BAB XI

6.3K 381 20
                                    

Malam harinya keluarga pak Siswo sedang berkumpul di ruang tv sambil duduk lesehan menggelar tikar didepan tv.

Rencana yang sudah disusun siang tadi gagal di realisasikan.

"Bahhh, nda jadi bakal-bakal". Kata Kenzo yang sekarang berada dipangkuan mbah kakungnya. Gagal sudah dia menyantap jagung bakar.

"Iya, gatot sudah rencana kita gara-gara hujan". Jawab Pak Siswo

"He'em gagal kita mau makan jagung bakar sama ikan bakar". Kata Kenzi

"Gak papa besok pagi aja kita bakar-bakarnya". Kata bu Ratih

Tiana datang membawa nampan yang berisi cemilan dan coklat hangat.

"Nihh mommy buat cemilan sama coklat hangat". Kata Tiana sambil meletakkan nampan

"Wahhh cokat, zo au". Kata Kenzo

"Iya semuanya dapat kok". Kata Tiana

Kenzo berjalan membawa gelas coklat hangatnya dengan pelan dan memilih duduk di dekat sang ayah dan abang.

"Sini ayah bantu". Tawar Derren pada si bungsu

"Gak, zo cendili". Kata kenzo yang meletak cangkir coklat dengan pelan

Mereka berbincang-bincang sebentar. Saat malam mereka masuk kamar masing-masing.

Tiana sibuk duduk didepan meja riasnya sambil menggunakan produk skincare yang biasa dia pakai. Sedangkan Derren tidur di atas ranjang sambil memainkan ponselnya.

"Mom". Panggil Derren pada Tiana

"Hemm". Jawab Tiana yang masih fokus dengan produk-produk skincarenya

"Mom....". Panggil Derren

"Apa". Jawab Tiana tanpa menoleh ke arah sang suami

"Ck Mom ihh". Panggil Derren dengan nada kesal sambil tengkurap membenamkan wajahnya ke bantal

Tiana menoleh kearah sang suami yang tidur tengkurap

"Kenapa sih mas". Tanya Tiana lembut pada sang suami

"Hemm". Kata Derren menggumam tak jelas karna berbicara sambil membenamkan wajahnya ke bantal

"Hadap sini dulu, gak jelas kamu ngomong apa". Kata Tiana

"Gak.." kata Derren dengan nada kesal dan memalingkan wajahnya ke arah lain.

Tiana mengambil posisi tidur di sebelah Derren yang sedang ngambek. Ngambekan banget ni bapak-bapak satu.

Tiana membelai rambut Derren. Tak sengaja tangannya menyentuh leher sang suami yang terasa hangat

"Kamu sakit?". Tanya Tiana

"Hem". Yang hanya di jawab deheman oleh Derren. Karna masih merasa sebal karna di diamkan oleh tiana. Padahal ini badan rasanya udah kayak rontok semua kepala juga ni kenapa pakek pusing segala

"Jawab dulu coba yang bener hadap sini coba". Kata Tiana yang berusaha membujuk suaminya

"Pusing pegel". Kata Derren dengan nada manjanya. Sambil membalik posisi memeluk Tiana dan menyembunyikan kepalanya didada sang istri.

Tiana memijat pelan kepala suaminya itu. Bandel sih di suruh istirahat dari kemaren gak nurut batin Tiana. Karna dari kemaren setelah baru sampai di rumah orang tua Tiana Derren belum sempat istirahat hanya tidur 3 jam. Setelah itu paginya ikut bapaknya ke kebun entahlah dikebun bantuin ngapain aja. Dibilangin gak usah nyetir sendiri enak juga naik kereta bisa istirahat. Ngeyel sih

Tiana dengan lembut memijat kepala Derren sampai leher. Keinginannya untuk mengomel iya tunda dulu kasian juga lihat suaminya tepar kayak gitu.

"Ini sini nihh pegel semua". Adu Derren pada Tiana sambil menunjuk bagian punggungnya yang pegal. Tapi tak sekalipun itu kepala beranjak dari dada empung sang istri

Tiana PrameswariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang