CHAPTER 16 : UJIAN

28 4 0
                                    

Hai hai hai! Apa kabar?

Semoga semua baik-baik aja, ya!

Sebelum baca, aku mau minta tolong agar kalian follow terlebih dahulu akun ini!

Aku minta dukungan dari kalian agar terus maju dalam berkarya

Jangan lupa untuk ramein komentarnya, oke. Juga jangan lupa, sehabis baca ceritanya, langsung di-vote, ya!


- HAPPY READING -

----------------------------------------------

"Hidup lah seperti pegas. Semakin kita ditekan, semakin kita siap untuk melompat lebih tinggi."

------------------------------------------------


Senin berganti Selasa, Selasa berganti Rabu. Sedangkan aku? Terus mencintai mu. 

Hari ini adalah hari yang sangat menegangkan bagi seluruh murid SMA Agniea. Dimana lembar kertas putih diletakkan dimasing-masing meja, dengan para pengawas yang tetap setia menunggu, memerhatikan, dan siap memakan siswa yang terlihat menyalin jawaban.

Suasana kelas 11 IPA 2 tampak hening.

Setiap siswa sibuk membaca buku untuk persiapan ulangan yang akan dilaksanakan tepat 10 menit mendatang.

Keheningan yang tercipta pun buyar. Tat kala seorang siswa dengan pakaian urakannya, dengan santai masuk ke dalam kelas.

Hei! Apakah ia tidak tahu, bahwa ulangan akan dilaksanakan 10 menit lagi?

“Kalian pada ngapa, dah? Tegang bener mukanya.” Siswa yang nyaris terlambat itu, tak lain dan tak bukan adalah Bram, Ketua Murid sepadu

“Kita hari ini ulangan semester kalo lo lupa.” Ujar Gennie jengkel, dengan tatapan sinisnya.

“Eh, iya anjir! Gue lupa, bangsul.” Entah mengapa, nada bicaranya sangat jauh berbeda dengan ekspresi wajahnya.

Wajahnya sama sekali tidak nampak terkejut.

Ia pun menduduki kursinya, tepat di pinggir meja Dewi. “Good Morning, Dew!” Bram menyapa, penuh dengan semangat.

Namun, Dewi membalas sapaan tersebut hanya dengan deheman singkat, dengan mata yang masih setia membaca buku yang sedari tadi ia pegang.

Hal tersebut tidak luput dari pendengaran Vivi. Sontak saja ia tertawa, lalu memandang Bram dengan tatapan meremehkan.

“Utututuu... kecian, dicuekkin, ya? HAHHAHAA.”

Bram mendengus kesal. Lalu, mengeluarkan ponsel dari saku celana abu nya itu.

Fian, selaku teman sebangku Bram pun berseru, "Woy! Lo udah belajar belum semalem?"

Bram menoleh ke arah Fian, membalas pertanyaan temannya secara spontan.

"Belum. Gue mah bismillah aja, walaupun belum buka buku sama sekali. Mana materi hari ini susah-susah lagi." Bram menunjukkan ekspresi memelasnya.

Kalian tahu, kan? Spesies macam apa Bram ini?

"Cot, cot, bacot, bacot, bacot? COT!"

"Nggak usah muna, deh, lo! Ngomongnya aja belum belajar semalem. Eh tahunya, udah persiapan dari seminggu yang lalu." Gennie mencibir dengan malasnya.

Lagi dan lagi, Bram mencebikkan bibirnya, kesal.

Lagi pula, siapa yang akan percaya? Apabila ada seseorang yang berkata, bahwa ia tidak punya persiapan apa pun untuk ujian. Namun, setiap ulangan. Ia selalu mendapat nilai di atas 80?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 27, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ADA Bukan TiadaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang