CHAPTER 4 : HADIAH?

42 13 0
                                    

Hiii! How are you today guys?

Aku harap semoga kalian baik-baik aja ya. Jangan lupa untuk bahagia dan bernafas, oke.

 Jangan lupa untuk bahagia dan bernafas, oke

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


- HAPPY READING -

----------------------------------------------

"Terkadang, kita terlalu fokus untuk memerhatikan perasaan kita. Tanpa sadar, kita bisa saja menyakiti perasaan orang lain."

----------------------------------------------


Baru saja Dewi mendaratkan bokong nya di kursi, tiba-tiba saja pintu kelas ditendang begitu keras oleh seseorang.

Dewi yang sedang makan coklat pun terlonjak kaget. Alhasil, ia pun tersedak coklat yang sedang ia makan.

 

BRAAKKKK—

Uhukkk

Uhuukk

Uhuukkk

Astagh-firu-llah hal-‘adziim.” Ucapnya terbata-bata

Ia pun segera menepuk dadanya sambil mengucap mantra

Bong-bong bong-bong.

Lalu meminum air yang berada di Tupperware-nya yang terletak di pinggir ranselnya, lalu menengok kearah pintu. Untuk melihat siapa orang yang sudah berani menendang pintu kelasnya.

Dari lawang pintu tersebut, terlihat seorang pria tampan dengan muka sempit, tubuh tinggi nan tegap, dan jangan lupakan rambut nya yang ia kucir keatas. Sehingga menambah kadar ke gemoy-annya.

Pria tersebut yang menyaksikan Dewi terbatuk-batuk pun hanya menyengir dengan tampang watados nya. Sedangkan Andin, Mega dan Yogi hanya mengelus-elus dada nya. Tidak dapat dipungkiri, mereka juga tidak kalah terkejut.

“Astaghfirullah hala’dziim. Lo bisa ngga sih masuk kelas tanpa harus ngedobrak pintu kayak gitu? Kalo rusak, emang lo mau ganti? Nggak kan!” Tegurnya dengan suara serak akibat tersedak.

Pria tampan itu tidak lain adalah Bram. Brammania Heandra Faxhad.

“Ya ampun Wi. Kok suara lo bisa nyampe serak gitu sih?”

Bram pun langsung menghampiri meja Dewi dan duduk di bangku sebelah nya. Dewi yang melihat itu langsung memberikan tatapan sinisnya.

"Biasa aja kali mbak ngeliatinnya. Gue kan jadi takut."

Ia memutar bola matanya malas. Lalu bertanya, "Btw, ada apa lo sampe dobrak pintu kayak gitu?”

“Gue ada kabar gembira!” Bram menatap Dewi dengan tatapan yang berbinar-binar.

ADA Bukan TiadaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang