Chapter 6 : Revenge

52 3 29
                                    

Keesokan harinya setelah sarapan pagi, Ibu Maya sudah mengeluarkan barang-barangnya dan siap untuk pulang bersama anak-anaknya. Andreas sangat senang melihat hal tersebut sehingga membuatnya makin semangat. Segera mereka masuk ke dalam mobil dan pergi menuju kediaman lamanya Ibu Maya...

"Ma, aku nggak nyangka loh jika mama mau ikut dengan kami"  ucap Julian senang

"Heh, mama melakukan ini atas dasar ingin menebus rasa bersalah mama terhadap orang tua Andreas yang tidak sempat mama beritahu akan kelicikan Rossa ya, kamu jangan *GR"  ucap Ibu Maya
GR = Singkatan dari Gede Rasa atau sederhananya kelewat percaya diri

"Ibu Maya tak perlu pikirkan hal itu, lagipula ini bukan salah Ibu sama sekali"  ucap Andreas

"Bagaimana bukan salahku? kau tau, jika aku tak berpisah dengan Tuan Razaq, maka orang tuamu pasti masih ada sampai saat ini"  ucap Ibu Maya

"Tapi kenapa begitu Ma?"  tanya Rizal

"Kau tau Zal, Rossa sebenarnya tidak ada niatan untuk membunuh Pak Erwanto, tapi dia ingin membunuh mama"  jelas Ibu Maya

"Apaaa....???!!!"  teriak semua keheranan

"Iya, dari awal dia sudah cari perhatian ke Tuan Razaq, tetapi karena masih ada Pak Erwanto disitu, akhirnya dia menyusun skenario agar Pak Erwanto dipecat, namun karena Mama menggagalkan itu, ia merubah rencananya dengan membuat seakan Mama berselingkuh dan tuan Razaq bisa menceraikan Mama. Dan apa kalian tahu, saat Pak Erwanto mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, disitulah insiden pembunuhan itu terjadi. Sungguh Mama tak bisa membayangkan apa yang dirasakan Andreas selama ini dirundung rasa penasaran, sedih, dan kesal yang bercampur aduk"  jelas Ibu Maya sambil mengusap air matanya

"Iya Bu, awalnya aku juga sangat kesal dan bahkan hendak melakukan hal yang sama, tapi karena mereka tak mengajarkanku untuk dendam, maka aku hanya bisa memendamnya, dan sampailah tiba saat dimana kebenaran sudah terungkap"  ujar Andreas

"Iya Ndre, sejak awal gue kenal lo, lo emang anak yang kuat, dan gue beneran gak tau jika dengan semua kasus ini kita bisa seakrab ini"  ucap Rizal

Perjalanan mereka sudah semakin dekat, namun tiba-tiba Ibu Maya meminta Julian untuk memberhentikan kendaraannya...

"Kenapa kita berhenti di sini Ma? bukan kah ini..."  tanya Julian

"Iya, Andreas... ayo ikut Ibu"  ucap Ibu Maya 

Dengan cepat Ibu Maya menarik tangan Andreas dan turun dari mobil. Mereka berjalan dengan cepat yang kemudian disusul oleh Rizal, sementara Julian masih memarkirkan mobilnya.

"Pak Erwanto, ini saya Maya. Maafkan saya, andai saja hari itu Anda biarkan saya dihancurkan oleh Rossa, mungkin hal ini tak akan terjadi kepadamu dan istrimu. Bu Diva, Ibu masih ingat kan saat kita piknik dulu, anak-anak kita masih kecil. Saya tau Ibu orangnya sangat kuat, Andreas tumbuh dengan hebat karena didikan kalian. Semoga kalian tenang disana. Sekali lagi maafkan saya..."  ucap Ibu Maya sambil menangis

"Ibu Maya... cukup, jangan salahkan dirimu, lagipula aku sudah merelakan kejadian itu"  ucap Andreas menenangkan

"Kau memang anak yang kuat Andreas, sekarang perasaanku sudah sedikit lega, ayo kita lanjutkan perjalanan"  ucap Ibu Maya sambil menghapus air matanya

Mereka pun melanjutkan perjalanannya kembali. Setibanya di rumah, Ibu Maya sangat heran karena tidak ada yang berubah sejak dia berpisah dengan Tuan Razaq suaminya. Andreas pun memohon pamit untuk pulang ke rumahnya namun hal itu ditolak oleh Julian dan Rizal.

"Lo stay disini dulu aja Ndre, lagipula lo keliatan capek banget tuh"  ucap Rizal sambil meletakkan barang-barangnya

"Tapi gue harus pulang Zal"  ucap Andreas 

JUST TELL ME THE TRUTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang