O9

4.6K 391 3
                                    

Jaehyun mengantarkan Taeyong ke rumahnya, "kau mau masuk?" tanya Taeyong, Jaehyun menoleh, "apakah boleh?"

"tentu saja"

Taeyong membuka kan pagar membiarkan mobil Jaehyun masuk ke perkarangan rumah nya. Jaehyun keluar dari mobil melihat bangunan besar di depan nya, rumah Taeyong sangat besar.

Taeyong menarik tangan Jaehyun ke pintu utama, di buka nya membiarkan Jaehyun masuk ke dalam. Jaehyun duduk di sofa ruang tamu, "tunggu sebentar ku ambilkan minum"

Jaehyun mengangguk, mata nya menatap sekeliling. Di atas tempat api unggun terdapat foto keluarga dengan bingkai besar. Disana ada foto sepasang orang tua dengan anak nya di tengah yang sudah jelas itu Taeyong

Jaehyun tersenyum saat melihat Taeyong datang dengan segelas teh di tangan nya, "kau mau menemani ku menilai tugas?" tentu di balas anggukan oleh Taeyong

Taeyong menarik tangan Jaehyun untuk berjalan bersama nya. Taeyong membawa Jaehyun ke arah tangga spiral menuju lantai dua dimana disana ada tiga kamar besar.

Taeyong membuka pintu berwarna putih dan kedua nya di sambut dengan tumpukan buku di lantai. Jaehyun meneliti kamar Taeyong, sangat besar dan tinggi. Bahkan ada chandelier di tengah nya. Jaehyun yakin orang tua Taeyong bukan main kaya nya

"astaga bagaimana membawa nya ke bawah" Taeyong melihat tumpukan buku itu, tiga kelas per angkatan dengan dua puluh enam siswa perkelas. "biar ku bantu"

Taeyong melihat Jaehyun yang berusaha mengangkat tumpukan buku itu dan berakhir terjatuh, Taeyong tertawa keras melihat Jaehyun kemudian membantu nya berdiri. "pakai ini saja"

Taeyong menarik keranjang dan memasukan tumpukan buku itu disana, setelah itu dia memgangkat nya. "sudah ayo" Jaehyun yang melihat Taeyong pun mengangkat keranjang nya, "biar aku saja"

Taeyong mendengus, lelaki ini sengaja sekali membuat jantungnya berdetak tak karuan.

Taeyong dan Jaehyun duduk di ruang tengah, Taeyong merapikan tumpukan buku itu di atas meja dan mengambil pulpen bersiap menilai tumpukan tugas itu.

Sepuluh menit berlalu, Jaehyun hampir tertidur di bahu Taeyong sampai suara pintu berdecit membuat Jaehyun membuka mata nya dengan lebar. Taeyong menoleh ke arah pintu, "appa"

Lelaki yang di panggil appa itu tersenyum, "menilai tugas?" Taeyong mengangguk, lelaki yang lebih tua tertawa meledek, "rasakan, nikmati hukuman mu"

Taeyong mendengus, ayahnya sangat menyebalkan. "teman mu?" tanya ayahnya. Jaehyun membungkuk sekilas, "nama ku Jaehyun paman"

"tak ku kira kau memiliki teman selain si blasteran dan si jepang itu" Taeyong memutar bola mata nya kesal, "nama mereka Johnny dan Yuta appa"

"terserah, omong omong si blasteran itu kenapa tak kemari? biasa dia selalu menemani mu" Taeyong mengangkat bahu nya ponsel nya mati, baru saja di isi nya baterai nya. "kau terlalu menutup mata mu, si blasteran itu menyukai mu"

Taeyong memekik kesal, "appa Johny hanya teman ku sama seperti Yuta" lelaki yang lebih tua menggigit apel dan tersenyum mengejek ke arah anak nya, "sia sia sarjana mu, cinta saja tak pernah benar. Kau tak menyadari yang di dekatmu selalu mencintai mu"

Taeyong hendak melempar pulpen nya ke arah ayah nya sebelum ayahnya berlari cepat ke atas. "maafkan appa ku, dia selalu berbicara seenaknya" Taeyong hanya ingin menjelaskan kepada Jaehyun kalau dia hanya menyukai Jaehyun, walaupun Jaehyun asexsual...ya dia akan berusaha

kring kring

telepon rumah berbunyi, Taeyong berjalan ke arah telepon yang tergantung di atas bara api. "halo" ucapnya

'aegi, kau kemana saja? aku dan Yuta hampir gila mencari mu'

Taeyong tau jelas itu siapa, "kau ke rumah saja akan ku jelaskan di rumah" Taeyong tidak suka menjelaskan lewat panggilan

'baiklah, ku tutup ya'

Taeyong kembali duduk di lantai di sebelah Jaehyun, "teman teman ku nanti akan kemari, tak apa kan?" Jaehyun mengangguk, dia mengecup pipi Taeyong dan kembali menyenderkan kepalanya di bahu Taeyong. "bangunkan saat mereka sampai, aku ingin beristirahat sebentar"

Taeyong mengangguk, wajah nya memerah saat Jaehyun mengecup pipi nya. Sialan Taeyong ingin berteriak tapi mengingat lelaki yang di sebelahnya ini lah yang membuatnya ingin berteriak. Astaga Taeyong rasa dia benar benar jatuh terlalu dalam untuk si tampan ini

Teacher LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang