha menenangkan Rizal

"Andreee, lo kok bisa begini sih? Bangun Ndree"  ucap Rizal sambil menggerak-gerakkan kepala Andreas

Sesampainya di Rumah Sakit, Andreas langsung dilarikan ke UGD dan mendapatkan penanganan pertama. Julian terus menenangkan Rizal yang paniknya sudah tidak terkendali lagi dengan mengatakan jika Andreas pasti akan sembuh. Namun Rizal semakin kuat dalam berkeyakinan dengan mengatakan jika Reza ada di balik semua ini dikarenakan palu yang ditemukannya di lokasi itu.

"Apa lo gak liat tadi, di dekatnya ada sebuah palu, yang mana palu itu sama persis yang pernah guru kita temukan di tasnya Reza waktu kerja bakti tahun lalu"  jelas Rizal sambil menghapus air matanya

"Hey, memangnya yang punya palu itu hanya Reza? bisa jadi orang lain yang kebetulan melakukannya dengan palu yang mirip dengan milik si Reza"  ucap Julian mencoba menenangkan

"Sekarang gue tanya, Andreas itu sejahat apa sih sama orang lain? Sepedes-pedesnya mulut gue dia negur gue juga dengan nada yang tenang, bahkan saat gue ngebully si Reza, dia juga negur gue dengan tegas tapi tetap tenang"  jelas Rizal

"Iya, kali ini kau benar, dia memang sepertinya bukan anak yang punya banyak masalah dengan orang lain, karena dia itu sangat persis dengan ayahnya"  ucap Julian

Setelah kurang lebih 3 jam mereka menunggu, dokter pun keluar dari ruang UGD dan menginformasikan kondisi Andreas kepada Rizal dan Julian

"Dok, bagaimana kondisi Andreas, dia nggak apa-apa kan Dok?"  tanya Rizal panik

"Beruntungnya dia cepat kalian bawa kesini, ada pendarahan yang cukup berat di pelipis sebelah kanannya, tapi tidak sampai mencederai mata ataupun otaknya, sehingga tidak ada luka serius, tetapi ada sedikit keretakkan di tulang pelipisnya, dan kondisinya sekarang sudah lebih stabil dari sejak awal dia dibawa kesini, bagaimana ini bisa terjadi?"  ujar sang Dokter

"Kami juga kurang tau persis kejadiannya Dok, tiba-tiba saja kami menemukannya sudah tergeletak di rumahnya, kami mohon berikan perawatan yang terbaik untuknya Dok" ucap Julian

"Kami pasti akan melakukan yang terbaik untuk pasien kami, kalau begitu saya akan berikan obat dulu agar memarnya bisa segera membaik"  ucap sang Dokter

Mendengar hal tersebut, Rizal pun bergegas masuk ke ruang dimana Andreas dirawat. Tangis Rizal pun pecah melihat temannya terbaring dengan kondisi yang memprihatinkan. Sungguh pemandangan yang amat menyayat hati Rizal. Bagaimana tidak, seseorang yang selalu berlaku baik pada semua orang dan terlihat kuat, kini seakan menjadi seorang penjahat yang dikeroyok warga. Suasana semakin biru saat Rizal menjelaskan tentang keberanian Andreas untuk menyiasati kasus pembunuhan orang tuanya.

"Lian, selama Andreas dirawat, lu mau kan bantu ungkap siapa pembunuh orang tua dia? dan gue yakin kalo pembunuhan ini ada kaitannya sama kasus Anak kecil di tepi jalan itu dan juga kematian Erik"  tanya Rizal

"Tentu saja aku akan membantumu adikku, kau jangan khawatir"  ucap Julian sambil membenarkan kerah bajunya.




Hey terima kasih sudah membaca Wattpad kami, jangan lupa tinggalkan komentar dan beri vote yaa...

JUST TELL ME THE TRUTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang