•••
Saat waktu menunjukan jam istirahat, biasanya para siswa akan memanfaatkan menit-menit pertamanya untuk memakan bekal ataupun membeli jajanan di kantin. Lalu mereka akan berkumpul bersama teman nya, atau berduaan bersama pacar nya, sambil memakan jajanan mereka dan kemudian bercanda tawa bersama.
Namun siswi cantik ini memiliki cara yang berbeda untuk menikmati waktu istirahatnya, ia tampak mencoret kedua hal di atas dari list kegiatan istirahat nya saat kakinya mulai beranjak berlawanan dari arah kantin.
Di siang yang tidak bisa dibilang siang ini, ia malah sibuk berkeliling di bagian sayap kanan sekolah, dimana terdapat pohon apel yang ditanam oleh pihak sekolah disana.
Ia menatap pohon apel tersebut, menyentuh batang kokoh pohon itu dan membuat telapak tangan nya merasakan guratan kayu milik pohon tersebut.
Ia menghirup oksigen perlahan-lahan, menikmati setiap cc oksigen yang memasuki rongga paru parunya. Lalu begitu merasa penuh, ia pun menghembuskan nafasnya, dan langsung melirik ke arah pagar tembok tepat di belakang pohon apel tersebut.
Tatapan nya terlalu sulit diartikan. Tapi yang pasti, ada sesuatu yang menarik dari pagar tembok yang tinggi itu.
Setelah cukup lama kakinya pun mulai beranjak menjauh, pergi dari sana dan menuju lorong yang tak jauh dari tempat pohon apel itu berada.
Sampai di depan pintu salah satu ruangan sekolah, ia terlihat membisu untuk beberapa saat. memandangi pintu yang berubah gelap dengan senyum miris yang terpampang di wajahnya.
Ia hendak memegang knop pintunya nya, berniat mengetes apakah yang ada dipikiran nya itu benar atau hanya sebatas imajinasinya.
Dan tepat sebelum ia memegang knop nya, ia sudah terlebih dahulu mendengar seseorang memanggil namanya. Sialnya, dia tahu betul suara yang memanggilnya itu.
Oh, mungkin bukan memanggil, tapi terkejut akibat melihat dirinya yang terlihat baik dan nampak dalam kondisi prima.
"Loh, Minju?"
Dan naasnya, ia tertangkap basah oleh Chaeryeong dan Nako. Dua bocah polos yang siap memberikan informasi pada siapa saja dengan amat sangat detail dan juga penuh kejujuran.
•••
"Kan gue udah bilang, tinta hitam gue habis, makanya gue pake yang ada, dan yang ada cuma tinta merah. Apa gue salah?!"
Somi mengacak rambutnya frustasi, nampak lelah menjelaskan hal 'sepele' itu ke hadapan Ketua Osis dan Kapten Basket nya.
Oh sungguh, apakah ini waktu yang tepat untuk mereka berdebat mengenai 'tinta merah' yang Somi gunakan? Somi rasa tidak.
Sungchan yang berada tepat di hadapan Somi pun lantas bertanya, "Terus kenapa lo nulis nama-nama mereka?" tanya Sungchan menyelidik.
Somi sempat mengulum bibirnya sebentar, kemudian menjawab Sungchan agak ragu, "G-ge-gue... itu... aduh apasih gue lupa lagi... PESENAN, mereka pesen dessert box sama gue" sanggahnya agak terbata.
Namun Sungchan nampak tak percaya dengan apa yang di ungkapkan Somi barusan. Entah kenapa, setelah hal 'tabu' yang semua orang tahu malah Somi lakukan dengan entengnya, Sungchan kehilangan kepercayaan nya terhadap Somi.
KAMU SEDANG MEMBACA
chambre du pécheur ; 2001 liner [HIATUS]
Fanfiction"Akui dosa kalian, atau berakhir tak bernyawa" ⚠harsh word⚠ Tentang ruang hampa yang memaksa para pemain nya untuk mengakui dosa yang mereka perbuat. Highest rank: #1 at Chaeryeong #2 at Ryujin #2 at Nako #2 | #3 at Minju #1 at 2001 #1 | #2 | #3 at...