Chapter 5 : Regret

54 5 18
                                    

"Pak... lepaskan saya Pak, bapak nggak bisa menahan saya hanya dengan tuntutan sepihak!!!"  ucap Arga meronta

"Diam! Tapi kau sudah merugikan materiil terhadap saudara Andreas"  jawab Polisi dengan tegas

Polisi pun memasukkan Arga ke dalam sel tahanan. Arga masih emosi dengan apa yang terjadi pada dirinya, ia merasa jika apa yang ia lakukan harusnya tidak berujung ke bui. Tiba-tiba, seorang polisi membukakan pintu sel Arga dan menyuruhnya keluar sebentar karena ada panggilan untuknya.

"Halo.."  ucap Arga

"Arga, maafkan aku, aku terpaksa melakukan ini"  ucap Vano

"Vano!! Pliss, kau tau benar aku melakukan ini karena apa kan? kumohon cabut laporannya Vano!"  mohon Arga

"Maafkan aku Arga, tapi kau telah merusak semuanya, aku harap ini bisa menyadarkanmu. Kau tau, aku masih kangen saat kita ngumpul-ngumpul dulu dan berbincang soal perkuliahan. Tapi semua berubah saat kau terhasut dendammu itu"  ucap Vano

"Vano!!! Vano!!!"  teriak Arga

"Maaf, telponnya sudah ditutup, silakan kembali ke sel ya"  ucap seorang polisi

Sementara itu, setelah Vano mengantarkan Andreas pulang ke rumahnya, ia mendapat pesan dari Julian untuk menemuinya di rumah Rizal. Vano pun segera menuju kesana. Dan sesampainya di rumah Rizal...

"Aku salut denganmu Zal, ternyata kau bisa semudah itu mengakui kesalahanmu pada Reza"  ucap Julian

"Ya mau gimana lagi, gue emang udah salah menilai dia, tapi dia jadi kehilangan jati dirinya dan justru terpengaruh oleh si Argasatwa itu"  ucap Rizal

"Heh, sembarangan aja kau mengubah nama orang"  ucap Julian

"Habisnya gue kesel banget, masa iya sih dia tega begitu sama keluarganya sendiri"  ucap Rizal

Teng...tong...

"Itu pasti Vano, biar aku yang bukain pintu"  ucap Julian sambil menuju ke arah pintu

"Woyy, pake baju lo Liaannn!!!"  teriak Rizal

Setelah mempersilakan Vano masuk ke dalam, Julian pun mengeluarkan banyak sekali dokumen-dokumen. Rizal menanyakan untuk apa itu, dan Julian menjawab jika dokumen ini akan diberikan semuanya kepada Vano karena ia tak akan kembali ke perusahaan Ayahnya. Vano terkejut dan mencoba menolak, namun Julian memaksanya untuk mengambil dokumen-dokumen tersebut. Tanpa perdebatan panjang, Vano pun akhirnya menerimanya.

Di sisi lain, Andreas sedang memandangi seisi rumah, dan tiba-tiba ia terhenti di sudut ruangan memandangi foto kedua orang tuanya...

"Papa... Mama.... Andreas lega karena sekarang pelaku pembunuhan kalian sudah ditangkap, semoga kalian juga tenang di sana. Andreas harap bisa menjadi anak yang Papa dan Mama mau"  ucap Andreas dan seketika air matanya pun menetes karena mengingat kenangan dulu bersama kedua orang tuanya. 

Dirundung rasa penasaran, Andreas pun ingin melihat kondisi Reza di kantor polisi, ia pun segera pergi ke kantor polisi dengan mengendarai motornya. Sesampainya di kantor polisi, ia melihat Reza sedang disuapi oleh perawat RSJ yang ditugaskan untuk merawatnya selama menjadi tahanan. Dan tiba-tiba terdengar suara panggilan dari mulut kecilnya

"A...A-an..Andreas..!!"  teriak Reza

"Reza, akhirnya kau memanggilku juga"  ucap Andreas

"Aku ingin cerita semuanya padamu Andreas, aku harap kau bisa mengerti ini semua" ucap Reza

"Aku udah lupain itu kok, dan kau juga udah mengaku jika itu karena pengaruh obat dari Arga" ucap Andreas

JUST TELL ME THE TRUTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang