18.18

918 92 1
                                    

~A2~

Jangan lupa tinggalkan jejak!
Vote,komen dan share!
Terdapat bahasa kasar dan non baku!
Banyak kesalahan mohon dimaafkan!

~Happy reading~

[Bacanya pelan-pelan aja ya]

Vote and comen!!

Tekan ⭐ disebelah kiri bawah!

***

Huek huek

Seorang wanita yang sedari tadi didalam kamar mandi tengah mengeluarkan isi perutnya. Sesekali ia memijat pelipis yang terasa pusing. Akhir-akhir ia selalu mudah lelah serta mual dipagi hari.

Tiba-tiba ia merasakan sebuah tangan besar yang tengah memijat tekuknya. Ia menatap kearah cermin dan melihat suaminya yang menguap, nampak baru bangun.

"Muntah lagi?" Ara hanya mengangguk lemas. Mulutnya benar-benar lelah bahkan badannya pun tidak dapat menopang berat badannya untung saja Alex menahannya.

"Aku kan sudah bilang jangan main hujan-hujanan lalu jangan makan mangga di tengah malam." ingat Alex menatap Ara yang tengah menutup mata.

Badan Ara begitu panas juga selalu mual, mungkin dirinya terserang flu dan demam akibat hujan-hujanan tempo hari.
Alex memapah Ara keluar dari kamar mandi menuju tempat tidur mereka. Ara memeras kecil perutnya yang ingin sekali muntah. Wajahnya pucat serta bibirnya pun ikut kering. Alex menatap sang istri khawatir.

Alex kembali ke kamar setelah dirinya pamit akan membawa semangkok bubur dan air mineral. Ia duduk disamping sang istri yang terlihat tengah berusaha bangun.

Suapan pertama diterima dengan baik namun pada suapan terakhir perutnya tiba-tiba terasa ingin muntah kembali. Buru-buru Ara berlari ke arah kamar mandi dan memuntahkan, setelah itu ia keluar namun sebelumnya ia telah mencuci muka terlebih dahulu. Alex yang hanya melihat itu menghela nafas lalu menuntun sang istri serta menyelimutinya.

"Baiklah aku siap-siap dulu." ujar Alex. Ia akan pergi bekerja walau dari lubuk hatinya tentu tidak tapi sifat keras kepala sang istri yang membuat dirinya mengalah.

Sekitar hampir setengah ia bersiap-siap. Kini dirinya telah memakai pakaian dengan dibaluti jas serta sepatu hitam yang membuat dirinya begitu tampan.

'Suamiku benar-benar tampan!'

"Jangan lupa makan siang dan obatnya lalu jangan terlalu banyak gerak. Jika ingin turun dari tempat tidur hubungi aku," titah Alex menatap sang istri yang tengah menatap balik. Sang empu tentu hanya mengangguk patuh terhadap apa yang dikatakan sang suami.

"Aku akan hubungi Xyan untuk menjagamu saat aku tidak ada,"

Sontak Ara membulatkan matanya, "Jangan Lex kasian Xyan," tolak Ara menggeleng-ngelengkan kepalanya.

SWEET BUT PSYCO[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang