04 : Demi Kamu

874 102 19
                                    

Sorry for typo & kata yang hilang 🙏

❄️❄️❄️💙💙💙❄️❄️❄️

Srethhh.
Blue meletakkan obat pereda nyeri itu di nakas coklat samping ranjangnya.

Mata onyx nya beredar mencari keberadaan Perth.

Tadi, ketika dia tinggal tuk beli obat, Perth masih tidur nyenyak di kasur.

Zrashhh...
Terdengar suara percikan air dari kamar mandi, suaranya membuat hati Blue lega. Dia pikir Perth pergi begitu saja setelah kejadian semalam.

Sembari menunggu Perth keluar dari kamar mandi, dia rapikan ranjang serta membersihkan kamarnya yang berantakan karena kejadian semalam.

Mengingat kejadian semalam, membuat sudut bibir Blue naik. Bagi dia, kejadian semalam itu serasa mimpi.

Dia memang tersenyum, tapi hanya sebentar begitu dia ingat dengan Saint. Blue menghela nafas, dia berencana untuk menemui Saint, tapi tidak sekarang.

Lalu di sini, Perth menggigit bibir bawahnya sembari melihat pantulan dirinya melalui cermin kamar mandi. Bulir-bulir air itu jatuh di tubuhnya yang penuh bercak percintaan semalam, terlihat begitu kentara disela kulitnya yang tan mulus. Dia baru saja selesai membersihkan tubuhnya terutama di area selangkangannya.

Tangan kanannya menggenggam erat lengan kirinya. Dia menyesali perbuatannya semalam, amat.

Dia ingin menangis, tapi dia sudah lelah tuk sekedar menitikkan air matanya, dia takut kejadian semalam membuat hubungan dia dengan Mark memburuk.

Tok tok tok.
Blue mengetuk pintu kamar mandi mengingat Perth belum jua keluar sedari tadi. Ini sudah 30 menit dan Blue juga sudah selesai membersihkan kamarnya.

"Nong Perth... Kamu baik-baik sajakan?" Suaranya terdengar normal namun rasa khawatirnya sungguh tidak normal.

"Nong..." Seru Blue lagi berintonasi semakin cemas.

"Iya phi!" Sahut Perth dari balik pintu. Mendengar suara Perth memberikan rasa lega dihatinya.

⏩⏩

"Kamu habis nangis?" Dia bertanya dengan nada tidak suka.

Perth menggeleng, dia baru saja keluar dari kamar dan sekarang dia sudah duduk di kursi meja makan.

Blue tidak percaya.

"Kejadian semalam kita lupakan saja ya phi, anggap saja..."

"Iya!" Potong Blue singkat yang terkesan dingin. Sudah dia duga kalau Perth akan berkata seperti ini.

Blue memakan makanannya dengan perasaan yang mendongkol.

Melupakan? Yang benar saja, mana mungkin dia bisa lupa dengan kejadian semalam. Bahkan sampai sekarang erangan erotis Perth masih terdengar jelas di indera pendengarannya. Wajah Perth yang memerah karena nafsu, aroma tubuhnya, serta rasa tubuh Perth masih terasa jelas bagi Blue.

Di satu sisi Blue mengerti kenapa Perth bicara seperti itu, sebab sampai sekarang Blue masih berpikir kalau Perth itu masih berstatus sebagai pacar Saint.

Klang!
Blue menyudahi acara makannya sekalipun makanannya baru lima sendok dia makan. Dia sudah tidak berselera lagi untuk melanjutkan acara makannya karena rasa perih di dadanya terasa begitu menyakitkan. Dia tahu kalau cinta sepihak itu menyakitkan, bukannya dia tidak mau melupakan cinta sepihaknya hanya saja dirinya tidak mampu untuk melakukan. Dirinya hanya tahu bagaimana jatuh cinta tanpa tahu tuk melupakannya.

Brakh!
"Shhh..." Perth meringis kesakitan ketika dia mencoba tuk berdiri menyusul Blue.

Mendengar suara Perth yang kesakitan membuat Blue berbalik arah dan secepat yang dia bisa dia hampiri.

Stay With Me - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang