25 Desember 199X
"Hik."
Cegukan kuat itu dikeluarkan seorang wanita yang berjalan saja sudah sempoyongan tapi terus mengisi mulutnya yang penuh dengan lipstick merah menggoda dengan isi botol alkohol di tangannya. Rupa wajahnya begitu rupawan namun sayang sekali beberapa orang yang berpapasan dengannya memilih menyingkir –sungkan untuk berurusan dengan orang mabuk.
"Bangsat... hidupku semakin kacau. Ini semua salahmu!" bentaknya pada perutnya yang mulai membuncit. Pakaian tebalnya malah memperjelas perutnya.
"Pria Filipina brengsek. Sudah ku katakan untuk menggunakan pengaman malah asik menggenjotku. Aish..."
Ia menghentikan gerutuannya tatkala botol minumannya telah habis. Ia berdecak kesal lalu melemparkan botol kaca itu sembarang.
Mata merahnya menatap perutnya lamat sebelum melayangkan pukulan kuat. "Aku.. hik... sudah berusaha menyingkirkanmu. Kau menganggu pekerjaanku bangsat. Enyahlah..."
Ia terus memukul perutnya beringas, tak mempedulikan suhu udara yang semakin menurun lalu butiran salju mulai turun.
"ENYAH KAU BANGSAT!"
BUK
BUK
BUK
"ARGH!!"
Sekarang, ia malah merintih kesakitan. Rasanya sangat mulas dan perutnya seperti akan terbelah. Ia jatuh terduduk dan terus memegangi perutnya. Darah mengalir deras keluar dari selangkangannya, mengotori salju putih yang menjadi alas duduknya.
Rintihannya berubah menjadi teriakan ketika sesuatu mendesak keluar. Air mata pun turun hingga merusak riasan wajahnya. Ia terus mengutuk sesuatu yang akan keluar dari tubuhnya.
Dalam dinginnya udara, dalam malam yang seharusnya dirayakan penuh sukacita sambil memanggang kue jahe dan saling berbagi hadiah satu sama lain, sosok bayi mungil-merah telah lahir. Tangisannya memecah keheningan malam. Kulit putih pucatnya persis seperti salju yang mendadak berhenti seolah menyambutnya.
Namun, wanita yang kini berganti status menjadi seorang ibu itu menatap kosong pada bayi yang tengah menangis-meraung karena dingin.
"Berakhir sudah..."
---------------
Kabukicho.
Adalah daerah yang menjadi bagian dari wilayah Tokyo yang tetaplah penuh glamour oleh sorotan lampu warna-warni tapi warna merahlah yang paling mendominasi. Ketika berada di sini kalian akan disambut oleh sebuah gerbang yang terlihat seperti biasa saja tapi bagi beberapa orang yang sudah mengetahuinya, gerbang itu adalah dunia lain yang jauh dari kata putih.
Gerbang itu seolah menjadi perbatasan antara dunia polos dan dunia dengan aroma dewasa yang pekat.
Siapapun boleh bebas melenggang memasuki wilayah ini. Tak ada persyaratan khusus.
Akan tetapi, jika kalian memiliki mental lemah dan kantong yang setipis kertas jangan harap bisa keluar dari wilayah yang mendapat julukan red district.
Selepas melewati gerbang kalian akan disambut oleh para wanita cantik yang tersenyum malu-malu dengan bibir terpoles lipstick merah dengan kerlingan mata nakal mereka seolah tengah merayu kalian untuk terperangkap dalam pesona mereka. Suara-suara halus mereka akan terus menggoda kalian hingga kalian akan berbelok dan akhirnya masuk ke jebakan mereka.
Tidak, cobaan itu bukan hanya untuk kaum Adam saja.
Berjalan lebih dalam kalian akan menemukan para pria dengan wajah rupawan, tatanan rambut indah dan senyuman menawan membuat para kaum Hawa yang sengaja atau tidak memasuki wilayah Kabukicho langsung tertahan oleh pesona mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE WHITE PIERROT [Completed]
RandomKini (Name) memang menjadi Queen bagi Hanma Shuji serta menjadi bidak paling disayangi Kisaki Tetta. Akan tetapi, siapakah sosok yang sangat jenius dengan surai nyentrik itu? Selamat datang dalam cerita lain dari The Grim Reaper. Dimana masa lalu d...