Haloo!!! Ketemu lagi sama author.
Chapter pertama nih. Jangan lupa ya, sebelum baca wajib banget buat follow akun ini.
Jangan lupa juga buat komen disetiap paragraf nya. Dan klik Icon bintang (Vote) biar aku semangat buat bikin Chapter selanjutnya!
HAPPY READING GUYS!!!!!
-------------------------------------------------
"Awali pagimu dengan senyuman dan sarapan. Bukan harapan yang tidak kunjung mendapat kepastian."
-------------------------------------------------
Hari ini adalah hari senin. Hari dimana tahun ajaran baru, dimulai.
Prasasti Aksara Tungga Dewi. Seorang gadis cantik dengan segala aura positifnya dan kecantikan versi local sekaligus natural. Membuat siapa pun terpana karena pesona nya.Hari ini ia naik ke bangku SMA kelas 11. Tepatnya, 11 IPA 2.
Atau biasa disingkat sepadu.
Walaupun Dewi ini keturunan orang sunda, bahkan tinggal di tanah sunda. Ia tidak bisa berbicara bahasa daerahnya itu.
Sebenarnya bisa. Tapi hanya berbicara dengan teman sebaya nya saja. Lantaran ia hanya perlu menggunakan bahasa sunda loma.
“Raraaasss…..”
“Ini ada Vivi udah nyamper nih.”
“Iya Mah, sebentar…”
Dk dk dk
Terdengar suara langkah kaki dari sebuah kamar bernuansa biru muda.
Ceklek
“Vi? Tumben lo nyamper? Kesambet apaaan lo, pagi pagi udh nyamper aja,” tanya nya sambil berjalan menghampiri sahabatnya itu.
“Noh liat jendela! Langit aja masih gelap.” Lanjutnya.
Memang, langit masih sangat gelap. Karena sekarang baru saja menunjukan pukul 05.35 dini hari. Padahal, jadwal masuk SMA Agniea adalah pukul 06.30 pagi.
Ntah setan apa yang merasuki sahabat Dewi yang satu ini.
Ya, dia adalah Vita Anita Indriyani. Sohib Dewi sedari mereka duduk dibangku Sekolah Dasar. Pagi ini Vivi datang ke rumah Dewi agar bisa berangkat bersama.
Cukup aneh, karena biasanya… Dewi lah yang harus menjemput sahabat magerannya satu ini. Ia terlihat sangat sangat bersemangat dan antusias untuk berangkat ke sekolah.
*Yailah kayak gatau aja lu pada, itu tu pen ketemu doi nya pasti
“Ehehehe, yaelah, serba salah gue lama-lama. Kemarin aja pas kelas 10 lu ngomel-ngomel mulu ke gue. Katanya ‘vii plis lah gue cape kalo harus nyamp---“ Ucapan Vivi terhenti lantaran Dewi memotongnya.
“Ck! Ssssst iya iya.”
“Udah buru! Lebih baik lo to the point aja sih. Kenapa lo nyamper gua pagi-pagi kaya gini? Pasti ada maunya, kan. Ngaku lo!” Dewi memicingkan matanya tajam.
Dewi sebenarnya bingung. Ada apa dengan Vivi yang mengajaknya berangkat sekolah sepagi ini. Padahal, di hari pertama masuk saja sudah pasti tidak akan ada KBM.
“Udah! Ga usah banyak bacot. Mending sekarang lo cepet ambil tas, pakai sepatu, terus kita ngacirr deh ke sekolah,”
“Emangnya lo ngga pengen apa dapet bangku paling depan? Lagi pula masa iya, WAKIL KM SEPADU datang paling belakangan.” Vivi menekan ucapannya saat berkata ‘wakil km sepadu’.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADA Bukan Tiada
Teen Fiction"Setia itu memang ada, tapi kesetiaan dalam sebuah hubungan yang bualan semata." **** "Kamu nggak apa-apa, Ras?" "Lain kali jangan ngelawan sama yang lebih tua!" "Jangan ngeluh. Kita berjuang bareng...