Solving the Cases - Part 03

26 3 10
                                    

Berdasarkan keterangan yang Vano berikan, beberapa polisi tak langsung meyakininya dan meminta Grafolog lain untuk datang ke kantor polisi sebagai saksi ahli. Beberapa jam kemudian, dua orang Grafolog dari Universitas ternama pun mendatangi kantor polisi. Bukti-bukti yang ada pun diberikan kepada kedua Grafolog tersebut. Polisi meminta Vano dan Julian untuk tetap menunggu, dan tak berselang lama salah satu Grafolog itu mengatakan jika apa yang disampaikan Vano adalah benar, sementara Grafolog yang lain masih membedah paraf dari Arga. Tiba-tiba, Grafolog kedua pun mengatakan hal yang sama, jika terdapat kecocokan sebesar 85 persen antara hasil bedah paraf Arga dengan semua tulisan di barang bukti tersebut. Mendapati hal tersebut, Polisi pun segera bersiap untuk melakukan penangkapan terhadap Arga.

Sementara itu, Andreas yang kondisinya semakin membaik pun sudah bisa melakukan banyak pergerakan. Dokter pun mengatakan jika Andreas sudah boleh pulang. Rizal hendak menghubungi Julian, tapi dia tau jika Julian mungkin saja sedang mempersiapkan kepergiannya jadi Rizal pun memutuskan untuk memesan taksi online. Selagi menunggu jemputan, Rizal membantu Andreas untuk berkemas dan bersiap untuk pulang.

"Ndre, akhirnya lo udah pulih lagi, bentar lagi taksi kita dateng, ayo bergegas"  ucap Rizal gembira

"Zal, makasih banget ya udah mau lakuin ini semua, dan kita bezuk dia dulu ya sebelum pulang?"  tanya Andreas

"What???... hell no!!!! lo kenapa sih masih mikirin dia? udah yuk cepetan kita pulang"  jawab Rizal kesal

"Zal, pliss, aku mohon..."  ucap Andreas memohon

"Yaudah, ayo, tapi kita cuma membezuk dia saja, jangan sampai lo ngobrol dengan dia"  ucap Rizal

Mereka pun segera meninggalkan rumah sakit tersebut dan masuk kedalam taksi yang sudah dipesan sebelumnya oleh Rizal. Rizal pun meminta supir taksinya untuk singgah sebentar ke RSJ tempat Reza dirawat. Sesampainya di RSJ, Andreas sangat terkejut dikarenakan Reza sudah tidak ada disitu lagi dan salah satu penjaga di RSJ mengatakan jika Reza dilarikan ke Rumah Sakit karena kondisinya yang semakin lemah.

"Zal, dia nggak ada disini... berarti dia ada di Rumah Sakit tempat gue dirawat"  ucap Andreas

"Lalu? Lo mau kita balik lagi kesana? No way, sekarang ayo kita pulang!!"  ucap Rizal dengan tegas

Karena tak ada pilihan lain, Andreas pun mengikuti kata Rizal untuk pulang ke rumahnya. Sepanjang perjalanan, Andreas terdiam dalam lamunan. Rizal pun menanyakan kenapa ia sampai melamun seperti itu. Andreas menjawab jika ia merasa sangat bersalah atas semua kasus yang telah menyeret banyak pihak yang mana harusnya masalah itu dia selesaikan sendiri. Rizal kembali menjelaskan jika Andreas sudah dianggapnya sebagai saudaranya sendiri. Mendengar hal itu, Andreas makin teringat kedua orang tuanya yang sempat mengatakan ingin memberikan adik agar Andreas punya teman, namun kasus pembunuhan itu mengubah segalanya. Sesampainya di rumahnya, Andreas turun dengan wajah bingung dan terkejut melihat rumahnya sudah direnovasi dan terlihat rapi. Seketika air mata Andreas pun jatuh mengalir.

"Ndree, lo kenapa? Ini rumah baru lo... lo gak suka ya?"  tanya Rizal

"A..a aku gak tau harus bilang apa, aku gak tau jika kalian sepeduli ini sama aku, padahal kita sering banget berdebat jika di sekolah"  jawab Andreas sambil menghapus air matanya

Mereka pun masuk ke dalam rumah Andreas, namun tangisnya semakin pecah melihat kondisi barang di rumah tidak berubah dan sama seperti sejak awal ditinggalkan. Rizal pun kembali menenangkan Andreas. Sementara itu, Julian dan Vano memutuskan untuk kembali ke Rumah Sakit guna menjemput Andreas. Namun sesampainya disana, Resepsionis mengatakan jika Andreas sudah pulang bersama Rizal. Segera Julian menelpon Rizal untuk memastikan hal itu.

JUST TELL ME THE TRUTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang