delapan

572 43 0
                                    

_kalo bisa biar gw aja yang sakit, gausah Lo.

Kelima inti alegra masuk ketika Nadia sudah pulang, Bryan dan airon menatap Karisa sendu.

"Makasih ya udah nyempetin jenguk, tapi Karisanya belum bangun"ucap lyadra, Kenzo tersenyum tipis pada wanita itu.

"Tante sabar ya, Karisa pasti siuman kok bntar lagi banyak banyak doa"ucap cowok itu.

Gema masih melamun disamping Karisa, ia ingat bagaimana gadis itu mengamuk setiap saat dan harus selalu diberi obat penenang. Cowok itu melihat jari jemari Karisa yang mulai bergerak.

"Karisa"ucapnya. Semua orang menoleh.

Mata indah itu mulai terbuka perlahan lahan. Hal yang pertama ia lihat adalah langit langit berwarna putih polos dan aroma khasnya, Karisa tau dimana ia sekarang rumah sakit batinnya.

"Karisa syang denger bunda?"tanya lyadra berdiri disamping gadis itu, Karisa mengangguk lemah.

Kenzo segera memanggil dokter untuk memeriksa keadaan Karisa.

Dokter aryo memeriksa Karisa dengan telaten, tangannya mahir menggunakan semua peralatan medis. "Gimana dok?"tanya gema, dokter aryo tersenyum lalu berkata.

"Karisa sudah lebih baik hanya saja jantungnya masih lemah untuk kembali beroperasi seperti biasanya, jangan lupa banyak minum ya Karisa"ucapnya ramah yang diangguki Karisa.

Setelah beberapa saat Karisa ingin duduk, gema membantunya untuk duduk lalu memberi minum gadis itu. "Makasih"ucap Karisa, gema hanya mengangguk singkat.

"Tapi pak anak saya lagi sakit, apa pertemuannya bisa diundur Minggu depan?"tanya lyadra pada seseorang dibalik telepon. Karisa menoleh kearah ibunya.

"Tapi pak, saya gabisa"lanjut lyadra.

"nda"panggil gadis itu pelan.

"Sebentar ya sayang, iya pak iya saya usahakan ya saya minta tolong sekali proyek kali ini tidak dibatalkan saya mohon"ucap lyadra memohon, setelah selesai dengan urusan pekerjaan ya lyadra menghampiri Karisa.

"Kenapa? Mau makan?atau butuh sesuatu?"tanya lyadra lembut, Karisa menggeleng dan merentangkan tangannya. Lyadra dengan segera memeluk Karisa penuh sayang.

Karisa menghirup aroma khas ibunya lamat, menenangkan batinnya. Gadis itu melepaskan pelukannya lalu menatap sang ibu dengan binaran mata yang sulit diartikan.

"Risa bangga punya nda, nda hebat. Nda bisa jadi ayah sekaligus ibu buat Risa. Risa sayang bunda"ucap gadis itu semangat.

Lyadra kembali memeluk anak gadisnya sambil mengatakan"anak bunda lebih hebat dan bunda lebih bangga sama Risa".

****

2 hari berlalu Karisa sudah pulang sekarang, sudah ada 2 pekerja baru dirumahnya. 1 asisten rumah tangga dan 1 supir pribadi yang khusus Sagara bawa untuk menjaga Karisa.

"Minum"titah gema dingin, Karisa melirik cowok itu malas. Selalu saja begitu, pemaksa,dingin,arogan,sombong untung ganteng.

Karisa meminum segelas air putih yang bi ipah bawa, didepan Karisa ada banyak cemilan yang Sagara bawa ketika pulang bertugas kemarin. Gadis itu mengambil ponselnya yang tergeletak diatas meja.

"Gausah main hp"ucap gema dingin, Karisa merolling eye matanya dan acuh pada gema.

"Gw bilang simpen"ucap cowok itu lagi dan lebih dingin dari sebelumnya.

"Kenapa sih!!!aku mau nonton!!!gausah larang²"ucap Karisa sedikit teriak, gema merebut ponsel Karisa lalu menyalakan televisi yang ada didepan mereka.

KARISA[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang