19.19

1K 94 4
                                    

~A2~

Jangan lupa tinggalkan jejak!
Vote,komen dan share!
Terdapat bahasa kasar dan non baku!
Banyak kesalahan mohon dimaafkan!

~Happy reading~

[Bacanya pelan-pelan aja ya]

Vote and comen!!

Tekan ⭐ disebelah kiri bawah!

Thank you 1K pembaca ♡^ω^

•••

"Enak sekali disini!" seru Ara yang tengah tertidur dengan keadaan dada bidang Alex menjadi bantalannya. Kedua insan tersebut tengah bermain di taman belakang yang sudah lama.mereka tidak lihat.

"Apa kau masih membunuh?" tanya Ara yang membuat kegiatan Alex terhenti. "Tidak." jawabnya.

"Ara gantungan yang berbentuk matahari masih ada?" tanya Alex yang mengelus-ngelus rambut sang istri.

"Masih. Emang kenapa?" Ara terus saja memainkan tangan Alex yang tengah menganggur itu.

"Aku akan simpan di kamarmu jangan lupa cari dan tunjukkan kepadaku," pinta Alex. Sontak Ara menatap wajah Alex yang tengah tersenyum, bukan senyuman manis namun senyuman yang berbeda dari biasanya.

"Maksudmu?"

"Cari dan tunjukkan kepadaku." ujarnya yang masih saja tersenyum aneh(?). Senyuman yang baru saja Ara lihat selama ia tinggal bersama dengan lelaki ini. Senyuman seolah memberikan harapan besar dan nampak seperti seolah tidak akan berjumpa lagi.

Ara tidak menjawab melainkan matanya terfokus oleh taman yang begitu asri namun pikirannya ntah kemana. Ia benar-benar tidak paham dengan keadaan seperti ini, apalagi perkataan dari orang-orang begitu sulit diartikan.

Mimpi buruk, perkataan Alex yang sulit diartikan serta kejadian yang orang-orang bahkan lupa atau sengaja di lupakan.

"Jangan lupakan aku. Aku selalu mencintaimu." gumam Alex yang dagunya disandarkan di pucuk kepala wanita tersebut.

Perkataan ini memang berbeda. Seolah-olah mereka tidak akan bertemu ralat maksudnya akan berpisah. Mungkin Alex tengah salah makan obat, pikirnya.

Ara beranjak dari duduknya lalu meninggalkan Alex sendirian dari pada mendengarkan omongan Alex yang membuatnya tidak paham lebih baik meninggalkannya.

*
Ara baru saja keluar dari kamar mandi dengan tubuh yang lebih segar, sesekali tangannya mengeringkan rambut dengan handuk kecilnya. Justru pandangannya melihat Alex tengah membaca manga yang mereka sempat beli sewaktu membeli belanja bulanan di hari yang panas tersebut.

SWEET BUT PSYCO[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang