13. Sorak Sorai

104 40 21
                                    

Pokoknya, vote dulu sebelum baca! Selaamat bersemestaaaa

            Selama satu minggu penuh keluarganya tidak ada yang berani mengganggu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

            Selama satu minggu penuh keluarganya tidak ada yang berani mengganggu. Fakta bahwa Binta akan mengikuti tes seleksi olimpiade, membuat gadis tersebut harus rutin belajar agar bisa lolos seleksi. Fakta yang lain, Binta baru pertama kali ini belajar sekeras dan seniat ini. Dahulu, dia hanya berpikir yang penting mendapatkan peringkat satu, sudah cukup. Dia tidak memiliki ambisi untuk menjuarai lomba-lomba serupa seperti ini. Hanya iseng ikut untuk mewakili sekolah kendati tidak memenangkannya. Namun sekarang, Binta akan berusaha. Dia harus menang.

Selama seminggu itu pula, kebutuhan Binta benar-benar terpenuhi. Bunda menyediakan makanan-makanan sehat, camilan-camilan yang tidak kalah sehat pula untuk teman belajar Binta. Sekala akan membawakannya es krim atau roti-roti manis kesukaannya. Nava? Setidaknya Binta bisa lega kakaknya yang satu itu tidak mengganggunya saja sudah lebih dari cukup. Ayah akan menjadi seseorang yang selalu memantaunya dan memastikan dia belajar dengan baik.

Dengan seluruh dukungan maksimal dari keluarganya itu, Binta bertekad tidak akan pernah mengecewakan mereka. Binta sudah mendapatkan semua hal ini lebih dari cukup.

Gadis tersebut menarik napas dalam-dalam dan mengeluarkannya. Ia mencoba untuk tetap tenang. Tes seleksi akan dimulai tiga puluh menit lagi dan Binta masih duduk di atas kloset toilet untuk menenangkan dirinya.

Ia menggigit bibir, kuku, kaki yang tak hentinya bergerak. Melepas panik agar tidak semakin menjadi. Napas ditarik dalam-dalam dan dihembuskannya. Begitu terus berulang-ulang.

Binta tersentak saat bunyi ponsel mengagetkannya. Gadis tersebut mengecek dan melihat Nava yang sedang menelepon.

"Halo?"

"Dimana?"

"Toilet."

"Kenapa di sana?"

Binta menggigit bibirnya, "Nggak apa-apa. Mau tenangin diri dulu."

Terdengar jeda di sana beberapa saat sampai Nava melanjut, "Sudah bawa minyak kayu putih?"

"Ada, nih, di kantong."

"Air putih?"

"Sudah."

"Masih nyusun buku saku untuk ringkasan materi?"

Binta mengangguk lagi, "Masih."

"Ada di bawa."

"Ada juga."

"Kalau gitu sudah cukup," Nava bernapas lega, "Sekarang napas yang benar. Cuci muka, terus bilang depan kaca kalau kamu pasti bisa. Ambil napas panjang-panjang terus keluarin semua panik yang kamu rasa. Kalau masih panik, minum air putih dan hirup minyak kayu putih. Jangan lupa olesin minyak kayu putih di perut kamu, biar nggak sakit perut tiba-tiba. Terakhir, baca rangkuman materi buat mastiin kalau kamu sudah paham benar. Oke? Ku tutup."

Merebah Bumi ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang