Bagian 13

6.3K 314 8
                                    

Bag 13: The things we lose have a way of coming back to us in the end (Jk Rownling, in Harry Potter serries)

Karin berjalan masuk ke gedung apartemen, tapi malam itu lebih ramai dari setiap pagi saat dia datang, selalu begitu. Dengan tangannya merapat kuat tas lengannya agar tidak bergoyang dan memukul orang saat dia berjalan.

Karin memasuki ruang lobi yang luas dan bulat seperti setengah bola besar. Sebuah sofa di sisi ruangan tampak ramai, beberapa orang berkumpul dan bercerita. Di dekatnya langsung terhubung restauran yang tidak kalah ramai.

Heran, kenapa Alex memintanya datang untuk mengurus kulkasnya. Maksudnya, Karin bisa saja menanganinya besok pagi. Apa Alex hanya mengerjainya, karena setahu Karin laki-laki itu sudah banyak menyusahkannya, menggunakan kekuasaannya untuk berdiri diatas penderitaan orang lain. Memikirkannya membuatnya meringis.

Saat Karin hendak melalui pilar utama menuju lift, dia terkejut saat seseorang menariknya. Tarikannya lumayan keras sehingga membuat Karin oleng dan hampir terjatuh jika bukan seorang itu kembali memegangnya.

Jika bisa mengingat ritme itu, Karin tahu siapa ini. Dia memalingkan wajahnya dan bertemu Alex disana. Lama-lama, laki-laki ini bisa membuatnya gila yang kemudian mati karena serangan jantung.

"Apa yang kau..?!" Karin hampir teriak.

"Hst hst!" Alex menarik Karin ke hadapan pilar dan hampir saja membentur kepala Karin ke pilar batu itu jika Karin tidak mengangkat tangannya.

Alex tampak celingukan ke depan sana seperti mencari sesuatu dan berhenti disatu titik dengan wajah serius. Karin masih merasa aneh dengan bahunya dikunci seperti itu, tidak bisa berkata-kata lagi. Semua kata tidak pantas yang bisa ia teriakan pada Alex, hilang begitu saja.

"Apa yang dia lakukan disana?" Alex tiba-tiba bergumam membuat Karin melihat keatas memdapati wajah Alex yang masih serius.

"Kupikir kau memintaku datang untuk melihat kulkasmu yang bau ikan," balik gumam Karin, Alex barulah sadar dan melirik ke arah Karin dengan kening mengernyit.

"Apa yang kau lakukan disini?" tanyanya. Rasanya ada yang menimpa kepala Karin, mungkin buku tua yang cukup berat atau selimut tebal yang mencekiknya. Ia mengerjabkan matanya pada Alex yang melihatnya dengan tatapan heran dan aneh.

"Kau yang menyuruhku datang," jawab Karin serba salah. Mata Alex tampak membulat sebentar kemudian tertawa cepat sebelum wajahnya kembali serius menatap kedepan sana.

"Ah, lupakan soal itu. Ayo, kau ikut aku," dan dia kembali berbicara cepat yang begitu membingungkan Karin. Karin terantuk saat Alex kembali menariknya kali itu keluar dari persembunyian.

Karin dipaksa mengikuti langkah lebar laki-laki itu, menggenggam erat tangannya dan membawanya keluar gedung apartemen.

"Dimana dia?!" Alex kembali bergumam. Karin semakin yakin bahwa laki-laki itu sedang mencari seseorang. Alhasil, Karin ikut celingukan melihat siapa saja di sekitar sana, tapi rasanya ini terlalu normal di luar sini. Tidak ada siapapun yang mencurigakan.

"Aku tidak percaya dia masih bersama laki-laki itu, dia cari mati?!" Alex membentak, kening Karin mengernyit kemudian mengikuti ekor mata Alex melihat kemana itu pergi.

Ginna disana, dengan seorang laki-laki dan mereka tampak berjalan beriringan sembari berpegangan tangan. Mereka tampak tertawa lepas, hanya berdua seakan mereka memang diciptakan begitu. Tampak begitu romantis dan indah sampai-sampai membuat Karin sempat terhipnotis dan tersenyum kagum pada keduanya.

Tux & Apron (Watty's 2016)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang