7. Kak Nevan

65 38 64
                                    

Setelah makan siang mereka beristirahat sejenak, namun saat Asa berjalan menuju kamar terlihat Nevan yang tengah duduk sendiri didepan teras

"Kak Nevan." Nevan menoleh ke sumber suara lalu membenarkan posisi duduknya

"Eh Asa, gak istirahat sama yang lain?"

"Kak Nevan juga ngapain disini sendirian?" Pertanyaan Asa membuat Nevan terdiam dan membuat Asa canggung. "Maaf kak gausah dijawab, kalo gitu gue ke dal—" Asa berhenti bicara saat Nevan menjawab

"Dulu keluarga gue sering kesini."

"Ohh ya? Pasti seru banget ya kak?"

"Iya, seru banget sampe gue gak bisa lupain momen itu." Namun mengapa Nevan menceritakannya dengan raut wajah yang sedih

"Tau gak kak? Dulu pas gue kecil pengeeeen banget cepet-cepet gede sampe gue diem-diem pake baju mami. Sampe suatu hari gue ketauan sama Bima, terus Bima ngadu sama mami."

"Tapi, mami gak marahin gue malah mami ngetawain gue terus bilang gini 'adek, jadi orang dewasa gak semenyenangkan yang kamu kira loh, semakin kamu dewasa semakin besar juga tanggung jawab kamu atas kehidupan' dulu gue gak ngerti itu maksudnya apa"

"Tapi setelah gue alamin sendiri, ternyata mami bener. Dunia orang dewasa bener-bener kejam."

"Lo salah Sa, bukan dunia ini yang kejam tapi manusia yang membuat dunia seolah kejam." Ucap Nevan

Entah apa yang membuat mereka berdua menjadi saling bertukar cerita, Namun rasanya Nevan sangat menikmati obrolan bersama Asa begitupula dengan Asa

•••

Asa memakai pakaian yang waktu itu dia beli bersama Adel, dengan nuansa putih hitam yang memperlihatkan dadanya yang sedikit terbuka dan Asa terlihat sangat cantik namun dari tadi ada yang memperhatikan Asa dengan memicingkan matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Asa memakai pakaian yang waktu itu dia beli bersama Adel, dengan nuansa putih hitam yang memperlihatkan dadanya yang sedikit terbuka dan Asa terlihat sangat cantik namun dari tadi ada yang memperhatikan Asa dengan memicingkan matanya

Asa memakai pakaian yang waktu itu dia beli bersama Adel, dengan nuansa putih hitam yang memperlihatkan dadanya yang sedikit terbuka dan Asa terlihat sangat cantik namun dari tadi ada yang memperhatikan Asa dengan memicingkan matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Gambarannya) from pinterest

~Cantik Puja pria itu dalam hatinya tanpa sadar

Mereka semua berjalan bersama dan menikmati perjalanan disekelilingnya

"Ahh akhirnyaaaa." teriak Adel

"Bagus banget ombaknya, untung cuacanya mendukung gini." Ucap Asa. "Ayoo cepetan gue pengen berenang." Adel menarik tangan Asa dan mengajaknya berlari, dan disusul oleh Lisa, Titi dan Sena

"Persahabatan cewek itu unik yah." Ucap Nanda

"Unik gimana?" Tanya Jefri. "Ya unik, pelukan terus pegangan tangan, terus kalo temennya galau saling hibur. Coba kalo cowok pegangan tangan terus pelukan anjir geleuh ntar disangka homo"

"Sia pengen atuh dipeluk Nan?" Tanya Ervin "Sini ku aing dipeluk."

"Ihh najis ih sia, jauh-jauh ditu."

Bima memperhatikan adiknya yang terlihat bahagia itu, lalu tersenyum

"Gue gamau kehilangan senyum bahagia Asa." Ucap Bima yang terdengar oleh Arka, Nevan dan Asgar disampingnya, Asgar mengangguk tanda setuju dengan ucapan Bima.
Mendengar hal itu Nevan jadi memperhatikan Asa.

"Tenang Bim, banyak yang sayang dan peduli sama adek lo." Arka mengatakannya sambil menepuk bahu Bima

~Termasuk gue

•••

"Siapapun tolong fotoin kita dong" Pinta Sena pada ketujuh bujang itu. "Sini sama gue" Arka mengambil kamera itu dari Sena

"Siap yaa 1.. 2.. 3.." Ucap Arka memberi aba-aba

"Lagi.. lagi sekali lagi dong tolong ya." Ucap Asa kegirangan yang melihat hasil jepretan Arka yang menurutnya bagus.

"Ihh sumpah bagus banget, gila lo jago juga ternyata." Puji Sena pada Arka menghasilkan smirk sombong terukir diwajahnya. "Iyalah segala bisa gue mah" balasnya

"Ada yang lo gak bisa" timpal kembali Sena

"Apa?"

"Gak bisa peka anjir." Ucap Sena sambil melirik Asa yang sedang melihat-lihat foto bersama yang lain

"Lo tuh gimana sih Ka? Kalo suka tuh ya cepet kasih tau anjir jangan dipendem ntar keburu direbut orang lo bisa apa."

"Ngomongin naon sih maneh." Arka pura-pura gatau

"Gue tau lo suka sama Asa, cara lo natap dia terus cara lo merlakuin Asa itu udah gak selayaknya disebut sahabat doang tau."

"Terus gue harus gimana Sen? Anaknya juga kayanya gak ada tanda-tanda naksir anjir."

"Senaaaaaa sini cepetaaaaan." Panggil Titi.

"Ntar lagi ya, gue bakal bantuin kalian." Ucap Sena meninggalkan Arka

"Kok Sena bisa nyaho anjir, tapi naha tersangkanya tidak nyaho sama sekali." Arka bergumam dengan dirinya sendiri

Naladhipa || BTS AU (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang