Part 1

6.5K 412 32
                                    

"Aura, kamu nggak kenapa-napa 'kan?" tanya Arka pada wanita yang baru saja dinikahinya. Ia merasa khawatir karena Aura tidak juga membuka pintu kamar mandi setelah lebih dari tiga puluh menit yang lalu istrinya masuk ke sana. Jika memang Aura belum siap untuk melakukan ritual malam pertama dengannya, maka Arka tak akan memaksa. Asal istrinya itu jangan mengurung diri di kamar mandi terus-menerus.

Setelah beberapa kali sempat mengetuk, pintu di depan Arka akhirnya terbuka. Lelaki itu pun mengernyit heran saat melihat sang istri tengah menggigit bibir bawahnya—yang sialnya malah terlihat menggemaskan di mata Arka. Ingin rasanya lelaki itu yang menggantikan tugas Aura untuk menggigit bibir ranumnya, dan melakukan hal yang lebih pada istrinya.

"Ngg... itu anu, Mas," gumam Aura pelan yang membuat alis Arka kian berkerut bingung. Pria itu masih setia mengamati sang istri yang hanya mengenakan handuk dan berada di ambang pintu kamar mandi.

Arka bisa melihat betapa putih dan mulusnya kulit sang istri. Gejolak hasrat seakan kian membuatnya melangkah mendekati Aura. Kepalanya pun sedikit menunduk hingga bisa menghirup aroma wangi yang menguar dari rambut istrinya.

"Anu apa, Sayang?" tanya Arka dengan suara yang mulai memberat karena terpancing hasrat. Bibirnya singgah di telinga Aura dan mengecupnya seringan kapas. Sementara tangannya merengkuh pinggang wanitanya itu. Hingga kemudian ucapan Aura terasa menjatuhkan Arka yang sudah tegangan tinggi hingga ke dasar bumi.

"A-aku dapet, Mas. Mana lagi nggak bawa pembalut," gumamnya pelan karena merasa bersalah pada sang suami yang terlihat sudah sangat bergairah. Tapi mau bagaimana lagi, ia kedatangan tamu pada saat yang tak tepat.

"Kamu apa, Sayang? Dapet?" ulang Arka karena tak begitu yakin. Namun, anggukkan kepala Aura sudah menjelaskan semuanya.

"Ma-af, Mas," cicitnya pelan.

Arka menghela napas kemudian mengulas senyum pada Aura. "Nggak apa-apa kok. Ya sudah, Mas pintain pembalut sama Mama dulu ya. Kali-kali aja Mama ada nyimpen," ujarnya yang diangguki sang istri.

Arka keluar dari kamar seraya mengusap wajahnya kasar. Ia melangkah menuju kamar mamanya dan mengetuk pintunya perlahan. Tak lama kemudian, keluarlah sosok wanita yang sudah melahirkan juga merawatnya itu.

"Kenapa, Ka?" tanya Amelia ketika melihat kehadiran Arka di depan pintu kamarnya. Bukankah seharusnya anaknya itu berada di kamar dan tengah memadu kasih dengan istrinya?

"Mama ada nyimpen pembalut nggak, Ma? Soalnya Aura lagi dapet," jawab Arka seraya menggaruk tengkuknya, merasa salah tingkah.

"Apa? Aura dapet? Kok bisa?"

Arka mengernyitkan kening pertanda heran. Istrinya itu perempuan dewasa. Wajar 'kan jika mengalami menstruasi? "Namanya juga cewek, ya wajar dapet 'kan, Ma? Kalo cowok dapet, baru nggak wajar," sahutnya bergurau.

"Iya sih. Tapi ini malam pertama kalian loh. Duh, nggak bisa diundur sehari apa Aura dapetnya? Mana Mama udah terlanjur ngasih suplemen kuat ke minuman kamu tadi," sahut Amelia seraya melangkah kembali ke kamar untuk mengambilkan pembalut.

Sementara itu, Arka malah terbelalak karena mendengar perkataan mamanya mengenai suplemen kuat. Jangan-jangan, ia merasa sangat bergairah karena pengaruh obat itu? Ah sial! Sepertinya ia harus mandi lagi untuk meredakan gairah yang sudah pasti tak akan tersalur ke tempat yang seharusnya.

Begitu sudah mendapatkan pembalut untuk Aura, Arka langsung kembali ke kamar dan menghampiri istrinya seraya menyerahkan pembalut itu. Setelah sang istri keluar dari kamar mandi, kini gantian Arka yang masuk ke sana untuk meredakan gairahnya.

Aura duduk di pinggir kasur dengan perasaan gelisah. Ia sangat sadar kalau sang suami merupakan pria dewasa. Apalagi mereka juga sudah menikah. Ia yang tidak tahu kalau suaminya telah diminumi suplemen kuat oleh mama mertuanya pun hanya bisa menggigit bibir resah ketika tak sengaja mendengar suara erangan dari kamar mandi.

Imperfect WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang