Part 10

1.3K 211 66
                                    

Yang mau ngehujat Arka dipersilakan🤣🤣 Masih banyak ke-bego-an dia yang bikin geleng² kepala😂

***

Rasa kecewa terhadap sang istri sukses membawa Arka menyambangi klab malam. Arka tak datang sendiri, melainkan bersama Elina. Kedua manusia itu sibuk minum dan bersenang-senang. Sesekali merereka saling mencium satu sama lain. Hingga kala malam semakin larut, keduanya pun pulang dengan Arka yang mengantar Elina. Sebab, mereka berangkat pun menggunakan mobil wanita itu.

Sesampainya di rumah, Elina sengaja kembali menggoda Arka seperti malam kemarin. Ia meraih tangan Arka dan membawa lelaki itu melangkah menuju kamarnya. Arka yang tak menolak tentu saja membuat Elina merasa senang.

Senyum Elina merekah karena Arka tak menolak ciumannya dan malah membalas. Mereka bercumbu mesra seraya saling melucuti pakaian masing-masing. Sampai beberapa waktu kemudian, Arka mendorong Elina agar terbaring di atas kasur. Dan semuanya pun terjadi begitu saja.

Kini, Arka bukan lagi tak mengerjakan shalat. Tapi lelaki itu juga sudah mulai pandai berzina dengan menyentuh wanita lain yang bukan istrinya. Ia meluapkan kekecewaannya pada Aura dengan melakukan hal yang sama seperti apa yang istrinya lakukan terhadap papanya.

Malam itu, suara desahan dan erangan terdengar memenuhi kamar Elina. Kedua manusia itu sibuk memadu kasih yang tak semestinya. Sebab, tak seharusnya mereka melakukan itu karena bukan suami istri.

"Terima kasih, Bu Elina," ujar Arka usai mengalami puncaknya. Lelaki itu menyingkir dari atas tubuh Elina agar berbaring di sebelahnya. Sedangkan Elina malah memiringkan badannya menghadap Arka.

"Sama-sama. Ngomong-ngomong, jangan panggil Ibu lagi ya. Panggil aja Elina. Kita udah begini, masa kamu masih manggil Ibu. 'Kan nggak lucu," sahut Elina seraya membelai dada Arka.

"Baik, Elina," balas Arka yang membuat janda itu tersenyum senang. Elina memajukan wajahnya untuk mencium Arka. Setelah bibir mereka bertemu pun, ia merangkak naik ke atas tubuh Arka dan berniat mengulang kembali apa yang sudah mereka lakukan tadi.

Arka yang tahu Elina ketagihan pun hanya terkekeh lantas menyerang wanita itu lagi. Meski janda, tapi nyatanya wanita itu masih begitu menggairahkan di mata Arka.

"Elina...," erang Arka saat Elina mengecup lehernya cukup kuat. Tak hanya leher, wanita itu juga menandai beberapa bagian lain di tubuhnya.

"Iya, Sayang?" sahut Elina menggoda. Pinggul wanita itu bergoyang di atas Arka untuk memanjakan kepunyaan mereka yang kembali bertemu.

"Lebih cepat!"

Elina mengangguk lalu bergerak lebih brutal. Bibirnya berulang kali mengeluarkan suara desahan dan erangan akibat rasa nikmat yang melanda. Benar seperti dugaannya, kalau Arka begitu menggairahkan saat di atas kasur. Kepunyaan lelaki itu begitu perkasa dan tak cepat layu. Tidak seperti almarhum suaminya yang tak bisa memberinya anak.

Elina tersungkur di atas badan Arka begitu telah sampai berbarengan dengan lelaki itu. Tubuhnya berkeringat dan sudah bercampur dengan keringat Arka. Sedangkan bibirnya mengukir senyum manis pada laki-laki yang sudah memberinya kenikmatan itu.

"Gimana kalo mulai sekarang kita pacaran?" tawar Elina seraya membelai pipi Arka.

"Emangnya kamu mau pacaran sama aku? Aku cuma orang miskin yang nggak punya apa-apa," sahut Arka yang dibalas senyuman oleh Elina.

"Aku nggak nyari kekayaan. Aku perlunya kenyamanan dan kepuasaan," sahut Elina seraya kembali melirik kepunyaan Arka yang masih terlihat gagah padahal sudah memuntahkan isinya. "Kalo soal harta, aku bisa ngasih itu ke kamu. Jadi gimana?" tambahnya lagi.

Imperfect WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang