03 : Bergairah

1K 103 8
                                    

Sorry for typo & kata yang hilang 🙏

❄️❄️❄️💙💙💙❄️❄️❄️

"Apa kita perlu ke rumah sakit?" Tanya Blue memberi pilihan, dia takut obat yang Perth minum itu berbahaya.

Perth menggeleng, dia merasa kalau dia baik-baik saja dan tidak perlu dibawa ke rumah sakit segala.

Sekarang mereka sudah di dalam mobil yang melaju.

"Aku baik-baik saja phi!" Ucap Perth karena Blue masih saja mencemaskan dia. Perth pikir obat yang dia minum itu bukanlah obat yang berbahaya mengingat dia masih baik-baik saja setelah meminumnya.

Blue hanya bisa menghela nafas, dia benar-benar berharap semuanya baik-baik saja.

Mobil biru hitam itu terus melaju dibawah langit hitam yang diterangi cahaya bulan perak.

Sesekali mobil itu berhenti karena traffic light serta macet, maklum sekarang malam Minggu jadi jalanan ramai.

Perth mulai duduk resah, dia merasa gerah sehingga matanya melirik AC mobil yang dia pikir tidak menyala. Mereka berdua duduk di depan dan Perth yang mengemudi selaku asisten Blue walaupun Blue terus bersikeras kalau dia yang menyetir.

Blue yang sedari tadi terus memperhatikan Perth, mulai merasa ada yang aneh dengan Perth.

"Apa kamu baik-baik saja?"

Perth mengangguk dengan tatapan mata yang terus fokus menatap jalanan.

Blue tidak percaya sehingga dia menyentuh dahi Perth dan itu terasa normal namun yang anehnya Perth mulai berkeringat, dia resah gelisah dan nafasnya mulai terasa panas.

Tanpa bicara, Perth menepikan mobil, dia tidak bisa menyetir jika dalam keadaan begini. Libidonya naik. Sedangkan di sisi lain, Fahsarika mengumpat kasar sebab rencananya gagal untuk membuat Blue tidur dengan beberapa wanita di hotel. Dia sudah menyewa beberapa wanita yang bersedia di setubuhi Blue tanpa bayaran, karena sebegitu inginnya mereka menjadi milik Blue.

"Kamu kenapa? Kenapa jidatmu kusut?" Tanya Saint heran di sela senyum tampannya. Dia juga kesal namun dia sangat pandai menutupinya. Dia marah karena Perth pergi begitu saja tanpa mengucapkan sepatah kata selamat apalagi sekedar menyapa dia.

Dia masih mencintai Perth. Keputusannya untuk break dari Perth sungguh amat sangat dia sesali. Perth memang posesif tapi dia posesif pada tempatnya. Dia merindukan pertanyaan Perth yang bagi dia terasa amat sangat penting sekarang padahal dulu dia merasa terganggu dengan pertanyaan Perth.

Saint bicara ala kadarnya dengan Fahsarika, setelahnya dia pergi keluar lokasi pesta, dia menghubungi Perth, masuk tapi tidak dia angkat sebab Perth sudah frustasi mengatur hasratnya yang mulai menggebu.

Saint berdecak kesal, dia hubungi lagi dan hasilnya masih tetap sama.

⏩⏩

"Phi..." Seru Perth resah.

"Apa?" Sahut Blue cemas, dari gelagat Perth sudah dia ketahui kalau obat yang Perth minim tadi itu obat perangsang.

"Maaf phi, bisakah phi yang menyetir mobil, sepertinya aku kurang..."

"Iya!" Potong Blue cepat, otaknya sedang berpikir keras untuk membantu Perth dari nafsu birahinya yang kedepannya semakin parah. Sepertinya Perth tidak tahu kalau hasrat birahinya mulai membumbung tinggi.

Perth senang Blue bersedia, dan jadilah Blue yang mengendarai mobil, dia juga chat dengan dokter pribadinya mengenai cara mengatasi obat perangsang.

Blue menghela nafas panjang nan berat, jawabannya tidak ada. Sebab jika sudah terlanjur terangsang akibat obat perangsang ya goyang.

"Phi... Kenapa aku begini ya?" Ujar Perth mulai berpikir yang tidak-tidak berdasarkan feeling-nya.

Stay With Me - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang