03

4.1K 590 84
                                    

Dua hari sudah berlalu setelah kejadian Sasuke yang memporak-porandakan dapur kediaman utama Hyuuga. Jangan menyalahkan Sasuke, karena itu adalah permintaan si Putri Sulung Hyuuga yang sedang hamil muda.

Saat ini Sasuke sedang berada di sebuah toko swalayan yang terletak di pusat desa Konoha. Desa sudah semakin maju, Sasuke sepertinya sudah banyak tertinggal mengenai kemajuan teknologi di dunia. Ia bahkan saat pertama kali pulang ke desa sempat kaget melihat orang lain berbicara melalui telepon genggam. Untunglah wajah tampan nan datar miliknya menyembunyikan itu semua, kalau tidak akan rusak imejnya sebagai laki-laki most wanted—walaupun ia adalah kriminal dulunya.

Banyak pasang mata yang mengamati gerak-gerik Sasuke saat ini. Jujur saja, pria Uchiha ini sebenarnya sangat risih. Siapa yang tidak akan merasa risih jika ditatap seolah-olah kau akan menghancurkan bangunan saat bergerak sedikit saja.

Belum lagi bisikan dari ibu-ibu yang terlalu keras menurut Sasuke. Memangnya apa yang salah dengan berdiri di depan rak barisan susu untuk ibu hamil?

Ya, apa yang salah? Inner Sasuke sedikit ragu.

Jangan mentertawakan Sasuke, ia hanya menuruti keinginan yang sangat amat merepotkan dari anak Naruto yang berada di perut Hinata. Bayi menyebalkan itu ingin dibelikan susu oleh Sasuke. Pagi-pagi buta utusan dari klan Hyuuga mendatangi tempat tinggal Sasuke dan mengatakan keinginan dari Nona mereka.

Dengan amat sangat terpaksa, berdirilah Sasuke kini di tempat yang seharusnya tidak ada dia.

Karena sungguh, demi leluhurnya Indra. Wanita hamil dengan hormon yang tidak stabil dan sensitifitas tinggi seperti Hinata benar-benar mengerikan saat menangis ataupun marah. Ingat kejadian dua hari yang lalu? Sasuke sangat kesulitan membujuk Hinata agar berhenti menangis. Tidak ada yang berniat membantu, ingat hanya Sasuke sendirian yang berusaha.

Mereka senang melihat Sasuke frustasi!

Hampir lima belas menit Sasuke hanya berdiri diam, tanpa bergerak satu sentimeter pun. Matanya memindai, kira-kira mana susu yang cocok untuk Hinata. Seingatnya, susu yang dikonsumsi wanita hamil harus menyesuaikan usia kandungannya agar nutrisi yang diperlukan si bayi tercukupi.

Sedikit rahasia, Sasuke sempat diam-diam datang ke perpustakaan Konoha untuk membaca buku tentang kehamilan. Apa saja yang diperlukan wanita hamil, apa saja yang dilarang untuk dilakukan oleh wanita hamil, dan posisi yang aman saat berhubungan seksual dengan wanita yang hamil—eh.

Baik, lupakan itu tidak penting untuk pria lajang seperti Sasuke!

Masalah terbesar Sasuke di tempat ini adalah, ia lupa menanyakan pada Hinata berapa usia kandungannya. Bagaimana ia bisa memilihkan susu yang tepat? Bagaimana jika ia salah memilih dan bayi menyebalkan itu harus keluar lebih cepat dari perut ibunya? Padahal bentuknya belum seperti manusia, kan?

"Sasuke-kun"

Sasuke menoleh dan mendapati Ino sudah berdiri tepat di sampingnya. Kunoichi berambut terang ini sepertinya habis berbelanja kebutuhan rumahnya. Terlihat dari troli yang dibawanya cukup penuh.

Sasuke enggan membuka suara, ia hanya menoleh ke arah Ino seolah bertanya kenapa memanggil namanya. Ino maklum, pria di depannya ini memang sangat sulit diajak berkomunikasi secara verbal. Terlebih mereka memang tidak begitu dekat, walaupun dulu Ino sempat menjadi salah satu pengejar cinta Sasuke.

"Sepertinya kau sedikit kebingungan, perlu bantuan?" Ino berinisiatif membantu. Kalau dibiarkan saja, wanita blonde ini yakin Sasuke tidak akan bergerak selama berjam-jam.

Sasuke hanya mengangguk namun tidak membuka suara. Jika bukan Sasuke yang ada di depannya ini, Ino mungkin sudah marah-marah karena diabaikan dan seolah berbicara sendirian. Wanita itu menghela napas pelan, berusaha tidak emosi. Mata aquamarine miliknya mengamati objek yang sejak tadi Sasuke lihat, ternyata susu untuk wanita hamil.

You're not AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang