6. A Confession

954 221 5
                                    

[WARNING! AKAN BERBEDA DARI MANGA ATAU ANIMENYA!]

Shinichirou akhirnya bisa menikmati waktu bersama Manjirou. Anak itu sangat susah sekali untuk sekedar duduk tenang seperti sekarang jika tidak diiming-imingi dengan sebungkus penuh taiyaki. Mentang-mentang sudah mempunyai geng, Manjirou malah lebih sering menghabiskan waktu bersama teman-temannya itu dan jarang berinteraksi kecuali dengan Emma tentu saja.

Manjirou terlihat sangat mencintai adiknya itu. Sampai-sampai membuat nama Mikey agar Emma tak kesepian karena namanya terdengar asing di telinga orang Jepang. Lalu temannya Manjirou –Baji Keisuke malah ikut-ikutan membuat nama Edward yang hanya ditatapi datar oleh Emma.

"Ne.. Manjirou. Apa kau baik-baik saja jika mempunyai kakak baru?"

Manjirou masih asik mengunyah taiyaki dengan matanya menatap lurus lautan. Angin laut yang berhembus menerbangkan helaian rambut pirangnya.

"Nom... entahlah..." Mikey mengambil taiyaki dan memakannya lagi

"Kakak barumu ini hebat. Sepertinya juga kuat bertarung."

Hanya suara kunyahan yang keluar dari mulut penuh Manjirou. Shinichirou memakluminya. Wajar saja Manjirou mungkin akan terkejut karena tiba-tiba dia akan mendapatkan kakak baru setelah Emma datang.

Keluarga Sano memang sangatlah rumit.

"... Tak apa..."

Shinichirou melirik Manjirou yang juga menatapnya.

"Ku bilang tak apa. Mungkin aku juga akan menyukainya."

Shinichirou tersenyum lega mendengarnya. Ia mengusak rambut pirang Manjirou dan ikut menatap hamparan laut biru di depan sana. Ia melirik lagi Manjirou yang nampak senang-senang saja mendengarnya akan mendapatkan kakak baru.

Apakah ini saatnya juga ia harus mengatakan kalau mereka juga akan mempunyai adik baru?

"Mungkin lain kali saja," gumamnya

"Hah? Kau berkata apa aniki?" tanya Manjirou

"Tak ada." Shinichirou menggeleng. "Bagaimana kabar gengmu itu?"

Senyuman Manjirou melebar mendengar gengnya disebut kakaknya yang sengaja atau tidak menjadi panutannya untuk ikut membuat geng yang berjaya seperti Shinichirou dimana dia bisa membuat era berandalan yang sangat makmur.

Manjirou terus menceritakan gengnya dan Shinichirou yang menyimaknya dengan baik. Mereka berdua menghabiskan waktu meski hanya berbincang dan bersenda gurau di pinggir laut tapi terasa begitu menyenangkan. Hingga waktu menunjukan pukul lima sore, kedua kakak-beradik itu memutuskan pulang.

"Bolehkah aku mengendarai Babu?"

Shinichirou tersenyum tipis. "Belum saatnya." Dan mendapatkan bibir Manjirou yang maju mirip ikan. Ia tertawa kecil melihat raut kesal Manjirou dari balik spion motor.

"Suatu saat kau akan mengendarainya, Manjirou. Aku jamin hal itu."

Manjirou tersenyum. Ia mengangkat kepalanya menatap langit cantik berwarna jingga sedikit ungu tapi masih ada warna biru yang tersisa dan sedikit awan putih yang tetap menggantung. Ia mengeratkan pegangannya pada ujung baju Shinichirou. Angin yang berhembus kali ini memang terasa sejuk menenangkan tapi firasatnya merasakan sesuatu yang buruk sebentar lagi akan terjadi.

-------------------

Shinichirou tak pulang ke rumah utama. Ia beralasan akan ke bengkel dulu dan berpamitan pada Emma yang menunggunya.

THE WHITE PIERROT [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang