6.6

1.9K 174 4
                                    

~A2~


Jangan lupa tinggalkan jejak!
Vote,komen dan share!
Terdapat bahasa kasar dan non baku!
Banyak kesalahan mohon dimaafkan!

~Happy reading~

[Bacanya pelan-pelan aja ya]

***

Pagi yang indah. Matahari yang menyinari planet bumi dan angin yang menjadikan sejuk kota yang sibuk akan kegiatan manusia. Nampak matahari menyinari begitu terik sampai kota ini begitu panas dari biasanya tapi untung saja angin menemani hari ini.

Dikota yang sibuk tiada henti Ara tengah mempunyai kegiatan yaitu menghitung jumlah ruangan yang terdapat di mansion. Inilah kegiatan Ara sebelum berangkat kerja. Karena waktu berangkat yang siang jadi Ara tidak mempunyai kegiatan di pagi ini.

Hingga tercatat bahwa sekitar 50 ruangan di lantai atas. Ntah berapa jika dihitung dengan lantai bawah. Ara nyerah, terlalu banyak ruangan.

Hingga Ara menemukan sebuah tangga menuju bawah tanah. Ara yang penasaran pun melangkahkan kakinya menuju tangga tersebut. Tidak ada penerangan hanya menggunakan senter yang berasal dari ponsel.

Ara menemuka sebuah pintu tua. Ara membukanya dan terlihat beberapa lemari tapi tidak jelas ya karena diruangan ini hanya penerangan yang begitu redup.

Ara mendekati salah satu lemari itu. Dan melihat banyak sekali toples yang berisi organ tubuh manusia. Mata Ara melebar melihat pemandangan didepannnya. Tangannya menutup mulut yang ternganga. Ara bukan takut hanya kaget.

Ia berjalan ke salah satu toples yang terdapat organ manusia yaitu otak yang dibelah dua dan juga darah yang melumurinya.

"Oh jadi gitu bentuk otak manusia." gumam Ara.

Tap tap

Mendengar suara langkah kaki sepontan Ara bersembunyi di dalam lemari tua yang terdapat diruangan itu. Tak lupa senter ponsel itu ia matikan.

Seorang lelaki bertubuh gagap memasuki ruangan itu. Ara tidak dapat melihat dengan jelas wajah lelaki itu. Pria itu menaruh sebuah toples yang didalamnya organ manusia. Lalu pria itu segera pergi.

Ara keluar secara perlahan. Untung saja ia tidak ketauan. Ara melirik ke arah semua lemari lalu berlari keluar dari ruangan ini.

***

'Alex dapat organ manusia dari mana ya? Terus untuk apa? Takkan beli kan? Jadi Alex bunuh orang?! Eh mungkin Ara bakal dibunuh?! Seriusan Ara bakal dibunuh?! Eh jangan!! Ara pengen hidup lebih lama. Janji deh Ara bakal lebih bersyukur. Tuhan, Ara mohon panjangkan umur Ara'

Sedari tadi Ara terus berperang batin. Ia menggelengkan kepalanya. Jangan sampai Ara dibunuh. No!

Xyan yang melihat kawannya terus saja berkelakuan aneh pun menghampiri lalu memegang bahunya. Terlihat sang empu terperanjat kaget.

"Ara kau kenapa?" tanya Xyan yang melihat Ara tidak seperti bisa.

"E-eh tidak. Ara gak papa kok." ujarnya.

Ara memasuki mansionya dengan nafas terngengah. Ia berlari menanyakan Alex bahkan saat melewati koridor Ara berlari bak dikerjar setan. Ia mendonbrak pintu kamarnya membuat Alex terperanjat kaget. Alex menetralkan wajah dan badannya hingga ia mendekati Ara yang nafasnya terngengah-ngengah.

"Hey Alex! Kenapa diruangan bawah tanah ada toples yang didalamnya organ manusia?!" tanya Ara sembari berkacak pinggang. Seperti seorang Ibu yang memarahi anaknya.












[Silahkan tekan ⭐ dibawah kiri layar kalian]



















Alex tidak kaget akan apa yang dilontarkan Ara. Toh dia sudah tau pasti Ara akan mengetahui. Ia tidak peduli jawaban Ara yang terpenting Ara akan menjadi miliknya selamanya.

"Memang kenapa?" Alex melipatkan tangannya didepan dada, menatap Ara yang lebih jauh pendek darinya.

"HUA ALEX JAHAT!! ARA BAKAL DIBUNUHKAN TERUS ORGANNYA DIMASUKIN KEDALAM TOPLES KAN?! HUA ARA BAKAL NURUT DEH SAMA ALEX ASALKAN JANGAN DIBUNUH!!!" teriak Ara membuat telinga Alex sakit. Untung saja kamar ini kedap suara jika tidak sudah dipastikan semua orang di mansion bakal menutup telinganya.

Alex terperanjat mendengar suara Ara yang begitu cempreng. Seketika Alex mempunyai ide untuk memanfaatkan keadaan ini. "Oke. Aku gak bakal bunuh kamu asalkan kamu tetap disisi aku," ujarnya.

"Eh bagaimana Ara bisa disisi Alex? Tadi aja Ara ninggalin Alex untuk kerja," ujar Ara menatap Alex polos. Alex menepuk jidatnya. Otak Ara di simpan dimana?

Alex tidak melanjutkan kata-katanya. Ia pergi dari kamar. Ara terlalu polos, untung saja Alex mencintainya jika tidak sudah dipastikan Alex akan membuang Ara sejauh mungkin atau membunuhnya(?)

***

Seorang pria menatap sebuah rumah lebih tepatnya mansion dari kejauhan. Ia tersenyum misterius. Tangannya ia masukkan kedalam saku celana.

"Aku akan mendapatkan dirimu secepatnya hingga kita akan bersama seperti dulu." ujar pria itu menatap rumah besar itu. Hingga suara ponsel yang berdering membuat pria itu pergi

***

Di sore hari. Ara membaca sebuah buku ditemani coklat panas sembari kakinya selonjor lurus. Sinar matahari yang berwarna jingga dan angin yang menerpa Ara membuat dirinya begitu nyaman.

Matanya masih tertuju pada buku itu hingga terdengar suara notifikasi ponsel darinya. Ia meletakkan buku itu lalu membuka posel. Sbeuah pesan dari nomer tidak terkenal. Dahi Ara mengernyit heran. Siapa dia?

+6235xxxxx
Hey Ara ini aku Takuya. Lelaki yang memintamu berkenalan. Jangan lupa simpan nomorku.


Anda
Oh iya. Sudah Ara simpan.


Takuya
Simpannya jangan pakai namaku. Nama apa saja selain namaku.

Anda
Eh kenapa? Emh kalau Ali gimana?

Takuya
Gak kok. Iya bagus.

Ara lalu mengganti Takuya menjadi Ali. Ara bahkan tidak curiga kepada Takuya. Hadeh kenapa Ara terlalu polos? Lalu Ara melanjutkan membaca bukunya sesekali meminum coklat panasnya.Ngomong-ngomong kita harus ingat dengan nama Ali yang berarti Takuya.

Hubungan antara Ara dan Alex semakin erat dan kuat. Ku harap mereka tidak berpisah. Ne disetiap hubungan pasti adanya tantangan, semoga mereka dapat menyelesaikan dengan bijak.

Hidup bersama psycopath tidaklah seburuk yang Ara kira. Pasti semua orang mempunyai alasan tersendiri kenapa dirinya berubah. Ntah karena masa lalu yang kelam atau apapun itu.

Bagi Ara Alex adalah orang yang pertama Ara lihat setelah sekian lama ia tertidur. Terkadang Alex kasar dan egois tapi itulah sifatnya. Toh tidak ada manusia yang sempurna sekalipun seperti Alex yang kaya raya dan tampan.

***

Yeay chapter 6 sudah rilis. Kalian suka tak dengan cerita ini? Ne ne bagikan perasaan kalian saat membaca chapter ini di kolom komentar.

Chapter kali ini pendek. Ya Lala kehabisan ide, ntahlah otak Lala susah diajak berfikir. Maaf!

Sorry kalau penyampaiannya belum nyampe, maklumlah baru belajar. Xixi

Tekan ⭐ disebelah kiri bawah!

Jangan lupa vote, komen dan share. Vote ya jangan sampai enggak. Jika ada kesalahan tolong kasih tau ya!

Pantangin terus chapter berikutnya!

See you

SWEET BUT PSYCO[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang