16

3.3K 321 5
                                    

Jaehyun meletakan piala besar nya di atas meja makan. Kakak nya membawakan pizza kesukaan nya di belakang nya

"Jaehyunie cuci kaki dan cuci tangan dulu nde" Krystal mengusap kepala adik nya, Jaehyun berlari ke kamar mandi sementara Krystal menyiapkan pizza itu

Krystal menggendong adik nya dan di letakan di atas kursi. "nah selamat makan Jaehyunie" Jaehyun membuka kotak pizza dan menyantap isi nya

Krystal masih sama, hanya duduk memandangi Jaehyun tak berniat menyentuh makanan kesukaan adiknya. Tentu saja dia sangat ingin memakan pizza itu namun adik nya sangat menyukai nya lebih baik dia membuat Jaehyun senang sekalipun harus menahan lapar

"noona tidak makan?" tanya Jaehyun, Krystal menggeleng, "noona sudah makan tadi" Bohong. Dia sama sekali belum makan

Mereka berdua bukan orang miskin, tapi Krystal menolak uang jajan yang di berikan kedua orang tua nya dan memilih untuk kerja sampingan. Dia sangat membenci orang tua nya yang menelantarkan anak anak nya dan memilih tinggal bersama selingkuhan satu sama lain dan memaki saat bertemu.

"eomma appa!" ucap Jaehyun senang. Mata nya menangkap siluet kedua orang tua nya dari jendela kaca besar.

Krystal juga menunggu kedua orang tua nya masuk, namun kedua nya tak kunjung masuk dan hanya membuka pintu depan

Makian, pekikan, dan suara tamparan terdengar. Jaehyun menjadi panik dan hendak menangis. Krystal dengan sigap menutup pizza adik nya, "Jaehyunie makan di kamar saja nde"

Jaehyun mengangguk, membawa pizza ke lantai dua dimana kamar nya berada. Krystal mengikuti nya dari belakang. Tapi suara tembakan terdengar membuat jantungnya seakan berhenti berdetak

"Jaehyunie naik duluan, noona ambilkan minum" Jaehyun mengangguk. Sepergian Jaehyun, Krystal jatuh berlutut dan menangis di ujung tangga. Hati nya sangat sakit saat mengetahui keluarga benar benar sudah hancur

Krystal memberanikan diri berjalan ke bawah, namun suara tembakan pistol kedua kali membuatnya menghentikan langkah nya. "aku tidak bisa"

Krystal memeluk kaki nya dan menangis di sana. Air mata nya menetes deras, namun di beranikan nya bergerak ke depan pintu

Membuka pintu rumah, Krystal melihat dua tubuh tak bernyawa di depan nya. Eomma dan Appa nya meninggal, dengan tembakan pistol

Disaat itu Krystal membulatkan tekad nya untuk membesarkan Jaehyun seorang diri

)(

Jaehyun kecil kini sudah beranjak remaja, tubuh kecil nya menjulang tinggi untuk anak sekolah menengah pertama

Kakaknya sudah duduk di bangku kuliah dan bekerja di toko pizza agar dia bisa membawakan pizza untuk adik nya setiap hari nya

"noona, Jae pusing sekali. Tolong ajari ini" Jaehyun menjulurkan buku nya ke arah kakak nya. Tentu saja Krystal membantu Jaehyun, "nah sudah. Jangan beritahu saem kalau noona yang mengerjakan nomor sembilan oke?"

"tentu saja, terimakasih noona" Jaehyun tersenyum senang, dia di rawat sepenuh hati oleh kakak nya dia merasa menjadi adik paling beruntung. "noona sudah makan siang? Jae lapar sekali"

Krystal yang sedang menyapu mendekat ke arah dapur. Membuka kulkas dan tersenyum nanar saat melihat kulkas kosong tak berisikan bahan makanan apapun, "Jaehyunie makan ramyeon dulu tak apa? bahan makanan habis, noona belum belanja"

Jaehyun mengangguk, "tak apa noona" Krystal tersenyum senang, adiknya tumbuh menjadi lelaki pintar, tampan, penurut dan ramah. Tentu saja dia sangat senang.

Krystal mengusap kepala adik nya yang sedang memasak ramyeon, "sejak kapan Jaehyunie sudah besar seperti ini? Noona ingat kemarin kau masih menangis saat mengompol di kasur mu"

"aish noona itu memalukan" Krystal tertawa mendengar rengekan adik nya. "Jaehyunie jangan pernah menyerah nde? Boleh merasa lelah tapi jangan pernah menyerah oke?"

Jaehyun mengangguk, "Jaehyunie nanti akan menjadi dan membelikan noona pizza. Akan Jaehyun belikan seratus kotak"

Krystal tertawa, "belikan satu satu kotak, jangan langsung seratus kotak nanti noona muntah"

)(

Seharusnya hari ini menjadi hari yang indah, Jaehyun mendapatkan peringkat satu lagi dan mendapat nilai tertinggi di satu angkatan nya.

Namun takdir berkata lain, kakak nya meninggal karena kekerasan yang di lakukan kekasih nya.

Jaehyun menunduk di gundukan tanah yang masih basah itu, "noona kenapa meninggalkan Jae?"

Dia tak mau menangis, noona nya selalu menghapus air mata nya dan Jaehyun tau noona nya pasti akan sedih saat mengetahui dia menangis. "noona, Jae mendapat peringkat satu"

Jaehyun meremas tumpukan tanah itu, air mata nya tak kuasa di tahan nya lagi, menetes bersamaan dengan angin menghembuskan kelopak bunga di depan nya. "Jae akan membelikan noona pizza, besok Jae kemari lagi dan noona harus sudah bangun oke?"

Jaehyun berusaha tegar, kata kata nya berkebalikan dengan perasaan hati nya. Dia hanya ingin menangis kuat, tapi tak ingin membuat kakak nya sedih. "Jae ingin menyerah"

"ingin bersama noona"

:;:;:;:;:;

seneng bgt ada yg komen nyemangatin, padahal awalnya cuma iseng iseng doang malah banyak yg baca😭

makasi banyak yaaa❤️!
maaf bgt kalau ga sesuai ekspektasi atau ada yg ga ngefeel...

Teacher LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang