13

173 50 19
                                    

•••

Lutut Jaehyuk benar-benar melemas. Netranya ikut memanas kala melihat inisial namanya terpampang jelas di layar kaca sebagai keyword milik Jo Yuri.

Tadi speaker itu bilang bahwa keyword berkaitan dengan dosa 'kan?

Apa mungkin dosa Yuri berhubungan dengan nya?

Lantas bukankah kalau begitu, ini semua karena nya? Karena nya 'lah Yuri jadi terluka?

Pertanyaan-pertanyaan itu secara tak sengaja merayap di pikiran nya, datang bersama dengan sentimen nya yang kian lama kian meningkat.

Pertanyaan seperti 'Apakah ini benar kesalahan nya? Apakah ini salahnya yang telah membuat Yuri terseret dalam situasi berbahaya?' itu terus mengerubung dan menghantui pikiran bawah sadar nya.

Otak nya juga tak bisa diajak bekerjasama. Sedari tadi ia hanya dapat memikirkan hal negatif dan terus menyalahkan dirinya.

Kini posisi Jaehyuk sudah tak lagi berdiri, ia terduduk asal di lantai dingin dengan bulir air mata yang mulai turun satu-persatu.

Ia terisak, dalam diam.

Teman-teman nya yang lain juga tak berniat untuk mendatangi dan menenangkan nya.

Karena mereka tahu, Jaehyuk butuh waktu untuk dirinya sendiri.

Selang beberapa detik setelahnya speaker tak kasat mata itu mulai bersuara lagi, kembali menyapa mereka dengan nada menjengkelkan dan suara yang di samarkan.

"So, gimana nih Yoon Jaehyuk atas kabar gembira nya? Hihihi. Lo seneng gak liat nama lo ada di keyword nya Yuri?"

"Orang gila"

Minju berceletuk kesal, mengumpati orang di balik speaker dan sukses membuat kaget yang lain nya.

Secara, Minju 'kan orang yang punya citra baik dan terawat, agak aneh mendengar dia berkata kasar untuk pertama kali nya.

"Bisa-bisanya lo ketawa kayak gitu di saat tau kondisi dia lagi gak baik-baik aja, punya hati gak lo?!"

Emosi Minju memuncak, dadanya naik turun tak karuan setelah berhasil melepaskan amarah yang sempat ia pendam.

Tidak, ia tidak bisa lagi menahan nya.

Yuri teman nya, begitupun dengan Nako. Ia tidak terima dengan apa yang di lakukan oleh orang tersebut pada mereka berdua.

Sedangkan si speaker nampak terdiam sebentar, sampai akhirnya tertawa begitu keras.

Begitu keras dan tak berujung.

"Hati? Bwahahahahaha"

Suara tawa itu menggelegar, tak kunjung berhenti sampai suara di speaker terdengar terisak.

Entah apa yang dia tertawakan, tapi yang pasti hal itu tidak lucu sama sekali bagi mereka.

"Lo ngomongin masalah hati di sini? Di ruangan tempat orang mengakui dosanya? Tempat dimana lo terjebak sekarang yang artinya lo sendiri berdosa dan LO NANYAIN MASALAH HATI SAMA GUE??!!!"

Suaranya meninggi secara bertahap, membuat seluruh orang di ruang tersebut terkejut mendengarnya.

"Huh, males banget gue liat tampang tersakiti kalian. Ngaca dong!! Lo pada sadar gak sih kalo lo semua juga ga punya hati?!?!!"

chambre du pécheur ; 2001 liner [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang