11

169 46 23
                                    

•••

Keberuntungan besar sepertinya sedang menghinggapi seorang Daehwi sekarang. Karena tepat di tengah larinya yang tanpa arah, seorang Guanlin menghampirinya dan memberi petunjuk kemana ia harus melangkah.

Bahkan Chaeryeong dan Minjeong yang entah darimana datangnya juga ikut bergabung bersama mereka, berlari sekuat tenaga agar bisa sampai ke tempat tujuan.

"SUM... PAH...., INI.... TEMPAT.... NYA... DI..... MANA... SIH?" Ucapan Minjeong terputus-putus karena ia berlari dengan kekuatan maksimal, membuatnya tak sempat mengatur nafas lebih untuk berbicara.

"GUE RASA MASIH CUKUP JAUH" balas Guanlin yang juga tengah berlari.

Minjeong yang kebetulan memakai jam tangan melirik ke pergelangan nya, mengecek waktu yang tersisa dan sukses membuat matanya membulat.

"WAKTUNYA TINGGAL 80 DETIK ANJIRRR!!!" pekiknya panik.

Kaki Guanlin sontak berlari lebih cepat, mengikuti petunjuk arah yang diberikan oleh sae yang kini dilengkapi countdown perhitungan waktu.

Minjeong lantas mendesah, merasa lelah dan kesal nya bercampur aduk hingga akhirnya melampiaskan dengan berteriak-teriak menyumpah.

"BAJINGAN KEPARAT! BANGSAAAT! BISA-BISA NYA LO NGANCEM GUE LEWAT SPEAKER DAN BILANG MAU BUNUH 2 BOCIL YANG GAK BERDOSA??!!! AWAS LO, YA!!!  KALO SAMPE GUE KETEMU LO, BAKAL GUE PITES KAKI LO SAMPE PATAH!!!"

Jangan tanyakan Daehwi bagaimana ekspresi nya kini, karena sungguh ia benar-benar merinding saat Minjeong menyumpah-serapahi 'sesuatu'. Terlebih lagi Minjeong melakukan nya dengan berteriak bak orang gila, sungguh bukan seperti seperti seorang Minjeong yang biasanya.

Serius, momen seorang Minjeong menyumpah itu hanya bisa Daehwi lihat jika Minjeong ada di satu tempat yang sama dengan Minju, dan sumpahan itu pun sebenarnya masih lebih baik dari yang kali ini.

Namun ini?

Seandainya ini di sekolah, mungkin citra Minjeong sebagai ratu sekolah sudah habis tak bersisa. Yang tersisa darinya mungkin hanya title sebagai "perempuan terhebat dalam hal cursing"

Semuanya sontak mempercepat larinya saat waktu countdown tersisa 30 detik. Untungnya ruang kumpul sudah berada tepat di hadapan mereka.

Ruang kumpul berbentuk persegi panjang itu itu terlihat di penuhi oleh teman-teman nya, bahkan terlihat sosok Somi dan Ryujin dengan raut panik berteriak keras pada mereka.

"CEPETAN ANJIR! NASIB YURI NAKO DI TANGAN ELU SEMUA!!!" pekik Somi meneriaki.

"GERCEP WOY, GERCEP!! WAKTUNYA MEPET BANGET!!!!" tambah Ryujin dengan sangat panik, membuat seisi ruangan hanya bisa menatap keduanya dengan raut yang sulit di artikan.

Namun belum sempat Guanlin masuk ke ruang kumpul, di belakang sana Chaeryeong tersandung oleh kakinya sendiri, terjatuh hingga terkilir dan menyebabkan ia tak bisa lanjut berlari.

"CHAERYEONG ARE YOU GWAENCHANA?!!!" Itu Ryujin yang memekik, ia terlihat khawatir dengan raut cemas yang kentara.

"WOILAH CHAERYEONG KENAPA PAKE JATOH SI?!!! ITU PLISS SIAPAPUN BANTU CHAERYEONG DONG!!!!" Itu teriakan Somi, wajahnya terlihat kesal sekaligus cemas.

Kesal karena Chaeryeong jatuh di waktu yang tak tepat, namun cemas karena keadaan kaki Chaeryeong terlihat tak baik-baik saja.

Mendengar Chaeryeong terjatuh di belakang tentu menggerakan hati kecil Guanlin untuk segera berbalik arah.

Ia pun lantas berbalik ke belakang, menghampiri Chaeryeong yang menangis dalam diam lalu bertanya, "Sakit banget gak?" membuat Chaeryeong lantas mengangguk.

Tanpa aba-aba, seorang Guanlin dengan cepat membopong tubuh kecil Chaeryeong, membuat Somi Ryujin yang melihatnya memekik gemas.

Ya gimana ga gemas, orang Guanlin gendong Chaeryeong nya ala bridal style gitu.

Guanlin pun segera berlari setelah Chaeryeong terangkat sempurna. Ia berlari dengan harap-harap cemas bisa sampai dengan tepat waktu. Telat sedikiiiiit saja, nyawa seseorang bisa dipastikan terancam bahaya.

Countdown sae mulai memperlihatkan sisa waktu yang tersisa 5 detik, membuat Guanlin dengan tergesa berlari ke pintu ruang kumpul.









"5..."










Guanlin harap, ia bisa sampai tepat waktu.











"4..."











Guanlin harap, ada harapan untuknya sampai ke ruangan tepat waktu.










"3..."







Guanlin harap,

Nako bisa bertahan dan selamat.








"2..."












Iya, Nako.















Guanlin harap Nako bisa bertahan dan keluar dengan selamat, bersama dia.

Dengan tergesa Guanlin menambah kecepatan lari nya dan....













"1..."















Teeeeeettttt!!!!










Guanlin berhasil masuk ke ruang kumpul tersebut, di sambut tatapan pasrah dari teman-teman nya, membuat Guanlin langsung mendudukan Chaeryeong ke bangku di dekatnya, menepuk pelan bahu gemetar si gadis itu.

Chaeryeong menatap Guanlin khawatir, bercampur takut juga karena ia merasa telah menjadi beban.

Sedangkan Guanlin hanya mampu tersenyum tipis, menepuk-nepuk bahu si gadis sambil sesekali di usapnya.




Tanpa ada kata penghibur.










Karena sepertinya, Guanlin lah yang kini perlu dia hibur.




Tembok di ruang kumpul itu berganti dengan sangat cepat, menjadi layar besar bak televisi mewah yang memampangkan awal dari semua kekhawatiran mereka dimulai.














Breeeeekkk!
















"Yabuki Nako was die..."











Dan seketika, tangan Guanlin mengepal kuat.

•••

Semuanya benar-benar membisu setelah video Nako berhasil di tayangkan.

Video sakral yang berisikan detik-detik kepala si gadis imut di tebas dengan kapak hingga jatuh menggelinding dan hilang begitu saja dari layar, menyisakan tubuhnya yang langsung terjatuh bak seonggok daging tak berdaya.

Semuanya menangis, menangis dalam diam. Terlihat tak percaya dengan apa yang mereka lihat di layar sana.

Mereka semua sama, sama-sama menampikan wajah dengan raut yang campur aduk. Cemas, takut dan bingung, bersatu padu di wajah mereka.

Tak ada yang berani bersuara setelah video itu berakhir, sampai akhirnya sebuah suara terdengar lagi dari speaker tak kasat mata.













"Welcome to the real game, player!"

•••

qruxsbop
11'Oct

chambre du pécheur ; 2001 liner [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang