Lauren merenungkan perkataan Jeffry sepanjang perjalanan pulang. Jonathan yang menyadari raut wajah Adiknya itu langsung mencari celah untuk menghentikan mobilnya di pinggir jalan.
"Jo—"
Ucapan Theodore terhenti saat meliat Jonathan meletakkan telunjuknya didepan bibir. Jonathan dan Theodore menoleh kebelakang. Lauren yang menyender pada pintu mobil dan menatap keluar jendela. Masih belum menyadari kalau mobil berhenti berjalan.
"Adek.."
Lauren tersentak dari lamunanya lalu menyadari bahwa mobil berhenti dan kedua Kakak nya yang menoleh ke arahnya.
"gue gapapa Bang, Kak"
"lo bisa boongin diri lo sendiri tapi gabisa boong ke gue sama Jonathan" ujar Theodore
"cuma salah paham, Kak. gue juga paham tapi emang lagi gak mood aja jadi kaya gini"
"gak mau cerita dulu sebelum beneran pulang?" tanya Jonathan
"enggak Bang, jalan lagi aja"
Jonathan menoleh kearah Theodore, ia mengangguk lalu membisikkan suatu kalimat pada Jonathan.
"Adek kita udah gede, Jo"
Lauren menghela nafas pelan, setelah hampir dua jam memikirkan perkataan Jeffry tadi, ia sudah dapat berpikir lebih baik daripada yang tadi. toh Jeffry hanya bertanya, tidak lebih.
setelah menghapus makeup dan mandi, Lauren merebahkan badannya di kasur sambil mengecek ponselnya. ada beberapa pesan dari Jeffry, ia langsung saja membalasnya.
Lauren terkikik gemas, Jeffry cukup menarik. selain berparas pangeran, Jeffry memiliki selera humor yang baik dan sefrekuensi dengan Lauren (untuk saat ini).
Matanya mulai mengantuk, Lauren menyempatkan untuk memakai skincare terlebih dahulu lalu bergegas tidur.
🧚🏻♀️🧚🏻♂️
"sarapan apa Mom?"
Haileey menghentikan aktivitasnya dan melihat kearah Lauren yang menelungkupkan kepalanya di meja makan.
"waffle sama madu, mau kan?"
Lauren mengangguk, tidak lama Jonathan dan Theorode bergabung di meja makan. Hanya Jordy yang tidak terlihat.
"Dad kemana?" tanya Jonathan
"dibelakang, lagi mandiin anjing" ujar Haileey
"dih tumbenan amat biasanya ngusir-ngusir" ujar Theodore
"kaya gatau Dad mu aja"
"eh iya Dek"