5 - Awal Petaka

116 14 4
                                    

Hari ini rasanya benar-benar campur aduk. Gelisah, takut, heran, serta baper menjejali dada Rindu di saat bersamaan. Namun, dia tetap bersyukur, kemunculan Duta yang tiba-tiba itu paling tidak bisa membuatnya aman untuk sementara.

Rindu yang baru keluar dari kamar mandi langsung menuju meja rias sambil menggosok rambutnya dengan handuk. Setelah duduk di depan meja rias berbahan kayu kualitas premium itu, tatapannya mengarah ke wadah kaca di antara peralatan make up-nya. Di wadah kaca itu dia meletakkan cincin Duta sebelum masuk ke kamar mandi tadi. Dia lekas memakai kembali dan memperhatikannya dari dekat. Kalau dipikir-pikir, untuk apa Duta membawa cincin segala? Buket bunga juga? Sebenarnya apa tujuannya ke taman itu?

Teringat Duta, netra Rindu melebar. Dia belum mentransfer bayaran cowok itu. Dia pun langsung ke tempat tidur dan menyambar ponselnya yang tergeletak di atas kasur. Dia segera login ke M-banking-nya dan melakukan transaksi. Untungnya kali ini berhasil. Lagian, tumben-tumbennya tadi tiba-tiba gangguan. Entahlah, tapi seolah-olah semua ini bahasa alam yang sedang berpihak ke Rindu.

Berkat insiden gangguan itu Rindu jadi punya alasan untuk meminta kontak Duta. Meski belum tahu bagaimana cara membujuk cowok itu, setidaknya Rindu tidak langsung kehilangan begitu saja. Terlebih dia masih menyimpan cincinnya, benda yang kayaknya bisa banget mendatangkan cowok itu ke hadapan Rindu lagi.

Rindu lekas mengirim bukti SS ke cowok itu, sebelum dia ngamuk dan berpikir yang tidak-tidak.

Rindu terkekeh melihat foto profil WA Duta. Cowok modelan dia malah memasang gambar Winnie the Pooh. Apa-apaan coba?

Semenit dua menit Rindu masih menatap layar ponselnya, berharap Duta akan membalas kiriman SS-nya. Paling tidak satu kata "thanks" atau semacamnya. Namun, hingga sepuluh menit berlalu, tidak ada balasan apa pun dari cowok itu. Padahal statusnya online. Secuek itukah? Dia bahkan tidak menanyakan cincinnya. Masih belum sadar atau gimana?

Saat ingin meletakkan ponselnya untuk lekas berpakaian, tiba-tiba Rindu tergoda untuk melihat rekaman live tadi—yang sudah dibagikan untuk publik. Rindu langsung skip ke bagian dia beradegan dengan Duta. Senyumnya terbit samar-samar. Dari layar memang tidak terlalu kelihatan, tapi Rindu masih ingat jelas bagaimana ekspresi Duta saat mengucapkan kalimat puitis itu sambil bertatap-tatapan.

Puas mengulang bagian itu hingga tiga kali, Rindu beralih ke kolom komentar. Komentar terbaru rata-rata tentang Duta.

Runi Yasmin: Masyaallah ... ganteng banget jodoh orang.

Yulin Winarni: Aku suka cowok berkulit cokelat begini, terlihat lebih laki.

Shanum Azzahra: Mirip calonnya Ricis, ya, tapi ini versi sebelum glow up. Hehehe ....

Jingga Annida: Salfok ke tatapan cowoknya. Teduh banget.

Nita Krisnawati: Yang begini nemu di mana, Mbak Rindu? Mau, dong, kalau masih ada satu. Wkwkwkw ....

Rita Khaerunnisa: Potongannya ala-ala pangeran Arab, ya.

Iffa Latief: Dari caranya menatap Mbak Rindu, kayaknya tipe setia, deh.

Dwi Lestari: Semoga Mbak Rindu dan Mas-nya langgeng, biar Tristan si berengsek itu nyesel.

Shanti Nurhaeni: Yang salfok ke urat tangan cowoknya, kita satu server.

Dita Anggita: Gantengnya Indonesia ya begini, nggak perlu sampai rambut diwarnai segala, atau maksain diri untuk putih.

Sambil senyum-senyum sendiri, Rindu memutar lagi bayangan wajah Duta dalam kepalanya. Gantengnya dia memang tidak sekelas Oppa-Oppa Korea yang seketika bisa bikin salfok. Gantengnya Duta lebih ke pelan-pelan menjerat. Makin dilihat makin ada sesuatu yang unik. Mungkin karena rada menyebalkan, makanya auranya kurang terpancar.

Mendadak jadi Suami YoutuberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang