Bagian 14 - Kegilaan

6.8K 383 19
                                    

Bag 14: There is no such thing called love, it's a fantasy

Enjoy reading guys

Saat Karin sampai di apartemen Alex, waktu menunjuk pukul tujuh lebih dua puluh menit. Karin memang masih merasa aneh dengan mengetik sendiri kode apartemen itu sedang ia tahu Alex jelas ada didalam.

Terkadang Karin tetap membunyikan belnya dan menunggu Alex sendiri yang membuka atau jika memang tidak ada yang membuka, ia baru menggunakan kode itu. Bukankah dia sudah menjadi begitu sopan?

Saat Karin melakukannya lagi, ternyata tak butuh waktu lama setelah membunyikan bel, pintu itu terbuka. Karin langsung nyengir ke arah kamera interkom tahu bahwa Alex bisa melihatnya sebelum memutuskan untuk masuk kedalam.

"Terlambat 20 menit," ucap laki-laki itu seakan memberi sambutan pada Karin. Padahal wajah Karin belum benar-benar nampak.

Alex berdiri diujung yang lain dengan tangannya yang tampak menjejal masuk ke kantong celana piyamahnya.

Saat melihat wajah itu, Karin tak menangkap suatu kemarahan atau apa, itu seperti gurauan dan kilatan humor dimatanya yang begitu jelas yang membuat Karin tertawa juga.

"Maaf Pak Ben, semoga 20 menit bukan masalah besar dan sepertinya terbalas dengan 20 menit semalam," ucap Karin mengingat semalam ia pulang dengan jam yang sudah lewat dari jam kerjanya. Ia mencoba tampak sedemikian formal seperti bagaimana Alex memperlakukannya, alis Alex terangkat dan kemudian lidahnya tampak menyelip dibelakang pipi sehingga menggelembung seperti sedang berpikir cepat.

"Kau boleh menggunakan alasan itu sekarang, tapi besok jika kau terlambat... Aku akan membuat perhitungan," katanya, Karin tergelak hampir tertawa tapi mengangguk juga.

"Oke," ucapnya, Alex tak suka dengan ekspresi menantang itu seakan Karin sedang meragukannya.

Akhirnya Karin berlalu menuju dapur hendak menyiapkan makanan untuk bosnya sang alien, karena sikapnya bisa menjadi sangat aneh sewaktu-waktu. Karin membuat sandwich dengan daging merah, telur, tomat, keju dan selada kemudian memanggangnya.

Setelah meletakan keatas meja sembari menunggu Alex datang dan menyantap sarapannya. Ia teringat soal kulkas, akhirnya dengan penasaran ia membuka freezernya dan melihat seberapa kacau karena seingatnya Karin sudah begitu baik mengurus kulkas itu.

Dan benar saja, saat membukanya Karin terkejut melihat ikan-ikan yang seharusnya dibungkus kantong plastik, terpampang begitu saja bahkan beberapa darinya berwarna kehitaman dan sudah tidak segar.

Tunggu! Dia ingat betul bahwa ikan yang dibelinya pertama kali masih segar dan bagus, prediksinya seharusnya bisa bertahan sampai satu minggu bahkan lebih.

Hidung Karin mengerut mendapati bau yang tidak sedap. Seorang pasti datang dan mengacaukan ini, daging yang sudah dikeluarkan dari freezer dan di cuci tidak boleh masuk kembali ke dalam freezer. Ini kesalahan fatal, dagingnya tentu saja rusa.

"Aku sudah memperingatkanmu soal itu," tiba-tiba seorang bicara dibelakangnya, saat Karin menoleh Alex disana masih dengan kaos hitam ketat dan celana piyamahnya yang menggantung. Karin mendengus tidak percaya.

"Aku tidak tahu kenapa bisa seperti ini," Karin memasang tatapan menyelidik pada Alex hendak menyalahkan laki-laki itu.

"Kenapa kau menatapku seperti itu?" tanya Alex.

Tux & Apron (Watty's 2016)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang