Bab 7[Merasa aneh]
Happy reading:)
______________________________________
___________________________
Rania berjalan kaku bersama Gio di sebelahnya yang tengah merangkul pinggangnya. Tadi saat Rere dan Draka bertengkar Gio tiba-tiba saja menariknya pergi dari keributan yang bisa membuat telinga siapapun sakit itu.Mereka berjalan santai, ralat hanya Gio saja yang merasa santai, sedangkan gadis di sebelahnya merasa tegang. Rania terlalu memikirkan omongan siswi lain sehingga membuatnya merasa tertekan padahal bagi Gio itu hal biasa saja.
Mereka berhenti berjalan di depan kelas Rania. "Belajar yang benar, istirahat jangan kemana-mana," pesan Gio. Ia mengusap surai Rania lembut.
"Iya kak," jawab Rania pelan.
Cup
Gio mengecup pucuk rambut Rania, aksi itu disaksikan oleh seluruh penghuni koridor itu, bahkan teman sekelas Rania yang memang rata-rata sudah datang semua menyaksikannya sehingga membuat kelas itu berisik dengan gosip.
Setelah membuat keributan, Gio pergi berlalu begitu saja. Kelasnya yang memang dekat dengan kelas Rania membuatnya mudah menemui gadisnya, hanya perlu menuruni tangga saja.
Saat Rania berbalik badan ingin memasuki kelas, Rere dari arah ujung koridor berteriak memanggilnya membuat ia urungkan niatnya.
"Ra kenapa Lo ninggalin gue!" pekik Rere saat sudah berada di depannya.
"Maaf Re. Tadi kak Gio langsung narik aku aja pas kamu berantem."
"Hem yodah kuy masuk." Mereka berdua bersama-sama memasuki kelas.
"Ra, lu kenapa bisa bareng sama kak Gio?" tanya Rere yang sudah duduk di bangkunya terlebih dahulu sebelum sahabat karibnya.
"Ceritanya panjang Re." jawab Rania lesu.
"Gak papa, gue bakal setia dengerin." ucap Rere antusias, ia membenarkan tubuhnya menjadi tegap.
"Yaudah aku ceritain, lagian bel nya masih 10 menit lagi."
Lalu Rania mulai menceritakan kejadian yang dialaminya dari mulai ciuman hingga dirinya berakhir di rumah Gio.
"Astaga! Kak Gio keknya terobsesi sama Lo deh Ra." ucap Rere kaget.
"Ya mungkin. Tapi aku sedih Re, aku gak bisa tinggal sama bunda Yemi dan anak-anak." ujar Rania sendu.
"Kenapa Lo gak kabur aja." Rania membulatkan matanya mendengar usulan Rere.
"Bener juga! Eh tapi Re, di rumah kak Gio banyak banget penjaganya. Aku keluar kamar aja udah ada dua orang di depan pintu, bahkan kalo mau makan aku harus dianter pelayan 5 orang." ujar Rania panjang kali lebar dengan suara lesu tak bersemangat.
Rere terdiam, jika seperti itu akan begitu sulit untuk Rania kabur. Tiba-tiba Rere menegakkan kepalanya dan raut wajahnya berubah senang seakan mempunyai ide brilian. Kalau diibaratkan dengan kartun, di atas kepala Rere pasti akan ada lampu bercahaya kuning.
"Gimana kalo gue bantu Lo! Jadi gini.."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Gio
Romance[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] 18+ [BAGI YANG BELUM CUKUP UMUR MENDING CARI CERITA LAIN DAH JANGAN BACA CERITA INI! Aku udah kasih warning loh ya] Gio Pratama, nama panjangnya dan akrab disapa Gio. Cowok dengan julukan pria tak tersentuh yang begitu...