Banyak sekali orang menjalin hubungan dengan bekedok seperti layaknya teman.
Apa jadinya jika seseorang yang menjadikanmu kekasih hanya mengenalkanmu sebagai teman baik ?
Hal ini sama seperti Ohm dan Nanon. Hanya karena teman-teman mereka dan lingk...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bunda, makasih ya.. udah lahirin mas Ohm, ayah.. makasih udah jadi ayah yang baik buat mas Ohm •Nanon Tirta Rahardian• * * Happy reading. Sorry for typo. Jangan lupa vote dan komen ya ;)
•••
Masih di halaman belakang rumah Kekasihnya itu, Nanon bersenda gurau bersama BrightWina dan juga kekasihnya.
Sembari merapikan dan mengembalikan barang-barang sesuai tempatnya, Nanon merasa ia memiliki rumah baru untuk hatinya.
Nanon yang juga ikut serta makan malam dengan keluarga Ohm sebelum pulang itu, menyempatkan menemui ayah Mew dan bunda Kana secara pribadi di dapur.
"Ayah.. bundaa.."
"Eh, iya sayang, kenapa ?" Tanya Kana khawatir.
"Nanon mau pamit dulu, takut kemaleman bun."
"Kok udah balik le ?" Tanya Mew.
"Iya yah, tadi pamitnya ga sampe malem sih."
Mew dan Kana pun mengangguk paham.
"Ayah.. bundaa.."
"Iya sayang ?"
"Makasih yaa, udah bisa nrima Nanon jadi--"
"Sssttt.. udah yaa.. Nanon sama mas Bright juga sama kok, sama-sama anak ayah bunda. Ya kan yah ?" Gulf memeluk hangat tubuh Nanon.
Tanpa disadari, air mata Nanon menetes karena pelukan bunda Kana.
"Loh ? Kok nangis le ? Jangan nangis dong. Ntar ayah bunda yang di marahin Ohm." Ucap Mew yang khawatir melihat Nanon yang kini menangis.
Nanon tersenyum menampilkan lesung pipit andalannya dan menggeleng pelan.
"Bunda, makasih ya.. udah lahirin mas Ohm, ayah.. makasih udah jadi ayah yang baik buat mas Ohm."
Deg..
Degupan jantung Mew dan istrinya itu berubah mengingat kejadian sebelumnya.
Di mana sang bundanyalah yang lebih tidak bisa menerima kenyataan akan bungsunya.
Nanon hanya tak tahu menahu soal perdebatan diantara keluarganya yang pernah menolak hadirnya bersama Ohm.
Meski dengan perlahan, Mew dan Kana yakin, mereka mampu menerima siapa jati diri anak bungsunya itu.
Ucapan Nanon membuat hati Mew dan Kana perih. Mereka juga pernah berfikir, mereka salah mendidik anak atau anaknya yang kurang kasih sayang dari mereka.
"Nak... setiap orang tua tau, bahagia anaknyalah yang akan jadi bahagia mereka. Apapun itu."
'Tapi Nanon enggak yah, tapi keluarga Nanon beda bun.'
