O4

202 57 38
                                    

•••

Priitt! Priittt!

Tiupan peluit dari Pak Yuta resmi menutup pertandingan antar tim Guanlin dan tim Asahi. Lantas kedua belah tim dengan cepat mengalihkan netranya untuk melihat papan skor.

"12-15"

Perbedaan skornya sangat tipis.

Setelah melihat papan skor, kedua tim langsung melakukan jabat tangan untuk menutup permainan, kemudian pergi ke tribun penonton untuk melihat tim yang akan bertanding.

Heeseung yang baru saja menepi pun dengan segera menghampiri Mashiho, ingin melihat kondisi teman nya yang sekarang tengah diobati.

"Mau kemana, Hee?" tanya Hitomi yang kebetulan baru saja di panggil oleh Pak Yuta.

Heeseung menoleh, berhenti sekejap untuk menjawabnya, lalu kembali berjalan ke tribun penonton.

"Mau liat kondisi Mashiho"

Sesampainya di tribun penonton, ia mengambil posisi duduk tepat di sebelah Mashiho. Lelaki tersebut tengah diobati Chaeryeong rupanya.

Heeseung menopang dagunya, kemudian menatap tangan telaten Chaeryeong sembari bertanya, "Lukanya parah, Chaer?" tanyanya penasaran.

Chaeryeong membalasnya dengan gelengan,
"Kaki kirinya aman, kaki palsunya ada sedikit benturan, dan kondisi kedua tangan nya cuma lebam-lebam kecil. Chaer pikir Shiho harus banyakin istirahat aja.

Ga perlu lama-lama, tidur sebentar dan gak gunain tangan dengan berlebihan itu udah cukup kok. Kalo semisal ada yang Shiho rasain tapi belum Chaer sebut, coba nanti sepulang sekolah Shiho cek ke rumah sakit aja" jelas Chaeryeong panjang, membuat Mashiho mengukir seulas senyum di wajahnya.

"Oke, Chaer. Terimakasih banyak"

Setelah membalas dengan senyumnya Chaeryeong pun pamit undur diri, menyisakan Mashiho dan Heeseung yang kini duduk bersampingan.

Heeseung menyenggol tangan Mashiho ketika Chaeryeong pergi, kemudian memberikan satu botol minuman isotonik yang entah darimana Heeseung mendapatkannya.

Mashiho menerimanya dan berterimakasih. Mereka berdua lantas bersulang dan kemudian meminum minuman isotonik tersebut.

"Tim kita menang berkat lo, Ho. Makasih ya, lo emang benar-benar ace sekolah kita di cabang olahraga" puji Heeseung, sukses membuat Mashiho terkekeh kecil mendengarnya.

"Hahaha, enggak sehebat itu juga kali, Hee. Lebih jago Guanlin dibanding Shiho. Tapi makasih ya udah puji Shiho" ujarnya merendah, diakhiri dengan ucapan terimakasih yang membuat Heeseung mengangguk.


Keduanya sempat hening karena sama-sama fokus dengan pertandingan tim siswi. Kali ini kedua tim memiliki kekuatan yang setara. Mereka adalah Tim Somi yang beranggotakan Minju, Soojin, Minjeong dan Nako melawan Tim Ryujin yang beranggotakan Olivia, Yuri, Hitomi dan Chaeryeong.

Tak ada percakapan sama sekali diantara mereka berdua, sampai tiba-tiba Heeseung melontarkan pertanyaan menyedihkan yang akan membuat seisi kelas menangis bila mendengarnya.

"Ho, lo ngerasa ada yang kurang gak sih?" tanya Heeseung, entah mengapa ia merasa benar-benar kosong di satu bagian, tapi tak sadar akan hal apa itu.

Mashiho sontak menoleh, kemudian berujar, "Jeongin, Hee. Jeongin yang hilang" ujarnya. Lelaki berdarah Jepang itu nampak menghela nafasnya, "Biasanya dia bakal di suruh push-up karena selalu jailin cewek-cewek, juga karena berisik" tambahnya.

chambre du pécheur ; 2001 liner [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang