BF5 - Restu

533 56 12
                                    

"Aku bakal perjuangin, apa yang jadi pilihanku, bakal jaga apa yang menjadi milikku, dan bakal jadi orang yang bertanggung jawab dengan apa yang aku lakukan."
_Ohm Arjuna Cakrawangsa_
*
*

Sudah hampir tiga bulan Mew dan Kana memperhatikan gerak gerik si bungsu. Keduanya memang cukup tak mempercayai ucapan walikelas Ohm saat itu.

Dan yang seminggu terakhir ini, suasana rumah Mew terbilang cukup dingin.

Bunda Kana kembali bereaksi lebih gara-gara melihat foto bungsunya menyandar di bahu Nanon dan di upload di Facebook salah seorang teman Ohm.

Ohm dan Wina berjalan keruang tv yang sudah ada Mew dan Kana sedaritadi.

"Bun.." Ohm memberanikan diri menyapa sang bunda.

Tangan Ohm menggandeng Wina dengan erat. Ia butuh kekuatan dari sang kakak.

"Kenapa dek." Singkat Kana.

"Adek mau bilang maaf sama ayah bunda."

"Ada Apa dek ?" Tanya sang ayah Mew.

"Maaf.. karena Adek-- adek suka sama cowok" Ohm menunduk sesal.

Deg..

Akhirnya, kalimat yang ia nantikan dari bungsunya berhasil membuat Kana merinding.

Sedari awal memang ini yang di mau bunda Kana. Bungsunya Jujur.

"Adek tau, Bunda diem selama seminggu ini gara-gara itu kan ?"

Lagi lagi ucapan si bungsu mengena di hati Kana.

Apalagi yang diinginkan sang bunda setelah Ohm jujur mengenai siapa dirinya.

"Dek.. adek tau itu salah kan ? Adek tau itu ga boleh dek." Nada bicara Kana sedikit meninggi.

"Iyaa, bun.. tapi adek gimana ?"

"Adek. Jangan egois! Bunda besarin adek, sekolahin adek biar adek ngerti mana yang bener mana yang enggak !"

Ohm semakin erat menggenggam tangan sang Kakak. Pun Wina, yang melihat sendu kearah adiknya.

"Bun-- tapi adek sukanya sama Nanon--"

"Jadi-- adek beneran pacaran sama Nanon ?!" Kini Mew menimpali kalimat Ohm.

Ohm menatap kedua wajah orangtuanya dan kemudian menunduk.

Hanya kalimat itu yang bisa ia ucapkan sebagai gambaran hatinya saat ini.

Ohm benci saat seperti ini. Saat ia tak mampu mempertahankan ucapanya kala itu.

"Adek !! Adek masih kecil !! Adek mau jadi apa kalau besar nanti, hah !?" Bentak Sang bunda.

"Adek!! Lihat bunda! Jangan nunduk !!" Kana kembali bereaksi berlebihan.

Sang suami mencoba menenangkan istrinya itu tetap saja tak digubris.

Wina yang hanya terdiam tanpa berani mengucap sepatah katapun. Percuma baginya membela cinta sang adik kalau memang salah, ya tetap salah di mata sang bunda.

"Bun, jangan teriak-teriak, kasian adek."

"Ayah !! Ayah belain anak ayah yang salah ?! Ayah liat itu tiap hari bareng Nanon!!"

"Bun, ngomong yang baik dong. Jangan kasar." Lirih Mew sambil mengusap punggung Kana.

"Nanon gak salah bun! Di sini adek yang salah! Bunda jangan salah in Nanon...."

BestFriend Or BoyFriend || 🔚✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang