2

2.5K 379 4
                                    

Kennath memarkirkan mobilnya didepan butik ternama. Daracell dan Lauren bersiap untuk turun tetapi Kennath malah menurunkan sandaran kursi lalu memejamkan matanya.

"ngapain anjing? ayo turun" ujar Lauren

"lah supir mah disini aja" balas Kennath

"ni laki baperan banget tai biasanya dibercandain gitu gapernah pundung" kata Daracell

"gue ga pundung bego, masuk aja sih gue cape banget abis balik kuliah ini" ujar Kennath

"yaudah, jangan dikunci pintunya ya Ken. gue sama Dara masuk dulu"

"iye, hush hush"

Lauren dan Daracell turun dari mobil dan memasuki butik tersebut. mereka langsung disambut oleh beberapa pegawai dan salah satunya menghampiri mereka berdua.

"maaf sebelumnya sudah buat janji? atau pesanan?"

"tunggu sebentar" Lauren membuka ponselnya dan mencari nama Jeff pada roomchatnya dengan Haileey.

"atas nama Jeffry Edelwist"

pegawai itu membungkukkan badannya lalu tegak kembali "maafkan saya tidak mengenali Anda, Nyonya"

"tidak perlu seformal itu" ujar Lauren

"Tuan Jeffry sudah menunggu di lantai dua. tetapi tadi Tuan berpesan agar Nyonya menemui nya sendirian, ada yang mau dibicarakan"

Lauren menoleh kepada Daracell, Daracell mengangguk
"gue sama Ken tunggu di cafe depan aja kalo gitu ya? nanti kabarin aja oke?"

"sorry ya?"

"santai lah kaya sama siapa lu, mba duluan ya, eh gue duluan lo jangan lost control"

Daracell melangkah keluar sementara Lauren diarahkan untuk menuju lantai dua butik itu. setelah sampai di ruangan private, Lauren mengetuk pintunya lalu masuk dan menutupnya kembali.

Jeffry yang menyadari kehadiran seseorang spontan meletakkan ponselnya dan berdiri. lelaki itu mengulurkan tangannya dan dibalas oleh Lauren.

"Jeffry Edelwist"

"Laurence Xavazka"

"nice to meet you, Cece"

Lauren mengerutkan keningnya
"sorry?"

"ah maaf, saya cuma mau punya panggilan khusus agar kita tidak terlalu canggung. sepertinya saya salah" ujar Jeffry kikuk

"tidak masalah kalau Anda mau memanggil saya seperti itu" balas Lauren

Jeffry tersenyum lalu mempersilahkan Lauren untuk duduk.

"kamu nyaman nya kalau panggilan kita apa? i mean kaya aku-kamu atau gue-lo atau yang lain? sejujurnya saya agak kaku kalau berbicara formal terus" ujar Jeffry

"gue-lo gimana?" ujar Lauren yang langsung diangguki Jeff.

"sebenarnya kita seumuran" kata Jeff berusaha membuka topik obrolan

"bukannya lo lebih tua dua tahun dari gue?" tanya Lauren

"enggak, kita lahir di tahun yang sama. cuma gue percepatan sekolah jadi dua tahun lebih dulu" ujar Jeff

Lauren mengangguk "kirain gue bakal dijodohin sama kakek-kakek sekarat atau om-om hidung belang"

Jeff tertawa renyah "ekspetasi lo ketinggian"

"iya realitanya bikin jantungan"

"eh iya kita lanjut ngobrolnya di cafe depan aja gimana? kita pilih ini dulu, gaun sama jas"

SensitiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang