keenam

638 50 6
                                    

Matahari sudah sampai dibatas peraduan, langit senja mengoren dengan begitu indahnya.

Karisa gadis itu sedang mencatat beberapa rangkuman materi pelajaran sekolahnya.

"Sayang"panggil lyadra dari balik pintu, "masuk nda Risa lagi belajar pintunya ngak dikunci"ucap Karisa sedikit teriak.

Lyadra masuk dan menghampiri Karisa yang sedang belajar.

"Belajar apa?"tanyanya, Karisa menoleh dan tersenyum.

"Risa belajar biologi sama kimia buat ulangan harian minggu depan"jawab gadis itu.

Lyadra tersenyum dan mengelus pucuk kepala gadis itu pelan, hatinya menghangat. Hari ini anak gadisnya tidak merasakan sakit seperti hari hari kemarin.

"Udah diminum obatnya?"tanyanya lagi, Karisa mengangguk. "Yaudah kamu selesein belajarnya abis shalat Maghrib kita makan ya"lanjut lyadra.

"Siap ibu negara"ucap Karisa semangat.

***
Gema tengah mengantri disebuah kedai martabak yang tak jauh dari rumah Karisa, rencananya cowok itu akan pergi kerumah Karisa untuk meminta maaf pada lyadra karena lalai menjaga Karisa.

"Ini mas totalnya 48 ribu"ucap salah satu pegawai dikedai itu, gema mengeluarkan selembar uang berwarna merah bernominal 100 ribu.

"Gausah, kembaliannya buat Lo aja"ucap gema lalu keluar dan melajukan mobilnya menuju rumah Karisa.

Karisa turun kebawah untuk makan malam bersama ibunya, lyadra sudah menyiapkan makanan yang sudah ia masak beberapa menit yang lalu.

"Nda masak apa?"tanya Karisa yang baru saja duduk disalah satu kursi yang ada dimeja makan.

lyadra menoleh"sayur,ayam sama lagi goreng bakwan ini"jawab wanita itu.

Karisa mengangguk, sambil menunggu ibunya selesai menggoreng bakwan Karisa membuka ponselnya. Banyak pesan masuk dari grup kelas maupun teman temannya termasuk Nadia.

Ting tong bel berbunyi, Karisa dan lyadra kompak menoleh siapa yang datang pikir mereka.

"Sayang tolong bukain pintunya ya bunda beresin ini dulu"ucap lyadra meminta bantuan, Karisa mengangguk lalu berjalan menuju pintu utama.

"Siapa?"tanya Karisa sambil membuka pintu, terlihat sosok laki laki berbaju hitam, celana hitam dan sekresek makanan yang ia bawa. Itu gema.

Karisa menatap gema dari atas hingga bawah, gema ikut melihat dirinya sendiri karena Karisa menatapnya seperti itu.

"Ada yg aneh?"tanya gema, Karisa menggeleng. "Ayo masuk"ajak gadis itu. Karisa masuk disusul oleh gema.

"Nda ada gema"teriak Karisa, lyadra yang mendengar teriakan Karisa pun segera menuju ke sumber suara.

Gema tersenyum manis kearah lyadra dengan cepat cowok itu menyalimi lengan wanita cantik itu.

"Anak ganteng pas banget kita mau makan yu makan"ajak lyadra menuntun gema menuju meja makan, Karisa tersenyum diarah belakang lalu merasakan sakit diarea dadanya.

Cewek itu memegangi dadanya yang terasa nyeri, kepalanya terasa sangat berat. "Karisa syang ayo"teriak lyadra. Karisa mencoba untuk berjalan perlahan menuju dapur, langkahnya begitu berat.

"Kar-"ucap gema terhenti kala melihat hidung gadis itu sudah banyak mengeluarkan darah, dengan segera gema menahan tubuh itu lalu membopongnya menuju kamar mandi yang ada diruang tamu.

Gadis itu mengelap darah yang masih keluar dari hidungnya, Gema cowok itu setia menunggu Karisa dibelakang gadis itu.

"Gpp?ada yang sakit kalo ada kita ke rumah sakit aja"ucap gema khawatir.

KARISA[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang