15 : Sepihak

384 70 3
                                    

Sorry for typo & kata yang hilang 🙏

❄️❄️❄️💙💙💙❄️❄️❄️

Sudut bibir Blue naik ketika membaca chat Eden dengan Ae, sekarang Blue semakin yakin Eden itu putranya. Cuman dia bingung bagaimana bisa Perth hamil di saat dia berjenis kelamin laki-laki.

Dia tatap Eden yang tidur pulas dalam dekapannya.

"Pelankan laju mobilnya, aku tidak ingin putraku bangun!" Perintah Blue kepada sopir pribadinya.

Saat ini Blue sedang mempersiapkan dirinya untuk bertemu dengan Perth. Jika Perth Amnesia, maka dia harus bersabar ekstra ketika bertemu dengan Perth.

Tapi saat ini dia belum bisa senang sebab dia belum bertemu dengan Perth.

Sepanjang perjalanan Blue mengingat semua memorinya ketika bersama Perth hingga akhirnya Perth hilang.

"Jika benar kamu putraku, alangkah ruginya aku tidak melihat proses kelahiran mu..." Monolog Blue sendu menatap Eden, dia kecup dahi Eden. Setidaknya sekarang dia jadi mengerti kenapa dihatinya ada rasa sayang dengan Eden padahal mereka tidak pernah bertemu, mungkin ini yang dinamakan dengan ikatan suci antara orang tua dan anak.

Beberapa menit kemudian mereka pun sampai di hotel kemarin.

Kedatangan mereka sudah di tunggu-tunggu oleh Joss.

"Gimana phi, apa itu memang dia?" Tanya Blue kepada Joss sambil menggendong Eden.

"Wajahnya memang mirip dengan Perth namun namanya bukan Perth Tanapon, melainkan Ae De Altair!" Jelas Joss setelah mencari tahu tentang orang tua Eden.

Blue mengangguk nan berdebar-debar dadanya saat melihat rekaman CCTV.

Tampak jelas dimatanya Ae yang masuk hotel bersama EA.

"Wanita itu kembarannya, EA de Altair! Mavia!" Jelas Joss sebelum kalimat pertanyaan terlontar dari mulut Blue. Joss sempat melirik Eden yang tertidur dalam gendongan Blue.

"Dia putraku! Walaupun aku tidak mau mempercayai nya, tapi dia putraku!" Terang Blue tahu apa arti tatapan mata itu dari Joss.

Kali ini Joss yang mengangguk.

"Ketika bertemu dengan dia, tolong jaga sikapmu ya, dia bukan sembarangan Mavia. Kamu melihat sendirikan betapa banyaknya wartawan di depan. Tetap tenang ketika bertemu dengan dia nanti!" Pinta Joss agar tidak terjadi perselisihan antara keluarga Altair dan keluarga Tangwancharoen.

Blue mengangguk, setelahnya dia melangkahkan kakinya masuk ke dalam lift.

Debaran di dadanya semakin cepat nan bergemuruh perasaannya. Jujur saja saat ini bukan main urat syarafnya tegang sehingga kedua telapak tangannya basah nan dingin.

Blue menghela nafas sebelum memencet bel. Dalam hatinya bukan main berharapnya dia kalau Ae itu memang benar Perth Tanapon.

"Iya tunggu sebentar!" Sahut Ae dari dalam, dia baru saja selesai mandi, dan sekarang sedang mengeringkan rambutnya dengan hair dryer. Ea sendiri sedang mandi, mereka gantian mandi.

Ding dong...
Suara bel lagi sehingga membuat Ae mempercepat langkah kakinya, di lupa kalau saat ini tubuhnya masih dibalut bathrobe.

Klik'
Suara pintu terbuka.

"Iya apa ada yang bisa aku bantu?" Tanya Ae akhirnya diam mematung saat dia melihat siapa yang datang.

Saat ini mereka sama-sama berdiri diam, apalagi Blue. Dia mana mungkin lupa dengan suara prianya apalagi aroma tubuh prianya.

Blue mendekatkan dirinya kepada Ae sehingga dia bisa menyentuh rahang Ae.

"Perth..." Seru Blue lirih nan berkaca-kaca matanya.

Stay With Me - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang