♪00♪

135 18 16
                                    

Pada Jumat pagi yang indah ini, sesosok pemuda tampan tengah menggeret alat pembuat garis untuk lapangan sekolahnya. Ia terlihat enggan dan malas. Ya, sebab ini adalah hukumannya karena kembali berulah kemarin.

Dia Choi Beomgyu, satu dari 2 Choi bersaudara yang terkenal dengan perbedaan watak masing-masing namun keduanya juga dikenal cukup akur satu sama lain.

Beomgyu menghela nafas sambil terus menggeret benda itu hingga sampai ditengah lapangan. Ia berhenti dan menatap bola sepak didepannya.

"Huft.."

Beomgyu berjalan dengan kedua tangan dibalik saku celananya, dan langsung menendang bola itu tanpa ba-bi-bu ketika sudah sampai didepannya.

Bola itu melambung jauh, membuat Beomgyu tersenyum puas.

"Beres!"






























Ada pula yang kedua, Choi Yeonjun, kakaknya Choi Beomgyu. Pemuda berkacamata itu sibuk membuat robekan buku dengan aesthetic berbentuk persegi layaknya sebuah jendela menggunakan pena kesayangannya.

Dia terus melakukan hal ini sejak masuk kelas, karena bosan sendirian didalam sana.

"Hhooaaammm..." kuapnya lebar.

Ia menoleh pada jam di dinding dan mendesah lemah.

"Bosen." keluhnya lalu melepas kacamatanya.

Dengan jahil, Yeonjun menaruh kacamatanya diatas buku itu.







































Pemuda berseragam itu benar-benar aneh kegiatannya. Begitu kata orang-orang. Rambutnya hitam dan memanjang, tak mengindahkan peringatan sang guru untuk segera memotongnya agar terlihat rapi.

Hueningkai, atau yang sering dipanggil Kai. Menggunakan crayon sang adik yang ia bawa dari rumah, Kai berjalan sambil mengikuti garis jalanan yang ia bentuk dengan crayon itu.

Ini mengapa orang bilang, Kai adalah anak yang aneh.

Begitu sampai didepan gerbang sekolahnya, Kai berhenti dan tersenyum sambil memejamkan matanya. Tak peduli dengan banyaknya anak-anak sekolah yang memperhatikan tingkahnya.

"Gue emang selebritis. Iya, gue tau kok." monolognya dengan senyum angkuh.
















































Saat itu, ketua kelas 11-A3, Choi Soobin juga tengah asik menggambar di papan tulis yang ada dikelasnya. Sambil tersenyum-senyum kecil, ia terus membuat guratan-guratan di papan tulis itu menggunakan spidol yang ada.

Hingga tanpa sadar, Soobin menggambar sebuah pintu. Namun pemuda itu tersenyum tatkala melihat semua gambar yang ia buat. Mulai dari yang abstrak, aneh, tak berbentuk hingga pintu yang setiap garisnya kini tengah ia tebali.

Hingga gebrakan dipintu membuatnya terkejut dan berhenti.

Disana, berdiri sang guru killer yang sengaja menciduk kelakuan pemuda itu.

"CHOOIIIIII SOOBIIIINNNNN!!!"

Soobin menyengir, lalu menaruh kembali spidol yang ia pegang.

"Maaf Mr."



















































Kang Taehyun juga sama seperti Kai. Selain keduanya sekelas, mereka juga sama-sama di cap aneh oleh kebanyakan orang dilingkungan sekitar masing-masing.

Bagaimana tidak? Yang satu bisa dengan asik menyusuri garis jalan raya menggunakan crayon, yang satunya lagi punya kebiasaan aneh yang membuat orang-orang disekitar sedikit risih.

Seperti pagi ini. Sebelum masuk ke kelas, dengan tenang Taehyun berdiri ditengah koridor sambil menutup matanya dan menyumpal telinganya dengan earpod.

Mengabaikan semua mata yang memandangnya heran dan kesal.

"Run away with me..." gumamnya sambil tersenyum mengikuti irama musik di earpod itu.

[ I ].Run Away[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang