35. Mari Kita Buat Cerita yang Baru

119 29 1
                                    

Sebelum baca, jangan lupa vote dan komentarnya duluu

Recomended song :  SELEPAS GULITA - Prilly & Jourdy (official Music Video)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Recomended song :  SELEPAS GULITA - Prilly & Jourdy (official Music Video)

            Semesta memang selalu punya cara kerjanya. Semua yang berakhir, akan digantikan dengan hal baru untuk dimulai. Ada beberapa cerita yang memang sudah menemukan titik akhirnya, untuk diciptakan kembali dengan cerita lain dengan jalan yang sudah pasti berbeda. Semua perasaan akan mereda seiring dengan berjalannya waktu, digantikan pula dengan rasa-rasa lain yang tidak kalah menggebu.

Hal-hal yang dahulu, biarkan saja seperti itu. Manusia juga tidak punya kendali mutlak untuk mengubahnya, bukan? Apa yang terjadi di masa lalu memang sudah menjadi batu loncatan untuk kita menghadapi masa depan nantinya.

Navarendra percaya, jalan yang dipilihnya saat ini memang belum tentu benar. Pasti akan ada resiko yang mengikuti setelahnya, tapi bukankah hidup memang begitu adanya? Yang dibutuhkan si Adiwangsa hanyalah sebuah keberanian untuk mengambil satu langkah maju, dan dia sudah berhasil melewati itu.

"Aku bakalan tetap di sini," Lintang menyangga tubuhnya dengan kedua tangan. Gadis tersebut menengadah dengan mata tertutup. Menikmati hangatnya mentari yang menerpa wajah dan tubuhnya.

"Kayaknya aku bakalan ambil kampus yang sama seperti kakakmu. Mungkin bakalan ketemu lagi, tapi nggak masalah. Tujuanku ambil kampus itu bukan karena dia, tapi karena memang mimpiku di sana."

Nava mengangguk mendengar ucapan sahabatnya. Pemuda tersebut menyeruput teh kotak dingin yang menemani mereka berbincang.

"Orang tuamu bukannya nggak ngizinin juga kamu pergi jauh-jauh?" tanya Nava memastikan.

"Iya," bibir Lintang mencebik kesal, "Padahal aku kan juga pengin kelihatan keren kayak kamu. Yang nyakit di Jogja, terus kabur keluar kota."

"Sialan," Nava tertawa kecil mendengar sindiran Lintang, "Yang begini-begini dibilang keren."

"Ya emang, kan. Kayak novel-novel sama film-film gitu. Nyakit di satu kota, pindah ke kota lain. Eh terus balik-balik ke sini, ternyata kamu belum move on! Hahaha!"

Candaan Lintang gelap sekali. Sialan memang. Nava tidak menyangka bisa-bisa dia bertahan dengan jenis perempuan semacam Lintang sebagai sahabatnya. Padahal baru saja dia selesai bercerita tentang dia dan Binta yang kemarin berpisah. Rasa sesaknya juga jelas masih terasa begitu baru.

"Jangan ngolok, Tang. Nanti malah balik ke kamu, lagi. Kalo aku sama Binta sih jelas mau pakai alasan nggak bisa move on juga, nggak bakalan bisa balik. Nah, kamu? Nanti kalau benaran gagal move on, awas, lho."

Lintang tersenyum pongah. Dia lantas menggelengkan kepala teramat yakin, "Nggak, nggak. Aku orangnya teguh! Kakakmu itu cinta mati sama Kak Tsana. Aku nggak mau nyakitin diri sendiri."

Nava hanya meng-iya-kan saja perkataan Lintang barusan. Sembari diam-diam berharap ucapan sahabatnya itu benar adanya. Pemuda tersebut pun merahasiakan kebenaran hubungan Sekala dan Tsana yang sudah kandas dan kemungkinan kecil bisa kembali. Dia hanya tidak ingin menghancurkan semua rencana-rencana yang sudah Lintang susun dengan baik dalam hidupnya. Pun kalaupun Nava memberitahu, dia takut memberikan harapan untuk Lintang, apalagi kalau suatu saat nanti Sekala tiba-tiba saja kembali pada Tsana. Yang mana pasti akan kembali menyakiti sahabatnya ini.

Merebah Bumi ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang