O9

175 52 27
                                    

•••

Somi gatau harus berekspresi seperti apa saat tiba-tiba ia bertemu Asahi di tengah perjalanan panjang nya, di saat ia hampir putus asa karena lelah berjalan terlalu lama.

Sungguh, bahkan saking bahagianya, gadis itu menangis kencang memeluk Asahi, melupakan status lelaki tersebut yang merupakan kekasih dari sahabatnya sendiri.

Asahi sebagai oknum yang di peluknya tentu kebingungan. Namun ia berusaha mengerti keadaan Somi sekarang, mungkin saja kan gadis itu ketakutan?

Oleh sebab itu ia memilih untuk membiarkan Somi, mengalihkan pemikiran buruknya dan beralih menepuk bahu yang naik turun itu.

"HUWAAAAAA, SAAA!!! AKHIR--NYA GUE KETE--MU LO JUG--HUWAAAAAAAA!!"

Sumpah, jika tidak ingat ia tengah dimana, mungkin Asahi akan meninggalkan Somi sekarang juga.

Namun berhubung Asahi juga tidak tahu ia tengah berada dimana, ia memutuskan untuk disini sementara sembari berusaha menenangkan Somi.

Setidaknya, Asahi tidak sendiri lagi kali ini.

"HUWAAAA SA, LO MALAIKAT BANGET SUMPAHH HUHUHU! GUE TAKUT SENDIRI LAGI SA, JANGAN TINGGALIN GUE YAAA!"

Dan yang bisa Asahi lakukan saat Somi merengek seperti itu hanyalah mengangguk mengiyakan ucapan si gadis, berharap tangis Somi akan menyurut jika ia mengiyakan ucapan nya.

Di tepuk pelan punggung gadis tersebut, membuat lelaki Jepang itu terlihat seperti tengah membalas pelukan Somi. Sedangkan Somi kini sibuk menyeka air matanya yang berjatuhan.

Somi masih terlihat sesenggukan. Walaupun sebenarnya sejak tadi ia sudah berusaha mengontrol nafas dan suaranya, namun sepertinya gadis bule itu masih belum bisa mengendalikan tangisnya sendiri.

Hingga beberapa lama setelah Somi menghentikan tangisan nya, gadis itu mulai berangsur membaik. Nafasnya mulai teratur kembali dan sukses membuat Asahi melepas pelukan nya dari Somi.

Dan seketika, Somi pun tersadar akan perilakunya. Dengan cepat ia menunduk dalam, meminta maaf pada Asahi karena telah memeluk nya sembarangan. Sungguh, Somi merasa malu sekarang.

"Oh my god, sorry banget ya, sa. Gue ga maksud deh sumpah. Gue tuh cuma... aduhhh, intinya maaf banget ya, Sa. Maaf banget juga gue jadi ngerepotin lo"

Dan seperti biasa, Asahi hanya akan membalasnya dengan anggukan singkat. Benar-benar tipe Asahi yang tak suka membuang tenaga nya begitu saja.

Ia mulai menepuk punggung Somi, menyuruh gadis itu bangkit dan segera berjalan meninggalkan tempat ini.

Dan seperti seorang Asahi pada biasanya, ia akan melakukan jurus bahasa isyarat, yang secara mengejutkan nya di mengerti oleh semua lapisan masyarakat jika Asahi yang melakukan nya.

Ia kini bahkan sudah memberi aba-aba pada Somi dan mempersilahkan nya untuk jalan terlebih dahulu, membuat Somi dengan patuhnya berjalan lurus ke arah depan- sesuai petunjuk Asahi.

Dan selama mereka berjalan, tak ada percakapan apapun yang menemani langkah keduanya, membuat suasana terasa amat sunyi dan juga.... dingin.

Jujur, alasan Somi jarang berbaur dengan lelaki jepang itu ialah karena tipe kepribadian Asahi yang tidak cocok dengan nya.

Dan hal itu dapat di buktikan hari ini, hari dimana Asahi dan Somi terjebak di situasi yang mencekam ini. Somi hanya bisa berharap ia takkan mengamuk karena Asahi yang sangat minim respon.

"By the way, Sa! Lo tadi ketemu hologram juga gak?" Somi mulai membuka perbincangan mereka, nampak tak tahan akibat keheningan yang menusuk telinganya.

chambre du pécheur ; 2001 liner [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang