Bab 5 : Mendadak Kawin

218 27 7
                                    

Ikhlas itu bohong, yang benar adalah terpaksa lalu terbiasa.

.....

"Saya terima nikahnya dan kawinnya Ilyana prescilla binti radi pramudya dengan maskawin sebesar 140.283.44 US Dolar, dengan seperangkat alat salat. Dibayar tunai."

Dengan satu kali tarikan nafas, dengan satu kali pelafalan tanpa cacat sedikitpun.

Kini ilyana sudah sah menyandang status baru, tanpa tahu bentuk rupa suaminya ini.

Ya, ilyana masih di dalam kamar bersama genta dan nadine yang selalu setia menemani.

Dirinya sudah cantik berbalut baju pengantin khas pekanbaru, semuanya sudah terpasang anggun, serasi dengan dirinya.

Walaupun decak kagum, syukur, bahagia dan segalanya yang telah keluarganya panjatkan, sama sekali tidak mempengaruhi ilyana.

Saat ini, dirinya masih tidak menyangka akan berada di posisi seperti ini. Pakaian yang seharusnya kakaknya sendiri yang pakai, kini malah ia yang mengenakannya.

Lamunannya seketika buyar, tatkala genta dan nadine secara bersamaan memeluk ilyana dengan erat.

"G-gue turut berbahagia sekaligus sedih na, sabar ya. Semoga skenario yang tuhan siapin buat lo, gak seburuk yang sekarang kita fikirin." Ujar nadine dengan rintik air matanya.

"Gue yakin, bakal suami lo ini baik. Seandainya lo tersiksa sama pernikahan ini, kita selalu ada buat lo sampe kapanpun ko, na." Lanjut genta sembari mengelus pundak ilyana.

Dirinya sendiri hanya tersenyum getir, air matanya sudah kering, amarahnya sudah menguap ntah kemana. Saat ini, hanya perasaan pasrah sepasrah-pasrahnya.

Walaupun ketukan pintu diluar sana sudah berkali kali terdengar untuk memintanya keluar, ilyana masih tetap duduk manis tanpa mau bangkit.

"Bilang suruh laki laki itu yang jemput gue ke sini." Tukas ilyana dingin.

Baru pertama kali ilyana kembali membuka suara, selama semalaman kemarin ia mengurung diri di dalam kamar, tanpa ditemani siapapun.

"Iya na" jawab nadine cepat.

Ia berjalan kembali mendekati pintu yang masih terkunci, jangankan keluarganya diberi izin untuk masuk, bahkan MUA dan segala paketannya ilyana larang dan memilih genta juga nadine untuk membantu meriasnya.

"Maaf tan, ilyana nggak mau keluar kalo bukan suaminya sendiri yang dateng ngejemput." Sayup sayup terdengar kalimat kekecewaan dari keluarga ilyana.

Namun, mau tidak mau keluarganyapun menyetujui apa yang diinginkan ilyana.

Mencoba mengerti ilyana tanpa memaksakan keegoisan mereka sendiri.

..

Dilain sisi, beberapa jam sebelum ijab qobul digelar.

Airshaka ganendra, anak semata wayang dari keluarga ganendra ini terlihat sudah tampan dengan mengenakan pakaian pengantinnya.

Wajahnya terlihat tenang, terdiam di ujung sofa sembari menunggu keluarganya siap-siap.

Sesekali ia pandangi arloji yang bertengger di lengan kirinya.

Waktu Sudah menunjukkan pukul tujuh lewat seperempat. Mamanya terlihat cantik berbalut kain tenun khas kotanya.
Belum lagi papanya yang kini sudah sama gagahnya.

Sederet keluarga besar yang akan ikut mengantarnya ke rumah mempelai wanita, kian berdatangan menumpuk dengan hantaran dimasing masing tangan.

Sekali lagi, hatinya bertanya-tanya.
Memberikan sebuah keraguan beserta tanggung jawab yang sama beratnya.

ROMANTIC MARRIAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang