4. Meet You

1.1K 258 15
                                    

Tuan Rentenir bersenandung bahagia melihat mejanya dipenuhi lembaran uang maupun batangan emas juga sekotak penuh berlian. Ia bahkan tertawa dengan suaranya yang menggelegar. Tangannya tak henti-hentinya meraup lembaran uang, menciuminya lalu melemparkannya ke udara. Ia juga menggenggam sejumput berlian yang langsung berkilauan ketika ditimpa sinar lampu.

"Khehee.... Pemandangan yang sangat indah~"

Mata Tuan Rentenir beralih ke sosok yang duduk dengan tangan yang masih berlumuran darah terkulai lemas di samping tubuhnya. Pandangannya kosong. Manik orchid yang pertama kali ditemuinya menjadi redup. Sosok (Name) lebih mirip dengan boneka marionette yang bisa bernapas.

Tuan Rentenir menghampiri (Name). Ia berjongkok di hadapannya. Tangannya terulur untuk mengangkat dagu (Name). Ah, anak ini tengah terguncang rupanya. Dijual Mama tercinta dengan sesuka hati lalu dibawa ke tempat ini dan melihat orang mati ditangannya sendiri. Siapapun yang mengalami hal yang sama dengan (Name) pastinya kejiwaannya akan terganggu, terlebih anak ini barulah seumur jagung dimana dia seharusnya masih ketawa-ketiwi dengan kehidupan masa kanak-kanaknya.

Akan tetapi, semenjak awal kehidupan (Name) sudah sangat berbeda dari anak yang lainnya. Anak dari seorang pekerja seks yang entah siapa Ayahnya, Mama yang membenci kehadirannya dan berusaha membunuhnya tapi Tuhan lebih menyayanginya untuk tetap bertahan.

"Seharusnya kau berterimakasih padaku, (Name)."

Sudut bibir Tuan Rentenir tertarik membentuk senyuman. "Aku yang dulu mempertahankanmu agar Mama mu itu tetap membiarkanmu hidup dan sekarang aku mengambilmu agar Mama mu tak lagi menyakitimu."

"Berbahagialah, (Name)."

Tuan Rentenir merogoh saku celananya untuk mengambil saputangannya. Ia membersihkan bercak darah yang mengotori wajah cantiknya (Name). "Karena kau baru saja menghibur para penonton dengan baik akan ku beri kau kebebasan."

(Name) yang sendari tadi diam mulai balas menatap setelah mendengar kata bebas dari mulut Tuan Rentenir dan itu membuat Tuan Rentenir menyeringai.

"Kau boleh kemanapun sesuka hatimu. Ambilah uang yang berserakan di lantai, belilah barang yang kau sukai atau apapun.

"Sekarang, kau tidak perlu takut Mama mu memarahimu, memukulmu bahkan berteriak memaki dirimu. Kau bebas, nak."

"... aku... tidak percaya..."

Sontak saja Tuan Rentenir tertawa terpingkal-pingkal mendengar ucapan datar (Name). Astaga, anak ini benar-benar cerdas!

Saputangan yang digunakan langsung dibuang sembarang oleh Tuan Rentenir. Ia bangkit berdiri dengan mata yang terus menatap tertarik pada (Name).

"Sayang sekali, hanya kau yang tak terpengaruh dengan ucapanku.. hahaha.... Baiklah-baiklah. Bagaimana kita membuat kesepakatan?"

(Name) diam tapi Tuan Rentenir melihat setitik rasa penasaran di mata orchid (Name).

"Kau akan memegang kata-kataku tadi tentang kebebasanmu. Tapi dengan syarat kau harus terus menghibur para penontonku. Sesimpel itu."

(Name) kembali menunduk. Apakah ini yang terbaik?

Setidaknya ia tidak benar-benar dijual untuk dijadikan budak seks oleh orang-orang gila.

Setidaknya setiap kata yang dilontarkan Tuan Rentenir terdengar sangat menyakinkan.

Ia hanya harus bekerja untuk terus menghibur para penonton Tuan Rentenir....

.... Hanya sesimpel itu....

.... Tidak ada pilihan lagi bukan?....

Tuan Rentenir memberi jalan pada (Name) yang mengambil segenggam uang di lantai lalu perlahan bangkit berdiri. Tanpa kata, (Name) berjalan keluar yang membuahkan senyuman di muka Tuan Rentenir.

THE WHITE PIERROT [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang