O6

190 55 28
                                    

•••

"Eumm... ga mungkin ah, babe. Kita kan sekelas sohib banget sama dia, ga ada yang punya masalah juga kok sama dia. Ga mungkin kali kelas kita, siapa tau kelas lain kebetulan beli samaan kayak kelas kita" ujar Sungchan setelah sempat hening dalam beberapa saat.

Memang benar, setelah Minjeong memberi tahu bahwa kemungkinan besar salah satu pelakunya siswa kelas- yang berarti mungkin saja salah satu dari mereka adalah pelakunya, keadaan menghening cukup lama. Benar-benar lama sampai Sungchan merasa muak dengan keheningan yang ada.

Minjeong yang mendengar kekasihnya itu angkat bicara akhirnya menyahut, "Babe, kita sekelas dapat itu karena di beliin Daehwi. Dan gelangnya cuma sisa 25, makanya Daehwi beli semua karena kasian juga sama si penjual nya" tuturnya yang masih sangat ingat ucapan Daehwi saat itu, membuat Daehwi seketika menjadi objek yang ditatap oleh seluruh orang di lingkaran tersebut

Raut wajah Daehwi berubah kikuk, kemudian dengan cepat ia mengangguk, "I-iya, g-gue beliin itu buat habisin stok penjualnya. Kasian si ibu, gue ga tega" tutur Daehwi mengiyakan.

"Dari penjual lain mungkin" kini giliran Beomgyu yang menyahut, membuat Minjeong lagi-lagi menggeleng.

"Penjual lain gaada yang jual gelang warna nebula glass, susah dicari di pasaran"

Suasana kelas seketika menghening kembali, masing-masing diantaranya kalut dengan isi pikiran nya sendiri.

"Tapi apa motif pelaku kalau memang iya pembunuhnya teman kelasnya sendiri?" tanya Ryujin bingung, membuat Minjeong langsung saja membalasnya.

"Masalah motif itu memiliki banyak kemungkinan, tapi menurut gue pribadi kayaknya motif pelaku sakit hati. Karena kalo gue lihat-lihat, korban kerapkali menyamaratakan semua perasaan teman nya dan seringkali bercanda di jalur yang salah" ungkap Minjeong layaknya profesional, membuat semua- kecuali Ryujin, Asahi, Guanlin dan Beomgyu kebingungan dengan kata yang ia lontarkan itu.

"Kalau kayak gitu, pelaku punya kemungkinan 67% ditangkap lebih cepat dong?"giliran Beomgyu yang kini bertanya.

Minjeong sempat berpikir sejenak, hendak menjawab tapi kalah cepat dengan Ryujin yang kini tengah menjelaskan.

"Tergantung barang bukti dan kondisi tkp saat diselidiki. Tkp sempat rusak karena gue dan Yuna masuk ke dalam toilet tanpa pengamanan, ditambah gue sempat muntah dan alat yg digunakan pelaku masih juga belum ditemukan. Kalau sidik jari juga gak ditemukan, kemungkinan ditangkap lebih cepat jadi berkurang, sekitar 38% dari yang awalnya 67%, alias hampir separuhnya" jelas nya lengkap, membuat yang lain sukses dibuat ternganga oleh penjelasan panjang Ryujin.


























Namun, Guanlin kini malah menatap Ryujin menyelidik, "Kok lo tau alat pembunuhnya belom ditemukan?" tanyanya curiga. Asahi yang kebetulan berada disamping Guanlin lantas membuka suaranya, "Bokapnya Ryujin Detektif Jung"

Dan hal itu, sukses membuat lingkaran tersebut terkaget untuk kesekian kalinya.

























Di lain sisi, Chaeryeong nampak berpikir keras. Beomgyu dan Nako yang duduk tepat disampingnya nampak menotis hal tersebut. Di senggol lah tangan Chaeryeong oleh Nako, kemudian ia tanyakan kenapa Chaeryeong melamun.








"Chaer bingung deh, kenapa bisa gelangnya Jeongin dan si pelaku gak disita anak OSIS? Padahal kan anak OSIS razia setiap senin, dan hari kematian Jeongin juga tepat hari senin"














Dan tiba-tiba, semua atensi mengarah ke si Ketua Osis yang menampakan wajah kikuk nya tak bisa berkata-kata.
























Dan dengan raut tanpa dosa, Nako pun menyimpulkan ucapan Chaeryeong,







"Jadi maksud Chaery, pelakunya kemungkinan besar anak Osis?"











Dan naasnya lagi, Chaeryeong malah mengangguk.







"Itu menurut Chaeryeong sih. Dan kebetulan Osis di kelas kita hanya ada 7 orang. Soojin, Heeseung, Chaeryeong, Minju, Hitomi, Wonjin dan Ketua Osis, Sungchan"

•••

"Lo percaya ga sama pembahasan Minjeong tadi siang?"

Somi melirik Guanlin sebentar, kemudian kembali fokus mencatat sesuatu di buku milik nya.

"Gue juga sebenarnya bingung mesti percaya atau enggak. Tapi kalau di pikir-pikir lagi, penjelasan mereka semua kelewat logis untuk dibilang kebetulan" ujarnya jujur, membuat Guanlin mengangguk paham setelahnya.

Kini mata pelajaran Biologi telah selesai, mereka memiliki sekitar 30 menit waktu istirahat dikarenakan mata pelajaran Biologi selesai lebih awal dari yang di perkirakan.

Dan kini, Guanlin tengah duduk disamping Somi, mengangkat kakinya keatas meja dan membuat Somi terganggu akibatnya.

Somi mendorong kaki Guanlin, berharap orang tersebut bersedia menurunkan kakinya dari atas meja setelah di dorong olehnya.

Namun Guanlin tetaplah Guanlin, si kepala batu dari kelas 12 IPA 1. Ia tidak akan menyerah hanya untuk menurunkan kedua kakinya dari atas meja.

Tetapi ingatlah wahai saudara Guanlin, yang kau hadapi bukanlah sembarang perempuan, melainkan perempuan perkasa yang siap menghajarmu kapan saja.

Dan dengan kekuatan yang telah Somi kumpulkan, ia dorong kaki Guanlin hingga terjatuh, membuat Guanlin sedikit tersentak dibuatnya

Somi tersenyum puas, kemudian menepuk-nepuk telapak tangan nya bak seseorang yang baru saja menang dari battle melawan mafia dan hendak membersihkan tangan kotor nya.

Dan tanpa aba-aba, tangan jahil Guanlin meraih buku tulis Somi, membut Somi panik dan segera mengejar Guanlin yang dengan isengnya berlari ke depan kelas.

Somi hendak mengambilnya, namun tetap tidak terjangkau walau ia sudah berjinjit dan melompat.

Ya mungkin karena pengaruh tinggi Guanlin yang cukup jauh juga dengan Somi, walau Guanlin akui Somi sebenarnya sudah cukup tinggi dibanding siswi lain yang seusia nya.

Guanlin tertawa senang, meledek Somi dan terus mengangkat buku tulis itu tinggi-tinggi. "Ambil lah, kan tinggi" ledeknya, sukses membuat Somi mencebikan bibirnya.

Guanlin masih terus mengangkat buku Somi tinggi-tinggi, tanpa sadar bahwa di belakangnya kini Sungchan mengawasi.

Lantas Sungchan yang penasaran akhirnya mengambil buku tersebut, membuat Guanlin tersentak dan hampir protes pada lelaki Jung tersebut sebelum niatnya terurungkan oleh temuan Sungchan di buku tulis Somi.

Terlihat kini wajah Somi mulai berkeringat, dan Sungchan tanpa belas kasihan nya terus menodong Somi dengan berbagai pertanyaan yang terlintas di kepalanya.














"Maksud lo apa nulis ginian pakai tinta merah?"

















Dan Guanlin dapat melihat nama Yabuki Nako, Jo Yuri juga Yoon Jaehyuk terukir berurutan disana, ditulis menggunakan tinta merah dan juga...






... aksara china.

•••

qruxbop
O6'Oct

chambre du pécheur ; 2001 liner [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang