O5

203 56 22
                                    

•••

Beberapa jam yang lalu...

Pak Yuta menghela nafasnya berat. Kemudian menatap siswa di depan nya dengan tatapan tak habis pikir.

"Untuk sekali ini aja pak, serius deh. Memangnya bapak gak kasian sama dia?" ujarnya mencoba merayu Pak Yuta.

Pak Yuta nampak berpikir, sempat melirik seseorang yang dimaksud siswanya, lalu menyepakati hal 'tersebut'.

"Oke, saya setuju. Tetapi, saya tetap tidak akan membenarkan tindakan mu itu. Dan satu lagi, saya harap kamu bisa berpikir sebelum bertindak" ucap Pak Yuta.

Siswa tersebut hanya mengangguk sebagai balasan.










Namun setelahnya, ia menampikan senyuman tipis. Senyum tipis yang nampak mencurigakan.

•••

"Somi, Minjeong, Nako, Ryujin, Yuri, dan Chaeryeong. Sebagai hukuman untuk mempertanggung jawabkan kecelakaan yang terjadi, saya akan menugaskan kalian untuk membereskan dan membersihkan gudang penyimpanan"

"Minju tidak dapat hadir dikarenakan cedera kaki dan kepala, Soojin memiliki jadwal latihan Olimpiade Sains bersama Hitomi, dan Olivia baru saja mengabari saya bahwa hari ini dia memiliki jadwal Pertandingan Bulutangkis"

"Dan sebagai gantinya, kalian akan dibantu oleh Guanlin, Beomgyu, Asahi, Daehwi dan Jaehyuk. Sungchan tolong bantu awasi kerja mereka"

"Dan saya tidak menerima protes ataupun penolakan dari kalian, apa intruksi saya sudah jelas?"

Mulut Daehwi yang baru saja terbuka- ingin melayangkan protes ke Pak Yuta kini kembali terkatup setelah melihat raut wajah Pak Yuta seakan mengatakan "tak mau diganggu gugat".

Daehwi menghela nafasnya panjang, kemudian turut membatin mengutuk Si Pria Tua- Yuta tersebut. Sungguh, dia benar-benar merepotkan bagi Daehwi.

Melihat tak ada respon dari para teman kelasnya, Sungchan pun langsung mengangguk paham, "Untuk gudangnya sendiri apakah terkunci atau tidak pak?" tanya Sungchan memastikan.

Pak Yuta membalasnya, "Ruangan terkunci, untuk kuncinya sendiri bisa Sungchan ambil di Pak Taeil"

"Ya sudah, kalian cepat kembali ke kelas. Hukuman silahkan dilaksanakan setelah pulang sekolah. Dan saya harap tidak ada yang kabur dari tanggungjawabnya"

Intruksi Pak Yuta mengakhiri kumpulnya para murid itu, mereka segera membubarkan diri kala Pak Yuta beranjak pergi dari lapangan.

Beberapa dari mereka ada yang mengeluh, beberapanya lagi sudah pasrah, dan beberapa lagi terus memisuh tak terima- contohnya Jaehyuk.

"Gue tuh daritadi diem loh. Bisa-bisanya gue juga kena imbasnya" kesalnya, sukses mendapatkan toyoran pelan dari Asahi. "Kalo diem gausah bacot"

Empat kalimat itu sukses membuat mulut Jaehyuk terkatup rapat, namun raut wajahnya seakan tengah menjulidi Asahi, membuat Minjeong ikut turun tangan memojokan Jaehyuk.

"Gue garuk juga nih muka lo, hyuk. Sepet banget gue liat nya" kini giliran Minjeong yang melayangkan protes, sukses membuat Jaehyuk menghela nafasnya kesal, dan lantas meledek Minjeong yang dibalas balik olehnya.

Mereka semua tertawa, suasana mereka jadi terlihat lebih hangat masing-masingnya.

Mereka mulai membicarakan banyak hal sambil berjalan ke kelas mereka, seperti perkembangan kasus Yang Jeongin contohnya.

"Eh gapapa kan ya kalau gue bahas ini ke kalian? Nanti kalian masih pada trauma lagi" tanya Minjeong pada mereka, semuanya menggeleng kompak, menandakan bahwa tidak masalah jika Minjeong membahas 'itu' pada mereka.

"Okey, sebelum itu, mending kita cepetan dikit ke kelasnya. Gue yakin anak-anak lain masih pada ganti baju di ruang ganti, jadi kita bisa bebas bahas hal ini"

Sesampainya dikelas, benar saja apa kata Minjeong, kelas masih kosong melompong tak berpenghuni.

Mereka kemudian membuat formasi melingkar di pojok belakang kelas, tepatnya di belakang kursi milik Minjeong dan Nana.

Dngan cepat, Minjeong mengeluarkan handphone nya, kemudian memapangkan foto yang ada di riwayat chatroom nya bersama "Kim(onyet)ing"

Nako mengerutkan keningnya kala melihat display name di handphone Minjeong terlihat tak meyakinkan, "Ini siapa, jeong?" tanyanya.

Minjeong menyahut, "Detektif Kim, kebetulan dia sepupu gue" jawabnya sukses membuat seluruh teman-teman nya terkejut, tak terkecuali Ryujin yang tidak mengetahui bahwa rekan kerja ayahnya merupakan sepupu dari Kim Minjeong si ratu sekolah.

"Kok kamu gak kasih tau aku?" tanya Sungchan, ngambek ceritanya. Minjeong terkekeh, "Ya ini udah di kasih tau" balasnya, sukses membuat yang lain bersorak 'bucin' pada dua orang yang tengah berbincang itu.

Jaehyuk, yang jiwa ghibahnya menggebu-gebu lantas bertanya isi chat itu pada Minjeong. "Jadi apa yang mau lo tunjukin ke kita soal perkembangan kasus Yang Jeongin?" tanya nya to the point, membuat Minjeong membuka foto di handphone nya lalu kemudian memampangkan nya ke depan wajah teman-teman nya.









"Ini kan... gelang-"











"Iya, ini gelang yang kelas kita beli saat studytour ke Singapore" balas Minjeong cepat.
















"Dan ini salah satu barang bukti yang ditemukan di tkp?" tanya Ryujin memastikan yang di balas anggukan oleh Minjeong sendiri.









"Karena pada saat meninggal pun korban masih memakai gelangnya, jadi itu mustahil milik korban" tambahnya lagi.

















Guanlin yang sejak tadi menutup rapat mulutnya akhirnya mulai menggumamkan isi pikiran nya.
















"Jadi maksud lo, pembunuhnya ada di kelas ini?"



















"Ya, pembunuhnya ada di kelas ini"

•••

qruxsbop
O5'Oct

chambre du pécheur ; 2001 liner [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang